Melihat Keselamatan Dari Allah
Yesaya 52: 7 – 10
Yesaya 52: 7 – 10
Orang Yahudi dalam Perjanjian Lama mengenal Allah Yahweh, yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai “matahari dan perisai” (Mazmur 84:12). Berarti sudah lama mereka mengenal Allah sebagai matahari yang memancarkan cahayanya bagi segenap alam. Nubuatan mesianik yang dinyatakan oleh para nabi, misalnya nabi Yesaya pun berbicara tentang datangnya terang yang menyinari mereka yang berada dalam kegelapan dan lembah kekelaman (Yesaya 9:1). Bahkan Yesaya menyatakan bahwa TUHAN akan menjadi penerang abadi bagi umat-Nya yang mampu menghalau hari-hari perkabungan atau kesedihan dan duka nestapa (Yesaya 60:20).
Berarti pernyataan Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru bukanlah sesuatu yang sama sekali baru, melainkan menekankan apa yang telah disampaikan oleh ara nabi sebelumnya dalam Perjanjian Lama. Orang yang memiliki hubungan erat dengan Tuhan dapat mengerti kehendak-Nya, dan jalan-jalan-Nya! Ia akan memiliki hati tuhan bagi mereka yang menderita! Hanya dengan memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan maka kita mampu bertahan di tengah badai, bahkan mampu tampil lebih dari pemenang!
Ketika berjalan dalam sebuah lorong yang tidak diterangi oleh lampu penerangan, seseorang dapat terjatuh atau terjerambab karena kakinya tersenggol dan terantuk batu, bahkan mungkin dapat terperosok ke sebuah lubang dan hal ini tentu sangat menyakitkan. Berjalan di dalam kegelapan membuat perjalanan menjadi tidak nyaman, tidak enak, penuh dengan ketidakpastian karena tidak dapat melihat arah yang akan dituju. Demikian juga bila perjalanan hidup seseorang berjalan dalam kegelapan, tidak ada yang menuntun hidupnya, tidak ada cahaya yang menerangi kehidupannya, membuat hatinya menjadi gelap dan tidak ada arah yang akan dituju.
Di dalam Yohanes 8:12 ada dikatakan : ”Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Saudara, hidup dalam kegelapan adalah sebuah kondisi yang tidak mengenakkan, karena kita tidak tahu ke mana arah dan tujuan hidup akan dituju. Hidup selalu tanpa arti, tanpa tujuan dan semua dilakukan membabi buta. Hati yang diselimuti kegelapan akan mudah jatuh terjerembab, kehancuran diambang pintu, hidup tak menentu dan segala sesuatu yang dilakukan adalah kesia-siaan. Tiada suka cita dalam hidup, tiada pengharapan dalam hidup, tiada masa depan yang akan diraih. Hidup dalam kegelapan membuat hati diliputi kebencian, tiada pengampunan, ada iri hati, tidak mau berdamai, mau menang sendiri, pemarah, sombong dan lain sebagainya. Tapi syukur bagi kita semua, Yesus telah datang ke dunia ini dan hidup di tengah-tengah kita. Dia sebagai Suluh, Dia sebagai Penerang, Dia sebagai Penuntun bagi jalan kita. Ketika kita berjalan di dalam kegelapan dan melihat sebuah cahaya pasti akan bersuka cita, pasti akan gembira karena perjalanan kita menjadi lancar dan dapat melihat tujuan yang pasti. Demikian juga kehidupan kita, ketika hati ini diliputi oleh kegelapan karena dosa, karena iri hati, karena kedengkian, karena kejahatan-kejahatan kita, begitu melihat Terang itu bercahaya di tengah-tengah kehidupan, maka Dia akan menyinari hati kita yang gelap, menuntun jalan kita, menerangi hati yang penuh kebencian menjadi kasih, menerangi hati yang tidak dapat mengampuni menjadi mengampuni, menerangi hati kita yang iri hati menjadi cinta kasih, menerangi hati kita yang tidak mau berdamai menjadi pendamai dan lain sebagainya. Yesus lah yang menerangi semua itu, karena memang Dia lah Terang itu. Firman Tuhan kali ini mengajak kita yang saat ini dalam kegelapan agar datang kepada Terang itu yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia akan menerangi dan mengubah hati kita semua menjadi terang. Oleh karena itu, mari datang kepadaNya dan minta hati kita diterangi sehingga tujuan hidup menjadi jelas. Jadikan Natal tahun ini sebagai momen untuk kita berjanji setia memiliki Sang Penerang Abadi, yesus Kristus sendiri, sehingga kita mampu memiliki kehidupan, kebenaran, keterbukaan, dan persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan!
