Selasa, 23 Februari 2010

Renungan Hari Rabu, 24 Pebruari 2010

Kuasa Kristus
Matius 28 : 18b
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah salah satu kebenaran dasar dari iman Kristen. Murid-murid yang mula-mula didorong untuk bersaksi bagi Kristus sebab mereka percaya bahwa Yesus Kristus telah benar-benar mati dan benar-benar bangkit kembali secara badaniah dari kuburNya. James Orr memberikan komentar: Kenyataan pertama yang diucapkan oleh semua saksi ialah bahwa Yesus mati dan dikuburkan. Rasul Paulus mengihtisarkan kepercayaan bulat dari gereja mula-mula itu dalam kata-kata ini : "Bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, dan bahwa la telah dikuburkan." Realitas kematian Kristus, bertentangan dengan teori-teori tak berharga yang telahdibahas sebelumnya, tak perlu diperdebatkan lagi. Perjanjian Lama membentuk suatu latar belakang penting terhadap doktrin Perjanjian Baru tentang kebangkitan. J. Dwight Pentecost menulis, Dari Perjanjian Lama kita dapat rnempelajari fakta-fakta ini. Pertama, ada kebangkitan dari an tara orang mati. Kedua, kebanqkitan bersifat universal,yaitu untuk semua.orang. Ketiga, adadua macam kebangkitan. Ada kebangkitan kepada kehidupan dan ada kebangkitan kepada kebinasaan . Ada kebangkitan bagi orang benar dan kebangkitan bagi orang jahat. Dan dari Perjanjian Lama ini kita memperhatikan suatu fakta lain : bukan hanya orang-orang yang akan dibangkitkan untuk hidup kernbali; tetapi juga Yesus Kristus, Mesias Allah, Anak Allah, akan dibangkitkan dari antara orang mati.
Dari segi apologetic bagi theologia Kristen, iman kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah, berdiri atau jatuhnya sangat erat hubungannya dengan masalah kebangkitan Kristus secara badaniah. Seperti yang disimpulkan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15 : 17, "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu, dan kamu masih hidup dalam dosamu." Karena itu kebangkitan patut dianggap sebuah bukti tentang pribadi Kristus, keilahian Nya, kemesiasan-Nya, dan kuasaNya untuk menyelamatkan dari dosa. Pada kebangkitan inilah bergantung nilai dan berlakuNya pekerjaanNya di masa lampau, sekarang dan di masa yang akan datang. Kebangkitan Kristus juga bertalian dengan penggenapan wajar dari nubuatan mengenai kebangkitan baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru, dan dituntut oleh konsep bahwa Kitab Suci tak dapat keliru.
Dalam gelar Kristus bagi Tuhan Yesus, terkandung pengharapan Israel bagi datangnya seorang Mesias untuk membebaskan mereka dari dosa-dosanya. Walaupun kematian dan kebangkitan Kristus telah diduga lebih dahulu oleh nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama, para pemimpin Yahudi di zaman Kristus tidak menyadari kebutuhan mereka akan Dia untuk menggenapi peranan-Nya sebagai Mesias Israel. Hanya melalui kematianNya dapat memberikan penebusan dan menyatakan kemenangan atas iblis, dan oleh kebangkitanNya la menunjukkan kuasa Allah yang pada akhirnva kelak akan dinyatakan dalam membebaskan Israel dan mendirikan kerajaanNya yang adil di bumi ini.
Kebangkitan Adalah Bukti Tentang JabatanNya. "Ketiga jabatan Kristus, yaitu sebagai Nabi, Imam, dan Raja, masing-masing berhubungan dengan kebangkitanNya. Jabatan Kristus merupakan salah satu tema besar dari Perjanjian Lama karena hubungannya dengan Kristus. Musa menubuatkan jabatan Kristus sebagai seorang Nabi dalam Ulangan 18:18. Jabatan keimaman Kristus dinubuatkan dalam Mazmur 110:4, dan jabatanNya sebagai raja digenapkan dari janji kepada Daud (2 Samuel 7:16). Bandingkan Lukas 1:31-33:
1. Sebagai Nabi : Pelayanan Kristus sebagai nabi, walau kebanyakan digenapi di bumi sebelum kematianNya, memerlukan pengesahan dari kebangkitanNya untuk memberikan otoritas kepada apa yang telah dikatakanNya maupun kepada pelayanan selanjutnya melalui Roh Kudus yang akan diutusNya (Yohanes 16: 12-14). Jika Kristus tidak bangkit dari antara orang mati, la akan merupakan seorang nabi palsu belaka dan sernua pelayananNya yang dicatat dalarn kitab Injil akan diragukan. Dengan eara yang serupa, pelayanan sesudah kebangkitanNya, yang membawa ke puncaknya apa yang diajarkanNya sebelumnya, akan mustahil tanpa kebangkitanNya secara badaniah. Karena itu kebangkitan tersebut menciptakan sebuah bukti tentang sah dan otoritasnya Kristus sebagai nabi.
2. Sebagai Imam : Kebangkitan Kristus jelas berhubungan dengan kelanjutan jabatanNya sebagai imam. Ini dinubuatkan dalam Mazmur 110 di mana Kristus dinyatakan sebagai Imam kekal. "TUHAN telah bersumpah, dan la tidak akan menyesal; Engkau adalah imam untuk selama-Iamanya, menurut Melkisedek" (ayat 4). Konsep Kristus sebagai Imam yang hidup terus selama-lamanya dikuatkan dalam Ibrani 7:25, "la (Kristus) hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." Bertentangan dengan imam-imam biasa yang jabatannya berhenti bila mereka meninggal atau pensiun menurut peraturan lrnarnat, maka kebangkitan Kristus menjadikannya mungkin untuk menjadi Imam selamalamanya. Inilah ajaran Perjanjian Baru maupun nubuatan Perjanjian Lama. Ibrani 7:24 menyatakannya dengan tegas, "Tetapi, karena la tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada orang lain." Terbukti dari Kitab Suci bahwa tanpa kebangkitan, jabatan keimaman Kristus tidak dapat digenapi.
3. Sebagai Raja: Jabatan ketiga, sebagai Raja, terutama menggenapkan nubuatan Perjanjian Lama tentang seorang Anak laki-Iaki yang akan memerintah. Kristus tidak hanya akan memerintah Israel sebagai penggenapan janji kepada Daud tentang keturunannya yang akan memerintah selama-lamanya, tetapi akan juga memerintah seluruh dunia sebagai Seorang kepada siapa Allah telah memberikan hak untuk memerintah atas bangsa-bangsa (Mazmur 2:8-9). Pemerintahan Kristus yang akan berlangsung selama-lamanya sesudah kematianNya, dalam menggenapi rencana Allah bahwala harus memerintah seluruh bangsa maupun bangsa Israel sendiri, akan menjadi mustahil jika la tidak dibangkitkan dari antara orang mati. KebangkitanNya adalah penting bagi penggenapan yang unik dari setiap jabatan ilahiNya.
Adalah karena siapakah Dia dan apa yang dapat dikerjakanNya, Ia dapat berkata dalam Matius 28:18, "KepadaKu telah diberikan segala kuasadi sorga dan di bumi." Ukuran kuasa ini khususnya diuraikan dalamEfesus 1: 17-23 di mana rasul Paulus menyatakan doanya agar orang-orang. Kristen di Efesus boleh mengerti betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya, yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan rnendudukkan Dia di sebelah kananNya di sorga" (Efesus 1: 18-20). Hanya oleh karena kebangkitanNya Ia dapat mengutus Roh Kudus yang akan menjadi saluran melalui mana kuasa itu akan diberikan, sesuai dengan ramalan Kristus sendiri dalam Kisah Para Rasul 1:8 "Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Hal itu seperti orang Kristen masuk ke dalam kenyataan yang dimilikinya secara kedudukan dalam Kristus yang bangkit yang menjadi pengambil bagian dari kemenangan Kristus atas maut sehingga ia dapat mengenali kuasa Allah dalam hidupnya sehari-hari. Jika memang sulit untuk merubah pola pikir dan pandangan kita dengan kemampuan sendiri, ingatlah bahwa sosok Penolong telah dikaruniakan pula kepada kita. Ada kuasa Roh Kudus yang bisa memampukan kita mengubah pandangan, lepas dari belenggu luka masa lalu dan bisa mengalami pemulihan citra diri. Mungkin kita lemah dan tidak mampu, tapi Roh Kuduslah yang akan memampukan. Roh Kudus akan selalu melimpahkan kita dalam pengharapan sehingga tidak lekas menyerah. "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan." (Roma 15:13). Dan ketika kita menerima kuasa Roh Kudus inilah kita akan mampu menjadi kesaksian bagi semua orang, tentang bagaimana kuasa Tuhan mampu menuntaskan hal yang paling mustahil sekalipun di mata manusia. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8). Kata "kuasa" dalam versi bahasa Inggris dirinci menjadi "ability, efficiency and might". Kemampuan, efisiensi dan kekuatan. Semua ini sangatlah berguna bagi kita untuk lepas dari beban, dan itu telah disediakan oleh Roh Kudus. Karenanya, apapun masalah yang tengah menimpa anda hari ini, sejauh manapun citra diri anda telah rusak akibat goresan luka masa lalu dan pengalaman pahit, bangkitlah dan percayalah saja! Anugerah Tuhan sesungguhnya cukup bagi anda.


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...