Selasa, 15 Desember 2009

Renungan Hari Rabu, 16 Desember 2009

Kedatangan Hari Tuhan
1 Tessalonika 5: 2
"Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri malam"
Kebanyakan orang mengasosiasikan “hari Tuhan” dengan masa tertentu atau hari tertentu yang akan terjadi pada zaman akhir ketika rencana Allah dan maksudnya bagi dunia milikNya dan bagi umat manusia akan digenapi. Beberapa sarjana percaya bahwa “hari Tuhan” akan merupakan masa yang lebih panjang, dan bukannya satu hari saja – suatu periode waktu di mana Kristus akan memerintah di seluruh dunia sebelum Dia membersihkan langit dan bumi untuk mempersiapkan kekekalan bagi seluruh umat manusia. Namun para sarjana lain percaya bahwa hari Tuhan akan merupakan peristiwa yang cepat yang terjadi ketika Kristus kembali ke dunia untuk menebus orang-orang percaya yang setia dan untuk mengirim orang-orang yang tidak percaya kepada hukuman kekal.
“Hari Tuhan” biasanya menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir dari sejarah (Yesaya 7:18-25) dan sering diasosiasikan secara dekat dengan frasa “hari itu.” Salah satu kunci untuk memahami frasa ini adalah dengan memperhatikan bahwa frasa-frasa ini selalu berbicara mengenai suatu masa di mana Allah secara pribadi campur tangan dalam sejarah, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menggenapi aspek tertentu dari rencanaNya.

Kebanyakan orang mengasosiasikan “hari Tuhan” dengan masa tertentu atau hari tertentu yang akan terjadi pada zaman akhir ketika rencana Allah dan maksudnya bagi dunia milikNya dan bagi umat manusia akan digenapi. Beberapa sarjana percaya bahwa “hari Tuhan” akan merupakan masa yang lebih panjang, dan bukannya satu hari saja – suatu periode waktu di mana Kristus akan memerintah di seluruh dunia sebelum Dia membersihkan langit dan bumi untuk mempersiapkan kekekalan bagi seluruh umat manusia. Namun para sarjana lain percaya bahwa hari Tuhan akan merupakan peristiwa yang cepat yang terjadi ketika Kristus kembali ke dunia untuk menebus orang-orang percaya yang setia dan untuk mengirim orang-orang yang tidak percaya kepada hukuman kekal.

Bagian-bagian Perjanjian Lama yang berhubungan dengan hari Tuhan sering kali mengandung makna kesegeraan, hampir dan pengharapan: “Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat!” (Yesaya 13:6); “Hari itu sudah dekat, hari TUHAN sudah dekat” (Yehezkiel 30:3); “Sungguh, hari TUHAN sudah dekat,” (Yoel 1:15); “Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;” (Yoel 2:1); “Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!” (Yoel 3:14); “Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa” (Obaja 1:15); “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat” (Zefanya 1:7); “Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat sekali!” (Zefanya 1:14). Hal ini dikarenakan “hari Tuhan” dalam Perjanjian Lama sering berbicara mengenai penggenapan yang dekat dan jauh, sama halnya dengan nubuatan Perjanjian Lama. Ada kalanya dalam Perjanjian Lama di mana “hari Tuhan” digunakan untuk menggambarkan penghakiman bersejarah yang terlah digenapi dalam pengertian tertentu (Yesaya 13:6-22; Yehezkiel 30:2-19; Yoel 1:15; 3:14; Amos 5:18-20; Zefanya 1:14-18), sementara pada waktu lainnya istilah ini merujuk pada penghakiman illahi yang akan terjadi menjelang berakhirnya zaman (Yoel 2:30-32; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:1, 5). Perjanjian Baru menyebutnya sebagai hari “murka,” hari “perlawatan,” dan hari Allah Yang Mahakuasa (Wahyu 1:14) dan merujuk pada penggenapan di masa depan ketika murka Allah dicurahkan kepada bangsa Israel yang tidak mau percaya (Yesaya 22; Yeremia 30:1-17; Yoel 1-2; Amoz 5; Zefanya 1) dan dunia yang tidak percaya (Yehezkiel 38-39; Zakharia 14). Kitab Suci menunjukkan bahwa “hari Tuhan” akan datang dengan cepat, seperti pencuri di malam hari (Zefanya 1:14-15; 2 Tesalonika 2:2), dan karena itu kita sebagai orang-orang Kristen harus berjaga-jaga dan siap untuk datangnya Kristus setiap saat. Selain merupakan saat penghakiman, itu juga akan merupakan saat penyelamatan ketika Allah membebaskan sisa-sisa Israel, menggenapi janjiNya bahwa “seluruh Israel akan diselamatkan” (Roma 11:26), mengampuni dosa mereka dan memulihkan orang-orang pilihanNya ke tanah yang dijanjikannya kepada Abraham (Yesaya 10:27; Yeremia 30:19-31, 40; Mikah 4; Zakharia 13). Hasil terakhir dari hari Tuhan adalah “Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu” (Yesaya 2:17). Penggenapan utama atau yang paling akhir dari nubuat-nubuat mengenai “hari Tuhan” akan terjadi pada akhir dari sejarah ketika dengan kuasa yang ajaib Allah akan menghukum kejahatan dan menggenapi semua janjiNya.
Hari Tuhan adalah saat yang baik untuk berhenti dan mengevaluasi cara hidup kita, dan untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan dalam sikap kita.
Saurada-saudara yang terkasih, hari ini kita membaca tentang menanti hari Tuhan dan mempersiapkan diri akan kedatanganNya. Menanti hari Tuhan bukan untuk meperkirakan kapan tetapi bagaimana kita mempersiapkan diri. Tetapi kita sering terjebak dengan pertanyaan kapan sehingga segala sesuatu menjadi seputar waktu kedatangan dan bukan apakah kita siap untuk menyambutnya. Saudara-saudara, alasan kita perlu tahu kapan adalah untuk mempersiapkan diri kita. Kita perlu tahu kapan jam kerja, kapan waktu tram berangkat, kapan hari Natal, agar kita bisa mempersiapkan diri. Jadi pertanyaan kapan itu hanya sub-primer terhadap bagaimana. Ketika kita tahu bagaimana mempersiapkan diri untuk kerja, pertanyaan kapan sudah otomatis terjawab, atau bahkan tidak perlu lagi kita tanyakan. waktu Allah tidak sama dengan waktu kita. Allah melakukan segala sesuatu berdasarkan waktuNya, dan waktuNya adalah selalu baik. Kalau kita menempatkan Allah dalam konsep waktu kita, maka kita akan kecewa, frustrasi, karena Allah tidak selalu langsung memenuhi permintaanku ketika aku memintanya. Bila waktu Allah tidak sama dengan kita. Tetapi hari itu pasti datang. Kita diberi waktu untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Dia. Terlebih pada masa Advent ini kita mempersiapkan hati kita yang penuh pengharapan dan dalam kekudusan, membenci dosa dan mencintai perinta dan Hukum Tuhan. Sehingga kita dilayakkan turut serta menyambut kedatanganNya. Amin (EM).


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...