Kamis, 03 Desember 2009

Renungan Hari Jumat, 04 Desember 2009

Komitment Menjadi Umat Allah
Yeremia 30: 22
"Maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu."

Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi nabi. Perkataan Tuhan adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya. Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata Tuhan yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Tuhan. Umat Tuhan akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (31:31-34).
Apa sih sebenarnya arti kata komitmen? Mungkin sebagian dari kita ada yang mengerti dan dapat menjelaskan dengan baik. Mungkin sebagian dari kita ada yang bingung dan belum jelas apa artinya. Atau mungkin juga sebagian dari kita tidak tahu apa arti kata komitmen. Jadi komitmen adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Harusnya, sekali kita komit, maka kita akan selalu mempertahankan janji itu sampai akhir. Setiap orang dari kecil sampai dewasa pastilah pernah membuat komitmen, meskipun terkadang komitmen itu seringkali tidak diucapkan dengan kata-kata.Seiring bertambahnya usia seseorang, maka komitmen yang ada semakin berkembang dalam penerapannya. Lalu apa saja komitmen yang semakin berkembang itu? Bagaimana penerapan komitmen dalam kehidupan kita? Ada 2 (dua) faktor utama yang membuat orang tidak dapat mempertahankan komitmen yang telah ia buat sebelumnya, yaitu :

1. Internal (diri sendiri), seperti :
o Ceroboh saat akan mengambil keputusan, sehingga menyesal dikemudian hari.
o Kurang berpikir panjang sewaktu menganalisa resiko-resiko yang akan dihadapi apabila ia mengambil keputusan.
o Keyakinan goyah disebabkan karena seseorang tidak kuat mentalnya.
2. Eksternal (di luar diri sendiri), seperti :
o Lingkungan.
Seringkali karena pengaruh lingkungan, seseorang gagal dalam mempertahankan komitmennya. Didalamnya termasuk peran keluarga, pasangan, atau ahabat/teman.
o Gaya hidup yang tidak benar. Perkembangan jaman, selain membawa dampak positif, juga terkadang membawa dampak negatif bagi seseorang.
o Pengaruh uang. Tidak bisa dipungkiri, uang memiliki power yang besar dalam hidup ini. Apabila seseorang tidak kuat mental, komitmen yang dibuat seseorang dapat kandas di tengah jalan.
o Tidak tahan pada pasang surut kehidupan. Beberapa orang dapat terpengaruh akibat kehidupan yang dijalaninya, sehingga ia menyerah pada kehidupan.
Allah menjadikan kita umatnya merupakan suatu janji dan komitment Allah bagi kita yang percaya akan kuasaNya. Allah memiliki janji dan komitment untuk melepaskan bangsaNya dari penderitaan asalkan mereka mau menaati perintahNya dengan mengasihiNya didalam kehidupan sehari-hari. Tentu kita juga yang dipilih Allah menjadi umatNya tetap berpegang teguh pada komitment dan janji kita padaNya dengan melaksanakan perintahNya. Amin (EM).


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...