Selasa, 01 Desember 2009

Renungan Hari Rabu, 2 Desember 2009

Mengikat Perjanjian
Yesaya 55: 3

"Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud."
Kitab Yesaya ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan s.M.. Nama Yesaya diambil dari bahasa Ibrani: ישׁעיהו Yeshayahu atau Yəša‘ăyāhû. Arti daripada nama ini adalah “Penyelamatan Yahwe”. Kitab Yesaya Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Tuhan membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Tuhan itu Tuhan yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba Tuhan" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama. Allah menyelamatkan Bangsa-Nya melalui perjanjian yang diadakan. Allah memberikan jalan keluar bagi bangsaNya, dan mengajak bangsaNya untuk mendengarkan perkataanNya bahwa ada sesuatu yang ingin diberitakan oleh Allah yakni suatu janji yang kekal. Suatu janji yang agung dan mulia dari rencanaNya semula. Janji itu sebenarnya berpusat pada diri Yesus Kristus.

Tentang Yesus Kristus dituliskan, “Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua” (Ibrani 8:6, 7). Dalam ayat-ayat ini, “perjanjian pertama” adalah hukum Perjanjian Lama dan “yang kedua” ditujukan kepada perjanjian yang diberikan Allah kepada kita melalui anakNya.
Alkitab, Firman Allah adalah kebenaran yang bisa membebaskan kita dari dosa dan penghukuman (Yohanes 8:32; 17:17). Ia adalah satu-satunya berita yang bisa menyelamatkan jiwa kita (Yakobus 1:21). Apakah Perjanjian Lama itu bagian dari Firman Allah dan apakah ia benar? Tidak diragukan! Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Ia juga Firman Allah. Bila memang demikian, lalu melalui hukum atau perjanjian yang mana kita harus lakukan untuk hidup? Apakah kita diwajibkan untuk mengikuti hukum Perjanjian Lama atau ajaran Kristus, atau kedua-duanya?

Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan: Bila ada orang yang mengajarkan bahwa kita harus melakukan hukum Perjanjian Lama saat ini, maka dia perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Seseorang tidak bisa diselamatkan dan dibenarkan hukum Musa (Kisah Rasul 13:39).
2. Orang Kristen yang berusaha dibenarkan hukum Musa telah jatuh dari anugerah ( Galatia 5:4).
3. Bila seseorang menginginkan untuk melakukan hukum Musa, maka dia tidak boleh melakukan hanya sebagian saja melainkan harus keseluruhan ( Galatia 5:4). Mereka harus mengorbankan beberapa jenis binatang, melakukan perjalanan jauh ke tempat yang sudah ditentukan Allah (Yerusalem), memelihara semua hari-hari raya (Paskah, dsb.), dilempari dengan batu bila menghujat nama Tuhan, setiap tujuh tahun berhenti dalam menanam, dan lain-lain.
4. Adalah suatu ketidak-mungkinan untuk mengikuti hukum Musa dan hukum Kristus dalam waktu yang bersamaan. Sebab begitu banyak perbedaan di antara keduanya. Jadi yang mana yang akan Saudara ikuti? Hukum lama? Hukum Kristus? Atau dua-duanya? Hukum Perjanjian Baru Kristus Saat ini Allah berbicara kepada kita melalui AnakNya (Ibrani 1:1, 2). Kita hidup melalui apa yang Yesus katakan (Matius 17:5). Setelah kebangkitanNya Dia berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:18, 20). Apakah kehendak Kristus, yang memiliki semua kuasa, bahwa semua orang harus melakukan perintahNya dan bukan hukum Musa?
Hari ini Tuhan memanggil manusia melalui Injil, bukan melalui hukum Musa (2 Tesalonika 2:14; Roma 1:16; 2 Yohanes 9). Hukum Perjanjian Lama datang dari Allah dan yang bermanfaat bagi orang Kristen bila mempelajarinya. Tetapi harus diingat bahwa hukum itu tidak lagi mengikat. Saat ini Tuhan ingin agar semua manusia dimana saja mengikuti pengajaran Kristus, yang juga disebut Injil Perjanjian Baru . Mari dan dengarkanlah janji-janjiNya yang tertuang dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; itu semua membawa kita kearah kelepasan dan keselamatan yang penuh damai sejahterah. Amin (EM).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...