Pelayan Yang Baik
1 Timotius 3: 13
1 Timotius 3: 13
"Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa."
Saya percaya semua kita menginginkan kedudukan yang baik. Entah itu kedudukan di pekerjaan, di lingkungan, di masyarakat atau bahkan di pemerintahan. Banyak dari kita berusaha dengan kekuatan kita. Kita berusaha menunjukkan ke orang lain bahwa kita memiliki kualifikasi untuk suatu kedudukan tertentu.
Seorang pelayan Kristus yang baik adalah seorang yang senantiasa bertekun dalam iman dan Firman. terus-menerus beriman kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Untuk itu senang atau susah bukanlah hal yang mudah. Perlu perjuangan dan pergumulan yang serius di hadapan Tuhan. Di saat menghadapi pergumulan hidup yang sulit dan berat, tetap percaya dan berman bahwa Tuhan tidak membiarkan. Apalagi menelantarkan hambaNya. Di saat Tuhan menjawab doanya, yang telah sabar menunggu waktu Tuhan dinyatakan, dia tetap percaya bahwa itu adalah yang terbaik dari Tuhan. Tetap setia melayani Tuhan tanpa bersungut-sungut atau mengomel apalagi menggerutu, walaupun mengalami kesukaran dalam pelayanan. Sekalipun banyak kerikil tajam yang dihadapi, penolakan, fitnah, ejekan, tetap yakin dan percaya bahwa semua itu merupakan pengajaran dari Tuhan. Semuanya ini untuk melatih agar sungguh-sungguh dan setia bersandar kepada Tuhan. Demikian pula halnya dengan Firman Tuhan. Bukan hanya dapat disampaikan secara lisan dengan baik dan fasih, namun mampu juga dipraktekkan secara gamblang dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga , maupun masyarakat luas. Paulus, sejak percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, begitu gigih penuh keyakinan dan kerendahan hati dalam melayani Tuhan, walaupun banyak peristiwa yang dialami daan dihadapi. Namun dia tetap setia melayani Tuhan, beriman kepada Tuhan sampai akhir hidupnya. Kristuslah yang paling utama dalam hidupnya. Segala sesuatu dianggap sampah. Kepandaian, hikmat diri tidaklah dipandang. Hidup dan pelayanan kasihnya kepada Tuhan merupakan contoh atau teladan yang baik bagi banyak orang. Dalam melayani Tuhan, Paulus, berpegang teguh akan Firman Tuhan dan tidak pernah berkompromi dengan dosa atau penyimpangan-penyimpangan dari Firman Tuhan.
Seorang pelayan Kristus yang baik tidak pernah dapat dilepaskan dengan apa yang ia beritakan atau saksikan, misalnya: Siapa yang menjadi sentral dalam pemberitaannya? Dirinyakah? Kehebatan pikiran atau pengalamannyakah? Semuanya bukan itu! Yesus Kristuslah yang telah mati namun bangkit yang harus menjadi fokus pemberitaannya. Paulus mengatakan dalam 1 Kor 1 : 25 "Kami memberitakan Kristusyang disalibkan....." dan dalam 2 Kor 4 : 5 "Bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan......" Pelayan Tuhan harus bersandar kepada Tuhan. Satu hal lagi yang berbahaya bagi seorang pelayan yang sudah begitu mapan dan tangguh dalam melayani Tuhan, yaitu membawa orang-orang yang dilayaninya menjadi seperti dirinya dan bergantung kepadanya. Bukan lagi kepada Tuhan.
Seorang pelayan Krisus yang "sukses" dipakai Tuhan dengan luar biasa haruslah lebih dekat kepada Tuhan. Lebih waspada terhadap godaan iblis dan dosa kesombongan. Makin dipercayakan, makin rendah hati dan makin hati-hati dalam melayani Tuhan. Karena di balik kesuksesan tersebut, terdapat "jerat-jerat" yang membahayakan.