Berarti pernyataan Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru bukanlah sesuatu yang sama sekali baru, melainkan menekankan apa yang telah disampaikan oleh ara nabi sebelumnya dalam Perjanjian Lama. Orang yang memiliki hubungan erat dengan Tuhan dapat mengerti kehendak-Nya, dan jalan-jalan-Nya! Ia akan memiliki hati tuhan bagi mereka yang menderita! Hanya dengan memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan maka kita mampu bertahan di tengah badai, bahkan mampu tampil lebih dari pemenang!
Ketika berjalan dalam sebuah lorong yang tidak diterangi oleh lampu penerangan, seseorang dapat terjatuh atau terjerambab karena kakinya tersenggol dan terantuk batu, bahkan mungkin dapat terperosok ke sebuah lubang dan hal ini tentu sangat menyakitkan. Berjalan di dalam kegelapan membuat perjalanan menjadi tidak nyaman, tidak enak, penuh dengan ketidakpastian karena tidak dapat melihat arah yang akan dituju. Demikian juga bila perjalanan hidup seseorang berjalan dalam kegelapan, tidak ada yang menuntun hidupnya, tidak ada cahaya yang menerangi kehidupannya, membuat hatinya menjadi gelap dan tidak ada arah yang akan dituju.
Di dalam Yohanes 8:12 ada dikatakan : ”Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Saudara, hidup dalam kegelapan adalah sebuah kondisi yang tidak mengenakkan, karena kita tidak tahu ke mana arah dan tujuan hidup akan dituju. Hidup selalu tanpa arti, tanpa tujuan dan semua dilakukan membabi buta. Hati yang diselimuti kegelapan akan mudah jatuh terjerembab, kehancuran diambang pintu, hidup tak menentu dan segala sesuatu yang dilakukan adalah kesia-siaan. Tiada suka cita dalam hidup, tiada pengharapan dalam hidup, tiada masa depan yang akan diraih. Hidup dalam kegelapan membuat hati diliputi kebencian, tiada pengampunan, ada iri hati, tidak mau berdamai, mau menang sendiri, pemarah, sombong dan lain sebagainya. Tapi syukur bagi kita semua, Yesus telah datang ke dunia ini dan hidup di tengah-tengah kita. Dia sebagai Suluh, Dia sebagai Penerang, Dia sebagai Penuntun bagi jalan kita. Ketika kita berjalan di dalam kegelapan dan melihat sebuah cahaya pasti akan bersuka cita, pasti akan gembira karena perjalanan kita menjadi lancar dan dapat melihat tujuan yang pasti. Demikian juga kehidupan kita, ketika hati ini diliputi oleh kegelapan karena dosa, karena iri hati, karena kedengkian, karena kejahatan-kejahatan kita, begitu melihat Terang itu bercahaya di tengah-tengah kehidupan, maka Dia akan menyinari hati kita yang gelap, menuntun jalan kita, menerangi hati yang penuh kebencian menjadi kasih, menerangi hati yang tidak dapat mengampuni menjadi mengampuni, menerangi hati kita yang iri hati menjadi cinta kasih, menerangi hati kita yang tidak mau berdamai menjadi pendamai dan lain sebagainya. Yesus lah yang menerangi semua itu, karena memang Dia lah Terang itu. Firman Tuhan kali ini mengajak kita yang saat ini dalam kegelapan agar datang kepada Terang itu yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia akan menerangi dan mengubah hati kita semua menjadi terang. Oleh karena itu, mari datang kepadaNya dan minta hati kita diterangi sehingga tujuan hidup menjadi jelas. Jadikan Natal tahun ini sebagai momen untuk kita berjanji setia memiliki Sang Penerang Abadi, yesus Kristus sendiri, sehingga kita mampu memiliki kehidupan, kebenaran, keterbukaan, dan persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan!