Rabu, 02 Desember 2009

RENUNGAN EPISTEL MINGGU ADVENT II, 06 DESEMBER 2009

Perbuatan Yang Baik
1 Petrus 2 : 11-12
1. Pendahuluan
Setelah Petrus mengemukakan kemuliaan Gereja, ia mengutarakan sekarang tugasnya di dunia. Ia mengatakan itu dalam ayat 9.Maka hal itu haruslah dijelaskan dan dilaksanakandidalam berbagai-bagai lapangan tempat gereja berdiri di dunia. Nasihat Petrus ditujukan kepada mereka selaku orang-orang yang dikasihi Allah dan yang memanggil mereka. Panggilan Allah menjadikan mereka “menumpang didunia dan diantara bangsa” (1: 1-17). Petrus menghubungkan perkataannya pada Mazmur 39: 13, tentang “Orang musafir dan orang yang menumpang”. Selaku “orang musafir” maka haruslah kita mempergunakan segala perkara didunia, seperti seorang yang berjalan mengembara dan tiba ke suatu tempat tumpangan, bermalam disitu dan hanya menerima makanan dan tempat dari tuan rumah. Allah sekarang menguasai mereka itu dan menuntut menyerah kepadaNya, tidak boleh lagi mereka menurut keinginan daging (Lih. 1:14), jangan mereka lebih lama diseretnya (4: 1, 2; Rom.8:5; 13; Gal.5: 16; Kol. 3:5). Sebab keinginan ini berjuang melawan jiwa. Jiwa adalah inti manusia yang sebenarnya, yang tak pernah mati. Tubuh hanyalah pembungkus yang hina. Dalam Alkitab Jiwa adalah hidup, ialah manusia dalam hubungannya dengan Allah. Jikalau jiwa ini hilang, manusia seluruhnya hilang, tetapi jikalau jiwa diselamatkan, maka seluruh hidup manusia selamat. Inipun harus kita pikirkan dalam surat Petrus yang pertama (1: 9; 4:19).