Memuliakan nama Tuhan dan memuliakan diri sendiri, tipis sekali perbedaannya. Oleh sebab itu seorang pelayan Kristus yang baik adalah seorang pelayan yang tak pernah menganggap dirinya pandai, bijaksana, melebihi gurunya yaitu Yesus Kristus. Melainkan selalu menomorsatukan Yesus Kristus, memuliakan Dia ketibang popularitas diri, jabatan dan kek Seorang pelayan Kristus yang baik, harus memahami tantangan zaman, perubahan zaman dalam pelayanannya sehingga tetap efektif dalam menjawab tantangan yang dihadapi dari orang yang sedang dilayani. Oleh sebab itu seorang pelayan Tuhan perlu membaca banyak buku, majalah yang sedang ngetrend.. Seorang pelayanan Kristus yang baik harus supel dalam pergaulan, lincah dalam pemikiran, sehingga dapat cepat dapat mengantisipasi. Bahkan kalau dapat sebelum berdampak luas, sudah diantisipasi. Seperti yang tertulis dalam kitab Kolose, jemaat-jemaat di sana diperhadapkan dengan ajaran Gnostiksisme yang mengajarkan bahwa materi itu jahat.
Seorang pelayan Kristus yang baik tidak dapat dilepaskan dari kesaksian hidupnya, kepribadiannya, percakapannya serta pergaulannya. Agar dia dapat menjadi panutan dalam membangun iman orang percaya di sekitarnya, maupun orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Ia juga mampu mengajar dengan baik dan dapat membuktikan bahwa ia juga harus mampu mengajar diri sendiri dan keluarganya dengan baik.
Jika ia hanya mampu mengajar orang lain dengan baik, namun tak mampu mengajar dirinya maupun keluarganya maka hal ini berarti pengajarannya "pincang". Pengajarannya dan pelayanannya tidak mempunyai kekuatan untuk mengendapkan pengajarannya ke dalam hati orang banyak.
Sungguh, hal ini merupakan hal yang sukar bagi seorang pelayan Kristus. Ia harus sungguh-sungguh berdoa, mohon pertolonganNya, agar di dalam pengajaran dan pelayanannya ia sendiri sudah terlebih dahulu belajar dan mengalaminya. Demikian pula dengan keluarganya: istri dan anak-anaknya agar secara nyata menyatakan hidup mereka memuliakan Tuhan, membangun iman orang percaya dan juga bagi mereka yang belum percaya. Amin.
Saya percaya semua kita menginginkan kedudukan yang baik. Entah itu kedudukan di pekerjaan, di lingkungan, di masyarakat atau bahkan di pemerintahan. Banyak dari kita berusaha dengan kekuatan kita. Kita berusaha menunjukkan ke orang lain bahwa kita memiliki kualifikasi untuk suatu kedudukan tertentu.
Seorang pelayan Kristus yang baik adalah seorang yang senantiasa bertekun dalam iman dan Firman. terus-menerus beriman kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Untuk itu senang atau susah bukanlah hal yang mudah. Perlu perjuangan dan pergumulan yang serius di hadapan Tuhan. Di saat menghadapi pergumulan hidup yang sulit dan berat, tetap percaya dan berman bahwa Tuhan tidak membiarkan. Apalagi menelantarkan hambaNya. Di saat Tuhan menjawab doanya, yang telah sabar menunggu waktu Tuhan dinyatakan, dia tetap percaya bahwa itu adalah yang terbaik dari Tuhan. Tetap setia melayani Tuhan tanpa bersungut-sungut atau mengomel apalagi menggerutu, walaupun mengalami kesukaran dalam pelayanan. Sekalipun banyak kerikil tajam yang dihadapi, penolakan, fitnah, ejekan, tetap yakin dan percaya bahwa semua itu merupakan pengajaran dari Tuhan. Semuanya ini untuk melatih agar sungguh-sungguh dan setia bersandar kepada Tuhan. Demikian pula halnya dengan Firman Tuhan. Bukan hanya dapat disampaikan secara lisan dengan baik dan fasih, namun mampu juga dipraktekkan secara gamblang dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga , maupun masyarakat luas. Paulus, sejak percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, begitu gigih penuh keyakinan dan kerendahan hati dalam melayani Tuhan, walaupun banyak peristiwa yang dialami daan dihadapi. Namun dia tetap setia melayani Tuhan, beriman kepada Tuhan sampai akhir hidupnya. Kristuslah yang paling utama dalam hidupnya. Segala sesuatu dianggap sampah. Kepandaian, hikmat diri tidaklah dipandang. Hidup dan pelayanan kasihnya kepada Tuhan merupakan contoh atau teladan yang baik bagi banyak orang. Dalam melayani Tuhan, Paulus, berpegang teguh akan Firman Tuhan dan tidak pernah berkompromi dengan dosa atau penyimpangan-penyimpangan dari Firman Tuhan.
Seorang pelayan Kristus yang baik tidak pernah dapat dilepaskan dengan apa yang ia beritakan atau saksikan, misalnya: Siapa yang menjadi sentral dalam pemberitaannya? Dirinyakah? Kehebatan pikiran atau pengalamannyakah? Semuanya bukan itu! Yesus Kristuslah yang telah mati namun bangkit yang harus menjadi fokus pemberitaannya. Paulus mengatakan dalam 1 Kor 1 : 25 "Kami memberitakan Kristusyang disalibkan....." dan dalam 2 Kor 4 : 5 "Bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan......" Pelayan Tuhan harus bersandar kepada Tuhan. Satu hal lagi yang berbahaya bagi seorang pelayan yang sudah begitu mapan dan tangguh dalam melayani Tuhan, yaitu membawa orang-orang yang dilayaninya menjadi seperti dirinya dan bergantung kepadanya. Bukan lagi kepada Tuhan.
Seorang pelayan Krisus yang "sukses" dipakai Tuhan dengan luar biasa haruslah lebih dekat kepada Tuhan. Lebih waspada terhadap godaan iblis dan dosa kesombongan. Makin dipercayakan, makin rendah hati dan makin hati-hati dalam melayani Tuhan. Karena di balik kesuksesan tersebut, terdapat "jerat-jerat" yang membahayakan.
Memuliakan nama Tuhan dan memuliakan diri sendiri, tipis sekali perbedaannya. Oleh sebab itu seorang pelayan Kristus yang baik adalah seorang pelayan yang tak pernah menganggap dirinya pandai, bijaksana, melebihi gurunya yaitu Yesus Kristus. Melainkan selalu menomorsatukan Yesus Kristus, memuliakan Dia ketibang popularitas diri, jabatan dan kek Seorang pelayan Kristus yang baik, harus memahami tantangan zaman, perubahan zaman dalam pelayanannya sehingga tetap efektif dalam menjawab tantangan yang dihadapi dari orang yang sedang dilayani. Oleh sebab itu seorang pelayan Tuhan perlu membaca banyak buku, majalah yang sedang ngetrend.. Seorang pelayanan Kristus yang baik harus supel dalam pergaulan, lincah dalam pemikiran, sehingga dapat cepat dapat mengantisipasi. Bahkan kalau dapat sebelum berdampak luas, sudah diantisipasi. Seperti yang tertulis dalam kitab Kolose, jemaat-jemaat di sana diperhadapkan dengan ajaran Gnostiksisme yang mengajarkan bahwa materi itu jahat.
Seorang pelayan Kristus yang baik tidak dapat dilepaskan dari kesaksian hidupnya, kepribadiannya, percakapannya serta pergaulannya. Agar dia dapat menjadi panutan dalam membangun iman orang percaya di sekitarnya, maupun orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Ia juga mampu mengajar dengan baik dan dapat membuktikan bahwa ia juga harus mampu mengajar diri sendiri dan keluarganya dengan baik.
Jika ia hanya mampu mengajar orang lain dengan baik, namun tak mampu mengajar dirinya maupun keluarganya maka hal ini berarti pengajarannya "pincang". Pengajarannya dan pelayanannya tidak mempunyai kekuatan untuk mengendapkan pengajarannya ke dalam hati orang banyak.
Sungguh, hal ini merupakan hal yang sukar bagi seorang pelayan Kristus. Ia harus sungguh-sungguh berdoa, mohon pertolonganNya, agar di dalam pengajaran dan pelayanannya ia sendiri sudah terlebih dahulu belajar dan mengalaminya. Demikian pula dengan keluarganya: istri dan anak-anaknya agar secara nyata menyatakan hidup mereka memuliakan Tuhan, membangun iman orang percaya dan juga bagi mereka yang belum percaya. Amin.