Berjalan Dalam Terang
Yesaya 30: 18-26
Yesaya 30: 18-26
Allah menciptakan manusia karena itu Allah pulalah yang mengetahui sepenuhnya segala yang dibutuhkan oleh manusia dan Dia mempunyai kuasa yang tidak terbatas. Kemampuan Allah tidak dapat diukur dan tidak bisa dibandingkan dengan siapapun juga. Jadi bila ada orang yang tidak percaya adanya Allah dan menyembah illah lain Tuhan berfirman "Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia ? Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia ? Firman Yang Mahakudus. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah : siapa yang menciptakan semua binatang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya ? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat" (Yesaya 40:18,25-26). Oleh sebab itu dikatakan terkutuklah orang yang mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri sebab dengan demikian sama dengan meremehkan Allah dan menganggap Allah itu tidak sanggup untuk menolongnya padahal manusia itu sendirilah yang terbatas segala-galanya. Jelas sekali apabila kita mengandalkan kekuatan kita sendiri pasti membuat kita menjadi congkak padahal Firman Tuhan "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap ?" (Yesaya 2:22). Selama kita hidup di dalam dunia ini tidak akan pernah terlepas dari namanya persoalan dan seringkali pertolongan yang kita harapkan dari Tuhan tidak segera datang tetapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah terlambat dalam hal memberikan pertolonganNya kepada kita. Syaratnya cuma satu yaitu kita menantikan pertolonganNya dengan kesabaran sebab "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu Ia akan segera membenarkan mereka" (Lukas 18:7-8a). Jadi apapun persoalan yang kita hadapi maka nantikanlah pertolonganNya dengan sabar sebab Dia tidak pernah terlambat dalam hal memberikan pertolonganNya kepada kita asalkan saja kita hanya mengandalkan Tuhan Yesus Kristus saja.
Setiap kita pasti mengalami persoalan-persoalan hidup yang membuat hidup kita terasa sukar. Pada saat-saat seperti itu kita pasti menantikan datangnya pertolongan Tuhan. Masalahnya adalah bagaimana kita menunggu dan mengalami pertolongan Tuhan itu? Ketika kita ada dalam satu persoalan hidup yang berat, yang harus kita percayai adalah pribadi Allah yang tidak mungkin membiarkan kita menghadapi cobaan yang melebihi kekuatan kita. Namun kadang kita menjadi lemah dan putus asa ketika persoalan itu menjadi semakin berat, sementara kita berdoa tak kunjung datang pertolongan-Nya. Untuk ini kita perlu belajar bagaimana caranya menunggu dengan tenang datangnya pertolongan Tuhan tersebut. Ada beberapa sikap hati yang harus kita terapkan di sini dalam menunggu dengan tenang datangnya pertolongan Tuhan tersebut.
Pertama, kita harus berani untuk bersabar dalam menunggu datangnya pertolongan Tuhan tersebut. Pada umumnya kita cenderung untuk mendesak Tuhan supaya Ia segera memberikan pertolongan-Nya. Tetapi sebagai orang percaya yang dewasa, kita harus mempercayai Tuhan bahwa Ia memiliki waktu-Nya sendiri. Menunggu waktunya Tuhan merupakan pergumulan untuk percaya sepenuhnya kepada pribadi Tuhan yang bijaksana. Pada akhirnya Tuhan akan memberi pertolongan walaupun kelihatannya waktu sudah semakin habis dan keadaan terlihat sudah tertolong lagi. Dalam hal ini kita harus belajar untuk mengikuti jadwalnya Tuhan, dan bukan jadwalnya kita. Dan yakinlah bahwa Tuhan tidak akan pernah terlambat sedetikpun dalam memberikan pertolongan-Nya.
Kedua, Kita harus menutup mata dan teliga kita terhadap sumber lain. Kita harus menaruh harap hanya kepada Tuhan saja. Dengan mengharapkan pertolongan yang datang dari Tuhan saja, maka Tuhan akan memperkenalkan diri-Nya kepada kita supaya terbangun sebuah hubungan intim antara kita dengan-Nya. Ia ingin kita dapat mempercayai-Nya sebagai mempelai pria yang tidak pernah ingkar janji terhadap kita sebagai mempelai wanitaNya. Ia mau membuktikan pada kita bahwa Ia adalah Allah yang selalu bertanggung jawab atas keadaan kita. Untuk itulah diperlukan keintiman antara kita dengan-Nya supaya kita memiliki keyakinan penuh kepada-Nya dan tidak menyeleweng kepada sumber lain selain daripada diri-Nya.
Ketiga, kita harus tetap beriman kepada-Nya. Kadang saat kita bersabar dalam menantikan pertolongan-Nya, iman kita mulai memudar sedikit demi sedikit. Dalam Ibr. 6:12 kita dinasehati untuk “… Jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.” Haruskah kita merasa heran atau patah semangat bila setelah menerima janji dari Tuhan, penggenapannya mulai tampak semakin jauh? Kesabaran adalah peragaan dari iman, namun hanya sedikit orang yang memahami hal ini. Karena gagal memahaminya, hanya sedikit orang yang dapat mencapai penggenapan dari janji Allah dalam hidup mereka. Tanpa iman, kesabaran tidak akan dapat bertahan lama. Tanpa kesabaran, iman tidak akan mendatangkan hasil.
