Jumat, 19 Februari 2010

Renungan Epistel Minggu Invokavit, 21 Pebruari 2010

Pergumulan Iman
Yeremia 10 : 6 – 10
Penjelasan Nas.
Jika evangelium untuk menghindar dari keinginan duniawi cinta uang, harta dan kekayaan, maka epistle ini adalah untuk melawan penyembahan berhala. Nabi Yeremia terkenal dengan suara kenabiannya yang sangat keras, tidak takut dan nubuatan yang tegas, tanpa ragu-ragu menyampaikan teguran keras bahkan kepada raja sekalipun. NAbi telah melihat dengan jelas bahwa semua unsure berhala adalah materi belaka yang dapat dimusnahkan oleh siapapun. (ay.8, berhala itu semuanya bodoh dan dungu; petunjuk dewa itu sia-sia, karena ia hanya kayu belaka. – ay.9, perak kepingan dibawa dari Tarsis, dan emas dari Ufas; berhala itu buatan tukang dan buatan tangan pandai emas. Pakaiannya dari kain ungu tua dan kain ungu muda, semuanya buatan oaring-orang ahli. --)
Yeremia tentu sangat geram dan marah apalagi dia seorang nabi dengan dasar Monotheis, Allahsatu-satunya Penguasa (ay.6, tidak ada yang sama seperti Engkau, Ya Tuhan! Engkau besar dan namaMu besar oleh keperkasaan. Ay.7, siapakah yang tidak takut kepadaMu, ya raja bangsa-bangsa? Sungguh, kepadaMulah seharusnya sikap yang demikian: sebab di antara semua orang bijaksana dari bangsa-bangsa dan di antara raja-raja mereka tidak ada yang sama seperti Engkau!). Dimana-mana ada berhala, bahkan di tempat paling jauh sekalipun (jaman dulu Tarsis adalah perbatasan paling jauh dna Ufas adalah penghasil emas, 1 Raja 10.18). Yeremia tidak lupa memperkenalkan Allah sesungguhnya (ay.10, tetapi Tuhan adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murkaNya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geramNya.)

Penerapan.
Pertanyaan, kenapa masih ada orang yang percaya kepada berhala, padahal sudah menerima dan mengenal Allah? Banyak orang Kristen maish terlihat dalam hubungan occultisme, dunia kegelapan. Sama seperti yang dihadapi Yeremia, berhala ada dimana-mana. Sekarang juga berhala ada dimana-mana, di kota atau di desa, bahkan di dunia elektronik, siaran langsung tentang aktifitas hantu di salah satu TV swasta. Atraksi penyihir di TV dan bebas mengadakan aksinya di alam terbuka. Dari semua orang Kristen yang masih terlihat dalam berhala ternyata adalah orang-orang yang masih dikuasai kekhawatiran, ketidaksabaran. Berhala dapat dilihat tetapi Allah tidak dapat dilihat (1 Timotius 6, 16). Banyak orang masih lebih yakni jika sesuatu itu dapat dilihat, semua jenis berhala dapat dilihat, digenggam, dan dia tetap dapat menikmati kebersamaannya dengan berhala itu. Tetapi Yesus berkata dan mengingatkan Thomas, Yohanes 20:29, kata Yesus kepadanya: “karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Percaya kepada Tuhan bukan soal mata kepala, tetapi matahari.

Refleksi.
Selama ada praktek berhala di lingkungan kita, maka system peribadahan bagi dirinya sudah rusak. Dunia mengajarkan bahwa hidup di dunia ini perlu berdamai dengan dunia itu sendiri dengan cara mempercayai kekuatan dunia. Yeremia tegas berkata bahwa dunia ini tidak ada kekuatannya kecuali dari Tuhan. Bumi goncang karena murkaNya (ay.10). Tentunya Allah tidak tinggal diam bagi orang-orang yangh menduakan Allah. Banyak hal yang sudah terlihat dalam pengalaman hidup, bahwa semua orang yang terlihat dalam occltisme tidak ada satupun kehidupannya secara pribadi dan secara keluarga yang menjadi baik dan indah, akan tetapi penderitaan sepanjang masa hingga ke anak cucu. Sebaliknya percaya dengan sungguh kepada Allah dan rajin beribadah telah ditentukan oleh Allah sendiri memiliki hidup yang baik dan hidup yang kekal. Pemazmur berkata dalam Mazmur 37:25-26, dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cuucnya menjadi berkat.

