Minggu, 27 Desember 2009

RENUNGAN NATAL 24 DESEMBER 2009

Beroleh Kasih Karunia
Lukas 1 : 26 – 33

Kata "kasih karunia" artinya sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma...tanpa harga atau kewajiban. Misalnya, apabila teman akrab engkau menawarkan hadiah kepadamu dan engkau mencoba untuk membayarnya, apakah itu masih dapat disebut hadiah? Tentu tidak! Sewaktu dia menerima uang dari padamu, bayaran itu menjadi hutang dia terhadap engkau! Dia kemungkinan akan merasa terhina, dan menarik kembali hadiahnya dan berkata: "Saya tidak memberikan ini kepadamu karena saya harus. Ini adalah hadiah. Apakah kamu mau menerima hadiahku?"
"Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya." Roma 4:4
Hanya ketika engkau mengantongi kembali uangmu dan mengulurkan tangan kosongmu, barulah dia akan mengulangi tawarannya dan memberikan hadiahnya kepadamu.
Sama halnya dengan Allah menawarkan hidup yang kekal. Banyak orang mencoba untuk membeli hidup yang kekal dengan mentaati Sepuluh Perintah Allah, hidup baik, pergi ke gereja, atau pekerjaan agama lainnya. Tetapi Allah tidak akan membuat diriNya menjadi penghutang pada satu manusiapun! Dia tidak "berhutang" hidup yang kekal kepada siapapun. Dia akan menawarkan itu hanya sebagai hadiah!
Ketika manusia berusaha untuk memperoleh hidup kekal melalui pekerjaan-perkerjaannya, dia tidak lagi menerima tawaran Allah untuk hidup yang kekal sebagai hadiah yang cuma-cuma, yakni, "Kasih Karunia." "..bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia." Roma 11:6b Tetapi hanya dengan "kasih karunia" Allah, Allah menyelamatkan kita! "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjannmu: jangan ada orang yang memgahkan diri."
Efesus 2:8-9 Oleh karena itu, Alkitab mengajarkan bahwa Allah menarik kembali tawaranNya untuk hidup kekal dari setiap manusia yang mencoba untuk mendapatkannya melalui pekerjaan mereka, dengan demikian merendahkan Allah, membuat Dia sebagai penghutang terhadap manusia berdosa.
"Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia." Galatia 5:4

Di dunia komersial ini, manusia telah menjadi terlalu akrab dengan kata-kata "tukar" dan "balasan jasa" . Manusia memiliki konsep "mengambil dan memberi" . Dengan kata lain, kita mengatakan pada diri kita "Saya akan memberi… apabila saya dapat mengambil sesuatu dari hal tersebut" . Kita dapat melihat pemikiran ini di keluarga, tempat kerja, politik, dan bahkan lingkungan keagamaan. Manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan "balasan jasa" dan melakukan "penukaran" .
Selama puluhan tahun, manusia mencoba untuk menerapkan konsep yang sama untuk menggapai Tuhan dan "mendapatlan" kesehatan, kekayaan dan keselamatan dengan "berbuat baik" . Tapi fakta membuktikan bahwa manusia terus menjadi lebih jahat dan tidak ada perbuatan baik maupun pengorbanan yang cukup untuk menutupi dosa manusia. Upah dosa adalah maut (Roma 6:23), dan Tuhan melihat ciptaan-Nya menuju kehancuran. Hal ini yang membuat Tuhan melakukan tindakan yang melampaui pemikiran dan tindakan manusia untuk menyelamatkan ciptaan-Nya yang termulia.
Tuhan memperkenalkan kata "kasih karunia" kepada manusia, serta menawarkan keselamatan melalui konsep yang orang Kristen yakini sebagai "hanya percaya dan mengakui" (Roma 10:9). "Keselamatan" , "berkat" serta "kesehatan" adalah pemberian oleh "kasih karunia" bagi mereka yang percaya dan mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Raja. Dia mati disalib, bangkit dari kematian dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan mempersiapkan rumah untuk kita di surga. Walaupun "kasih karunia" adalah "pemberian cuma-cuma" , tidak seharusnya kita mempergunakannya sebagai alat untuk kita terus melakukan dosa. Kita harus memperlakukan "kasih karunia" dengan penuh hormat, dengan mengetahui bahwa harga yang telah dibayar untuk dosa-dosa kita tidak dapat dibayarkan kembali (priceless). Konsep "kasih karunia" telah diputarbalikkan oleh si jahat dan telah mengelabui begitu banyak orang percaya, sehingga masih banyak orang percaya yang masih hidup di bawah hukum keagamawian, kultur maupun sistim dunia ini.
Orang-orang percaya mencoba "membeli" tiket ke surga dengan menempatkan diri mereka sebagai orang yang "benar" dalam tindakan keagamawian mereka. Mereka berpikir bahwa dengan demikian mereka lebih superior dan lebih berkuasa, dan pastinya lebih "kudus" dari yang lainnya. Mereka membandingkan diri mereka dengan orang-orang yang hidup di bawah level "kerohanian" mereka, tanpa menyadari mereka diselamatkan oleh "kasih karunia" .
Mari kita menjadi orang-orang yang memiliki sikap "kasih karunia" , berjalan, berbicara dan bertindak sesuai dengan "kasih karunia" .
Ketika Yesus memberikan dua perintah di Matius 22:37-40, Dia berkata bahwa kita harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita karena bukan karena apa yang kita lakukan yang membuat kita selamat. Itu sebabnya ketika kita menghargai keselamatan atas jiwa kita sendiri yang kita kasihi, kita harus mengasihi orang lain juga dan memperkenalkan mereka kepada "kasih karunia" Tuhan yang telah menyelamatkan kita.
Kekristenan bukanlah tentang melakuakn hal yang "benar" , melainkan mempercayai hal yang benar.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2: 8-9). Hidup kita menjadi orang yang memiliki keselamatan hidup kekal di sorga dimulai oleh kasih karunia Allah. Kita sekarang telah memperoleh tempat bersama Kristus di alam surga .
“... di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” (Efesus 2:6). “... hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus ...” (Kolose 3:3).
Selanjutnya, kasih karunia-Nya memampukan kita untuk terus berjalan bersama-Nya, melakukan firman-Nya dan hidup berkenan kepada-Nya. Kita tidak akan mampu melakukannya dengan kekuatan sendiri. Kasih karunia-Nya membuat kita layak menerima pemberian yang terbaik dari Tuhan.
Kelahiran Kristus ke dunia ini adalah suatu kasih karunia. Marilah kita sambut kasih karunia itu dengan hati yang mau melakukan perintahNya. Suatu pemberian dari Allah terlebih kita pergunakan dengan sebaiknya dan kita menghargai pemberian itu. Sehingga makna kalhiran Kristus adalah suatu pemberian dan suatu hadiah natal buat kita. Amin (EM).




Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...