Keempat, Kita harus meyakini bahwa apapun jawaban Tuhan atas doa kita, walaupun itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi itulah yang terbaik bagi kita. Mengapa demikian? Karena manusia sering meminta yang baik dari Allah, tetapi Allah selalu memiliki yang terbaik untuk manusia.
Maka dalam menyambut kedatangan Kristus pada Minggu Advent ke IV ini marilah kita tetap menanti dan berjalan di jalur kehidupan yang benar yang akan mengantar kita sampai kepada kehidupan yang kekal dan kebahagiaan yang abadi, marilah kita tetap berjalan dengan terang Firman Tuhan, karena Firman Tuhan akan menyinari jalan kita, sehingga kita tahu memilih jalan dan melangkah dengan tepat. Orang yang berjalan dalam terang Firman Tuhan akan mendapatkan berkat berkelimpahan dan Pemazmur mengatakan: “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Selamat Advent !!! Amin (EM).
Setiap kita pasti mengalami persoalan-persoalan hidup yang membuat hidup kita terasa sukar. Pada saat-saat seperti itu kita pasti menantikan datangnya pertolongan Tuhan. Masalahnya adalah bagaimana kita menunggu dan mengalami pertolongan Tuhan itu? Ketika kita ada dalam satu persoalan hidup yang berat, yang harus kita percayai adalah pribadi Allah yang tidak mungkin membiarkan kita menghadapi cobaan yang melebihi kekuatan kita. Namun kadang kita menjadi lemah dan putus asa ketika persoalan itu menjadi semakin berat, sementara kita berdoa tak kunjung datang pertolongan-Nya. Untuk ini kita perlu belajar bagaimana caranya menunggu dengan tenang datangnya pertolongan Tuhan tersebut. Ada beberapa sikap hati yang harus kita terapkan di sini dalam menunggu dengan tenang datangnya pertolongan Tuhan tersebut.
Pertama, kita harus berani untuk bersabar dalam menunggu datangnya pertolongan Tuhan tersebut. Pada umumnya kita cenderung untuk mendesak Tuhan supaya Ia segera memberikan pertolongan-Nya. Tetapi sebagai orang percaya yang dewasa, kita harus mempercayai Tuhan bahwa Ia memiliki waktu-Nya sendiri. Menunggu waktunya Tuhan merupakan pergumulan untuk percaya sepenuhnya kepada pribadi Tuhan yang bijaksana. Pada akhirnya Tuhan akan memberi pertolongan walaupun kelihatannya waktu sudah semakin habis dan keadaan terlihat sudah tertolong lagi. Dalam hal ini kita harus belajar untuk mengikuti jadwalnya Tuhan, dan bukan jadwalnya kita. Dan yakinlah bahwa Tuhan tidak akan pernah terlambat sedetikpun dalam memberikan pertolongan-Nya.
Kedua, Kita harus menutup mata dan teliga kita terhadap sumber lain. Kita harus menaruh harap hanya kepada Tuhan saja. Dengan mengharapkan pertolongan yang datang dari Tuhan saja, maka Tuhan akan memperkenalkan diri-Nya kepada kita supaya terbangun sebuah hubungan intim antara kita dengan-Nya. Ia ingin kita dapat mempercayai-Nya sebagai mempelai pria yang tidak pernah ingkar janji terhadap kita sebagai mempelai wanitaNya. Ia mau membuktikan pada kita bahwa Ia adalah Allah yang selalu bertanggung jawab atas keadaan kita. Untuk itulah diperlukan keintiman antara kita dengan-Nya supaya kita memiliki keyakinan penuh kepada-Nya dan tidak menyeleweng kepada sumber lain selain daripada diri-Nya.
Ketiga, kita harus tetap beriman kepada-Nya. Kadang saat kita bersabar dalam menantikan pertolongan-Nya, iman kita mulai memudar sedikit demi sedikit. Dalam Ibr. 6:12 kita dinasehati untuk “… Jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.” Haruskah kita merasa heran atau patah semangat bila setelah menerima janji dari Tuhan, penggenapannya mulai tampak semakin jauh? Kesabaran adalah peragaan dari iman, namun hanya sedikit orang yang memahami hal ini. Karena gagal memahaminya, hanya sedikit orang yang dapat mencapai penggenapan dari janji Allah dalam hidup mereka. Tanpa iman, kesabaran tidak akan dapat bertahan lama. Tanpa kesabaran, iman tidak akan mendatangkan hasil.
Keempat, Kita harus meyakini bahwa apapun jawaban Tuhan atas doa kita, walaupun itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi itulah yang terbaik bagi kita. Mengapa demikian? Karena manusia sering meminta yang baik dari Allah, tetapi Allah selalu memiliki yang terbaik untuk manusia.
Maka dalam menyambut kedatangan Kristus pada Minggu Advent ke IV ini marilah kita tetap menanti dan berjalan di jalur kehidupan yang benar yang akan mengantar kita sampai kepada kehidupan yang kekal dan kebahagiaan yang abadi, marilah kita tetap berjalan dengan terang Firman Tuhan, karena Firman Tuhan akan menyinari jalan kita, sehingga kita tahu memilih jalan dan melangkah dengan tepat. Orang yang berjalan dalam terang Firman Tuhan akan mendapatkan berkat berkelimpahan dan Pemazmur mengatakan: “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Selamat Advent !!! Amin (EM).