Rabu, 10 Februari 2010

Renungan Hari Senin, 8 Pebruari 2010

Percaya Dengan Segenap Hati
Amsal 3: 5-6
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Percaya kepada Tuhan dari dasar hati kita yang paling dalam. Bersumber dari pengenalan kita akan Dia. Kita percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang setia, yang tidak pernah ingkar janji, yang tidak pernah berubah. Jangan mencoba untuk menilai segala sesuatu dengan cara dan pengertian kita yang terbatas, kita tidak maha tahu. Sebuah surat perjanjian dengan syarat dan ketentuan paling ketat pun, tidak bisa mencegah seseorang untuk melanggarnya. Ini mencakup perkawinan, kerja sama, kolaborasi diplomatik, dll. Manusia sama sekali tidak dapat dipercaya. Hanya Tuhan yang dapat dipercaya! Tetapi kelihatannya kita pun mempunyai masalah untuk percaya kepada Tuhan. Bukan karena Tuhan tidak dapat dipercaya, melainkan karena kita kelihatannya tidak cukup beriman. Mulut kita berkata kita percaya kepada-Nya, tetapi tindakan kita sebaliknya. Kita terus khawatir, bersungut-sungut, dan meragukan bahwa Tuhan telah mendengar doa kita. Ketika kita tidak melihat sesuatu terjadi, kita lebih suka melangkahi Tuhan, membuat keputusan dan rencana tanpa percaya dan menantikan jawaban-Nya. Di manakah iman kita?
Tidaklah heran kita menemui banyak masalah. Tidaklah heran kita membuat diri kita masuk dalam kekacauan yang lebih besar. Kapankah kita akan belajar untuk selalu percaya kepada Tuhan? Perlukah Tuhan membuktikan kepada kita bahwa Dia sungguh-sungguh layak untuk dpercaya? Manusia terbijak di dunia sepanjang zaman menasihatkan kita untuk, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-65 I laid me down and slept; I awaked; for the LORD sustained me. 6 I will not be afraid of ten thousands of people, that have set themselves against me round about.). Kita harus sungguh-sungguh menuruti kata-kata hikmat ini.
Kita benar-benar perlu beriman untuk membiarkan kuasa Tuhan memimpin hidup kita. Ketika kita menghadapi tugas yang menumpuk, bersama manusia seolah tidak mungkin, tetapi bersama Tuhan, segala sesuatu mungkin.

Bagaimana kondisi perjalanan kehidupan kita saat ini? Sedang semangat? Atau sedang ‘loyo’? Maju terus? Atau sedang ‘jalan di tempat’? Jangan lupa bahwa Allah ada sepanjang perjalanan hidup ini untuk menyertai kita dalam setiap kesempatan. Ketika kita tidak merasakan kehadiranNya, bukan berarti bahwa Dia sedang tertidur atau tidak mempedulikan kita, namun mungkin kita-lah yang sudah memilih untuk meninggalkanNya dan berjalan dengan kecepatan serta kemampuan kita sendiri. Bila saat ini hidup kita sedang mengalami kelelahan, berhentilah sejenak. Biarkan Allah yang menggandeng tangan kita, berjalanlah bersamanya sehingga perjalanan kita aman dan sejahtera. Mari buka hati kita, dan biarkan rencana Tuhan dan visi Tuhan yang jadi dalam hidup kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, namun tetap dengarkan tuntunan dan arahanNya supaya kita berjalan mengarah kepada tujuan, mengalami berkat, kemajuan dan peningkatan yang luarbiasa di tahun 2010 ini. Amin. Tuhan memberkati.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...