Senin, 01 Februari 2010

Renungan Hari Senin, 1 Pebruari 2010

Dipilih Menghasilkan Buah
Yohanes 15 : 16
"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."
Didalam hidup ini, manusia bebas memilih apa yang dia mau, baik itu barang kesukaan, baik dari makanan sampai rumah. Bahkan memilih hiburan yang diinginkan pun juga tersedia berbagai pilihan. Bila kita menonton televisi dan kurang memuaskan perasaan kita, kita juga bebas untuk memilih channel mana yang kita suka untuk ditonton. Hal memilih dalam kehidupan ini adalah kebebasan manusia.
Namun berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakan firman ini bagi kita, bahwa bukan kita yang memilih namun Allah yang memilih kita ; yang dalam arti kita tidak memiliki otoritas atas kehendakNya, dan bahkan bahwa Tuhanlah yang berkuasa untuk memilih kita, bukan kita. Indonesia sekarang dihebohkan dengan pengakuan atau kesaksian seseorang yang berpindah agama dari Kristen Protestan ke agama lain. Bahkan dalam kesaksian itu, dia menggambarkan bahwa keluarga besarnya adalah keluarga yang taat akan Tuhan Yesus. Salah satu alasan mengapa dia berpindah adalah ketidakbisaan pikiran dia menerima doktrin Trinitas dalam iman Kristiani. Terlebih dia menerima banyak kelogisan dalam iman agama yang sekarang dia anut.
Bukan karena kehebatan kita maka kita menjadi pengikut Kristus; juga bukan karena keistimewaan kita maka kita memangku jabatan atau pelayanan yang kita pegang pada saat ini sebagai orang Kristen. Hal itu terbukti pada saat kita kerja keras dan tidak menikmati ganjaran seperti dalam dunia usaha. Banyak rintangan dan derita yang mungkin kita hadapi dan alami sebagai pengikut Kristus. Namun, kita merasakan suatu daya yang tidak bisa kita tolak dan hanya mesti menuruti pilihan-Nya atas diri kita. Sebelum Yesus menetapkan pengikut atau murid-Nya, para calon itu mesti lebih dahulu sadar dan yakin bahwa mukjizat Yesus terjadi karena dua sisi: anugerah dari Yesus dan iman atau usaha dari orang disembuhkan. Yesus mengajarkan bahwa bukan popularitas yang patut kita kejar, melainkan penyerahan dalam iman. Kita mesti semakin matang dan dewasa menghayati bahwa Tuhanlah yang memilih kita. Kita harus pasrah dan sekaligus bergiat sekuat hati - entah dipuji atau dicaci maki orang lain. kita telah dipilih, dipanggil, dan dikuduskan Tuhan, disebuh sebagai “…imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,” (1 Petrus 2:9), bahkan disebut sebagai biji mata Tuhan sendiri, tetapi kehidupan kita sangat mengecewakanNya, tidak ada buah yang kita hasilkan; kita tidak menjadi kesaksian bagi dunia ini, justru menjadi batu sandungan buat orang lain. Sama seperti penjaga kebun yang memohon kepada tuannya supaya diberi kesempatan satu tahun lagi merawat pohon ara itu supaya kelak menghasilkan buah, begitu juga Tuhan yang sampai saat ini masih memberi waktu dan kesempatan kepada kita untuk bertobat dan memperbaiki diri. Buah apakah yang kita hasilkan ? Buah itu tidak lain adalah Buah-buah Roh sebgaimana dijelaskan oleh firman Tuhan dalam Galatia 5: 22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...