Hidup Yang Kekal
Yohanes 6 : 40
Yohanes 6 : 40
"Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Dalam Safaat-Nya yang agung, Juruselamat memberikan kepada seluruh umat manusia kunci untuk memperoleh kehidupan kekal: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3). Tetapi bagaimana seseorang dapat mengenal satu-satunya Allah yang benar? Juruselamat menjawab: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6). Saya bersaksi bahwa satu-satunya cara bagi kita serta seluruh umat manusia untuk dapat datang kepada Bapa Surgawi kita dan mengenal Dia, dengan demikian memperoleh hidup yang kekal, adalah dengan datang kepada Tuhan Yesus Kristus serta mengenal Dia.
Namun demikian, Yesus Kristus, Anak Allah yang kekal dan tanpa dosa (1 Petrus 2:22) telah menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14) dan mati untuk membayar hukuman kita. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Yesus Kristus mati di salib (Yohanes 19:31-42), dan menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung (2 Korintus 5:21). Tiga hari kemudian, Dia bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:1-4), menyatakan kemenanganNya atas dosa dan kematian. “Yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” (1 Petrus 1:3).
Dengan iman kita harus meninggalkan dosa kita dan berbalik kepada Kristus untuk mendapatkan keselamatan (Kisah Rasul 3:19). Jika kita menaruh iman kita kepadaNya, percaya kepada kematianNya di atas salib untuk membayar dosa-dosa kita, kita akan diampuni dan diberikan hidup kekal di surga. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Hanya iman di dalam karya Yesus yang telah diselesaikan di atas salib yang merupakan satu-satunya jalan kepada hidup kekal! “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9).
Harapan akan kebangkitan badan dari antara orang-arang yang telah meninggal, muncul sebagai akibat dari iman akan satu Allah yang menciptakan seluruh manusia dengan jiwa dan badannya. Dia memegang teguh perjanjiannya dengan Abraham dan keturunannya. Sambil memandang dua kenyataan ini, maka muncullah iman akan kebangkitan. Orang-orang farisi dan banyak orang pada zaman Yesus mempunyai harapan akan kebangkitan. Yesus mengajarkan itu sangat jelas. Kepada orang-orang saduki yang menolakNya Ia menjawab “kamu sesat justru karena kamu tidak mengenal kitab suci maupun kuasa Allah.”(Mrk 12:24) Iman akan orang–orang yang telah meninggal berdasar atas iman bahwa “Tuhan bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup”(Mrk. 12:27). Yesus menghubungkan iman akan kebangkitan dengan diriNya “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh.11:25). Pada akhir zaman, Yesus sendiri akan membangkitkan mereka yang percaya kepada-Nya, yang telah makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya. Dalam kehidupan di dunia ini Yesus memberikan tanda dan jaminan untuk itu, ketika ia membangkitkan beberapa orang mati seperti Lazarus (Yoh.11:1-44), anak muda di Nain (Luk. 7:11-17), Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk.5:21-42). Harapan akan kebangkitan Kristen diwarnai seluruhnya oleh pertemuan dengan Kristus yang bangkit. Kita akan bangkit seperti Dia dan oleh Dia. Amin (EM).
Dalam Safaat-Nya yang agung, Juruselamat memberikan kepada seluruh umat manusia kunci untuk memperoleh kehidupan kekal: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3). Tetapi bagaimana seseorang dapat mengenal satu-satunya Allah yang benar? Juruselamat menjawab: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6). Saya bersaksi bahwa satu-satunya cara bagi kita serta seluruh umat manusia untuk dapat datang kepada Bapa Surgawi kita dan mengenal Dia, dengan demikian memperoleh hidup yang kekal, adalah dengan datang kepada Tuhan Yesus Kristus serta mengenal Dia.
Namun demikian, Yesus Kristus, Anak Allah yang kekal dan tanpa dosa (1 Petrus 2:22) telah menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14) dan mati untuk membayar hukuman kita. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Yesus Kristus mati di salib (Yohanes 19:31-42), dan menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung (2 Korintus 5:21). Tiga hari kemudian, Dia bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:1-4), menyatakan kemenanganNya atas dosa dan kematian. “Yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” (1 Petrus 1:3).
Dengan iman kita harus meninggalkan dosa kita dan berbalik kepada Kristus untuk mendapatkan keselamatan (Kisah Rasul 3:19). Jika kita menaruh iman kita kepadaNya, percaya kepada kematianNya di atas salib untuk membayar dosa-dosa kita, kita akan diampuni dan diberikan hidup kekal di surga. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Hanya iman di dalam karya Yesus yang telah diselesaikan di atas salib yang merupakan satu-satunya jalan kepada hidup kekal! “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9).
Harapan akan kebangkitan badan dari antara orang-arang yang telah meninggal, muncul sebagai akibat dari iman akan satu Allah yang menciptakan seluruh manusia dengan jiwa dan badannya. Dia memegang teguh perjanjiannya dengan Abraham dan keturunannya. Sambil memandang dua kenyataan ini, maka muncullah iman akan kebangkitan. Orang-orang farisi dan banyak orang pada zaman Yesus mempunyai harapan akan kebangkitan. Yesus mengajarkan itu sangat jelas. Kepada orang-orang saduki yang menolakNya Ia menjawab “kamu sesat justru karena kamu tidak mengenal kitab suci maupun kuasa Allah.”(Mrk 12:24) Iman akan orang–orang yang telah meninggal berdasar atas iman bahwa “Tuhan bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup”(Mrk. 12:27). Yesus menghubungkan iman akan kebangkitan dengan diriNya “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh.11:25). Pada akhir zaman, Yesus sendiri akan membangkitkan mereka yang percaya kepada-Nya, yang telah makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya. Dalam kehidupan di dunia ini Yesus memberikan tanda dan jaminan untuk itu, ketika ia membangkitkan beberapa orang mati seperti Lazarus (Yoh.11:1-44), anak muda di Nain (Luk. 7:11-17), Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk.5:21-42). Harapan akan kebangkitan Kristen diwarnai seluruhnya oleh pertemuan dengan Kristus yang bangkit. Kita akan bangkit seperti Dia dan oleh Dia. Amin (EM).