2. Penjelasan
Jemaat diingatkan haruslah berlaku baik ditengah-tengah orang kafir. Maka “kelakuan” ialah segenap kehidupan, perbuatan dan sikap manusia. Kelakuan ini dilihat oleh orang-orang kafir. Kerap inilah yang dilihat dunia pada gereja. Sebab itu janganlah hal itu dilalaikan. Kelakuan yang baik dapat berarti kesaksian bagi dunia. Kalau hanya dengan kata-kata itu tidaklah berhasil, maka perilakulah yang lebih berharga (3:1). Sehingga Petrus menekankan perilaku orang Kristen dalam perikop ini (bnd. 1:7; 2:2,21,24; 3:1,16,18; 4:6, 13; 5:6). Perilaku yang baik dapat membantah tuduhan-tuduhan yang palsu terhadap jemaat tersebut. Perilaku yang baik itu juga dapat menjadi kesaksian yang positif tentang Kristus (Mat. 5:16).
Dengan perbuatan baik yang diperlihatkan oleh umat Kristen dapat menjadi khotbah yang hidup bagi orang-orang kafir agar turut serta memuliakan kebenaran dari Allah dan percaya.
Istilah “Hari Tuhan” diambil dari Yesaya 10:3 dan Yeremia 6: 15. Kerap kali istilah ini digunakan dalam arti: Hari Tuhan melawat yakni bukanlah hari penghukuman terakhir, melainkan hari dimana orang-orang yang tidak percaya melihat keselamatan yang dari Kristus, itulah hari dimana mereka menjadi beriman dan bertobat. Sehingga dengan demikian mereka datang memuliakan Allah. Perilaku yang baik dari orang Kristen menjadi suatu cara dan alat Allah. Bara Api yang ditimbunkan orang Kristen atas orang yang tidak percaya sekarang bekerja, kebajikan menewaskan kejahatan. Sebagaimana yang dikatakan dalam Rom. 12: 19-21 “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, Firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah ia makan; jika ia haus, berilah ia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”
Di dalam nas ini dikemukakan tentang bagaimana menjalankan perintah Allah, memberitakan perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar kepada dunia. Baik melalui perkataan, perbuatan, dapat berjasa didalam pekerjaan ini.
3. Renungan
 Orang pendek paling suka melihat sepatu orang lain, orang botak paling suka melihat topi orang lain. Apakah sepatu itu yang membuatnya kelihatan lebih tinggi? Apakah topi itu dipakai untuk menutupi kebotakan? Seseorang yang mempunyai hati yang baik belum tentu mempunyai perbuatan yang baik. Mereka sering hanya tahu suatu kebaikan tetapi tidak menyebarkan kebaikan; juga mungkin mereka tahu apa yang baik dan apa yang jahat, tetapi hanya untuk diri mereka. Sebaliknya orang yang mempunyai perbuatan baik belum tentu mempunyai hati yang baik. Banyak orang yang melakukan perbuatan baik, atau beramal, hanya untuk mencari nama atau popularitas. Atau untuk mencari ketenagan hati sehingga memperoleh rasa tenteram. Tetapi kita bisa memastikan; seseorang yang berbuat baik, walaupun itu palsu, masih lebih baik dari mereka yang hanya bisa mengucapkan kata-kata yang baik, tetapi tidak pernah melakukan perbuatan baik karena bagaimana pun juga, perbuatan baik itu nyata. Bagaimana pun juga ia telah melakukan suatu perbuatan baik.
 Percaya atau tidak, setiap perbuatan yang kita lakukan pasti membekas dalam diri kita, setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan selalu mengikuti kita. Perbuatan baik diibaratkan sebagai minyak wangi, sedangkan perbuatan yang buruk diibaratkan sebagai (maaf) kotoran. Seseorang bila baru saja melakukan hal yang baik atau hal yang bermanfaat bagi orang lain, maka dia bagaikan seseorang yang baru saja lewat di depan sebuah toko minyak wangi, tanpa dia sadari bau yang harum menempel kepadanya. Dan ketika ia berjalan maka tiap orang akan mencium bau harum dari tubuhnya. Sebaliknya bila orang itu baru melakukan hal yang buruk atau hal yang merugikan bagi orang lain. Ada sebuah kisah yang kita mungkin sering mengalaminya, yaitu pada saat kita berkumpul di sebuah tempat bersama teman - teman, tiba - tiba datang salah seorang teman kita yang terlambat. Sejak kedatangannya suasana menjadi ricuh, teman yang terlambat datang berkata "aduh kok ada bau tai?" "siapa yang menginjak barang itu?" akhirnya setelah diteliti, teman yang terlambat itulah menginjak, memang sebelum dia datang keadaannya masih damai.... seperti itulah orang yang baru berbuat kejelekan, kejelekan itu akan menempel padanya tanpa dia sadari
 Menjadi teladan memang bukan hal yang mudah. Tetapi kita pasti mampu jika kita hidup di dalam pimpinan Roh Kudus yang memberikan kekuatan pada Anda. Terutama jika Anda ingin anak-anak melihat dan mengenal Yesus melalui Anda. Seorang induk cheetah membawa rusa muda yang masih hidup kepada anak-anaknya yang berusia lima bulan lalu melepaskannya. Setelah anak-anak cheetah itu melakukan beberapa penyerangan dan gagal, sang induk pun kemudian mengambil alih dan menunjukkan kepada mereka cara "menangkap santapan malam". Saya mengamati teknik yang sama, yang dipakai oleh petugas asuransi jiwa. Setelah ia menjelaskan berbagai manfaat sebuah polis, ia menceritakan betapa besar perlindungan yang ia dapatkan untuk keluarganya. Kata-katanya ini menimbulkan makna yang baru karena ia menunjukkan dengan memberi contoh bagaimana ia sendiri mengasuransikan keluarganya dengan benar. Jika kita ingin mengajar orang lain seni mengenal Allah dan melayani-Nya, kita tidak dapat mengabaikan pentingnya dan kuasa teladan. Demikianlah Kristus dan para rasul-Nya mengomunikasikan pesan yang sama. Ketaatan mereka kepada Allah terlihat melalui istilah-istilah sehari-hari yang mudah dimengerti. Kepemimpinan yang dilakukan dengan memberi teladan akan bersifat "menular". Ketika Paulus menyebut orang-orang Tesalonika, yang telah menjadi "penurut kami dan penurut Tuhan", ia berkata bahwa mereka juga "telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya" (1Tesalonika 1:6,7). Kepemimpinan lebih dari sesuatu yang secara otomatis berjalan seiring status resmi seperti Ayah, Ibu, Pendeta, atau Guru. Orang-orang yang ingin memimpin serta menolong sesama harus menjadi teladan terlebih dahulu sehingga orang lain mengikuti teladan perilaku kita yang baik untuk menyongsong kedatangan Kristus kita menjadi siap-sedia.Selamat Advent II. Amin (EM)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...