Kitab Nabi Yeremia adalah kitab yang terpanjang di Alkitab, kalau dihitung dari jumlah kata. Isinya berupa pengakuan kepada kemahakuasaan Allah serta nasihat kepada umat-Nya bangsa Israel. Bagi Yeremia, Allah adalah Yang Mahakuasa, yang menciptakan bumi dengan segala kekuatan-Nya. Allah adalah juga mahahadir di mana-mana. Allah adalah Allah, bukan hanya bagi orang Yehuda, melainkan juga bagi segenap bangsa. Yeremia terpangil untuk menyampaikan pesan-pesan Allah berupa teguran Allah kepada bangsa Yehuda yang hidup dalam kebebalan dan sebagian jatuh ke dalam penyembahan berhala. Karena keberanian Nabi Yeremia menegur bangsa itu, maka ia sering mengalami kesulitan dan dikejar-kejar penguasa yang lalim dan kejam. Namun ia tetap tegar dalam menghadapi situasi yang terkadang mengancam nyawanya. Puncak ketegarannya tampak pada kenyataan di mana ia tidak takut-takut untuk menyuarakan nubuatan tentang destruksi kerajaan Yehuda (yang secara lalim diperintah antara lain oleh Raja Manasye) sebagai hukuman atas kejahatan bangsa itu. Tetapi penghakiman Allah terhadap umat-Nya, walaupun dahsyat, bukanlah kata yang terakhir yang menjadi karya terakhir Allah dalam sejarah. Anugerah dan pemenuhan atas janji Allah akan menang. Setelah penghakiman Allah, akan datang pemulihan dan pembaharuan. Israel akan dipulihkan kembali, perjanjian Allah dengan Israel, Daud dan orang-orang Lewi akan diwujudkan. Bahkan Allah akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, yakni akan menaruh Taurat-Nya dalam batin mereka dan menuliskan-Nya dalam batin mereka (31:31-34).
Sebagai pengajaran dan nasihat kepada orang Israel, Yeremia menekankan bahwa yang pertama, tidak ada yang sama seperti Tuhan Allah. Tak seorangpun manusia di dunia ini yang mampu menyamai Dia, sekalipun dari antara raja-raja, kaum penguasa dan kaum pengusaha. Ini ditekankan untuk menjawab sikap sebagian orang waktu itu yang merasa dirinya perkasa dan besar. Keperkasaan manusia terbatas, namun keperkasaan Allah tak terbatas. Hanya Tuhan Allah sendirilah yang bersifat ‘super natural’ yang keberadaannya jauh di atas pengetahuan dan kekuatan manusia. Ia adalah Pencipta dan sekaligus Pemelihara kita makhluk ciptaan-Nya. Allah sendiri mengemukakan siapa diri-Nya: “Aku akan memberitahukan kepada mereka kekuasaan-Ku dan keperkasaan-Ku, supaya mereka tahu, bahwa nama-Ku Tuhan” (16:21). Hal yang kedua yang tidak dapat disamai manusia dalam kebesaran Allah adalah kebijaksanaan-Nya. Banyak orang bijaksana di zaman nabi Yeremia yang dapat mengajarkan hikmat dan pengetahuan kepada masyarakat luas, tetapi ajaran mereka tidak mampu menjawab persoalan-persoalan kehidupan secara menyeluruh. Kebijaksanaan mereka hanya berlaku sesaat. Tetapi kebijaksanaan Allah tidak ada bandingannya, karena tidak saja menjawab persoalan manusia kini dan di sini, tetapi juga memberikan keselamatan, keampunan dosa, dan hidup yang kekal kepada umat-Nya. Inilah yang seyogianya membuat raja-raja di dunia takut kepada Allah. Allah sendirilah Raja bangsa-bangsa yang patut ditakuti oleh semua orang karena kebijaksanaan-Nya. Kebijaksanaan Allah berupa anugerah keselamatan itu direalisir melalui karya keselamatan oleh Yesus Kristus. Kristus adalah penggenapan nubuatan nabi Yeremia tentang kebijaksanaan Allah yang tidak terselami manusia. Rasul Paulus juga di Perjanjian Baru mengingatkan kebesaran kebijaksanaan Allah melalui seruan: “Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? ... Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil” (Rm. 1:20-21). Teguran Allah melalui Yeremia kepada bangsa Israel yang sebagian mempraktikkan penyembahan berhala diperinci dengan mengatakan “berhala itu semuanya bodoh dan dungu; petunjuk dewa itu sia-sia”. Istilah ‘sisa-sia’ sering dipergunakan Yeremia untuk berhala dan dewa-dewa (8:19, 14:22). Kenapa disebut bodoh, dungu dan sia-sia? Pertama, karena dewa dan berhala itu disembah buat sesuatu suku tertentu, sedangkan Allah Yahwe yang kita sembah adalah Raja bangsa-bangsa di seluruh dunia. Kedua, karena berhala itu hanya terbuat kayu belaka, perak kepingan dan emas. Semua berhala sedemikian hanyalah buatan tangan manusia, yakni tukang-tukang dan ahli-ahli. Perak kepingan di sini dibawa dari Tarsia, suatu tempat yang merujuk Tartessus di Spanyol atau mungkin juga sebuah pulau di Laut Tengah, atau mungkin pula sebuah daerah di pantai Afrika Utara. Sedangkan Ufas selaku asal emas di sini adalah sebuah tempat yang hanya disebut dalam ayat ini tanpa penjelasan di kawasan mana itu. Yeremia menyerukan umat Israel supaya jangan terperdaya dan tertipu untuk menyembah berhala seperti itu. Umat itu diserukan meninggalkan penyembahan kepada berhala buatan tangan manusia, sebaliknya agar umat itu menyembah Allah yang menciptakan alam semesta. Mereka diserukan untuk tidak mendengar petunjuk dewa, dan sebaliknya mendengar petunjuk Allah. Petunjuk Allah membawa umat manusia menuju kehidupan, sedangkan petunjuk dewa-dewa dan berhala-berhala membawa manusia ke jurang penderitaan. Sekarang ini sungguh banyak dewa dan berhala yang disembah oleh masyarakat modern. Berhala adalah sesuatu benda atau seseorang yang kita cintai dan sayangi melebihi cinta dan sayang kita kepada Tuhan. Jika kita mencintai harta kita lebih tinggi daripada kepada Tuhan, maka harta sudah menjadi berhala bagi kita. Jika kita mencintai suami atau isteri atau anak kita lebih tinggi daripada cinta kita kepada Tuhan, maka hati-hati kita telah memberhalakan suami, isteri dan anak-anak kita. Ringkasnya, jika kita mencintai atau menghargai sesuatu atau seseorang lebih daripada Tuhan, maka itu semuanya sudah menjadi berhala bagi kita. Ada sebagian orang, walaupun sudah tedaftar sebagai warga gereja, tetapi secara diam-diam masih menyembah dewa-dewa dan berhala-berhala. Ada yang menyembah “na martua gunung pusuk buhit”, atau “na martua tuktuk tarabunga”, atau “sumangot ni ompu”, dewa di gunung kidul, dan sebagainya. Hal ini dapat disebut roh-roh sinkretistis, yang mencampurkan dua atau lebih kepercayaan dalam diri satu orang. Semuanya perlu ditinggalkan karena Tuhan Allah tidak senang melihat umat-Nya menjadi penganut sinkretisme. Bahkan sekarang tidak sedikit orang yang jatuh menjadi penyembah berhala mammon, di mana bagi mereka ini uang adalah ukuran tertinggi dalam hidupnya. Apapun dihalalkan demi memperoleh uang. Di media massa sehari-hari kita baca berita tentang betapa banyak orang yang dihinggapi roh mammonisme yang berwujud pada tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Para pelakunya tidak mengenal tingkat sosial, jabatan dan tingkap pendidikan formal. Pembunuhan, perampokan dan penjerumusan terhadap sesama terjadi demi mewujudkan niat untuk menyembah dewa mammon. Banyak sekali orang-orang modern yang jatuh kepada hedonisme dan konsumerisme sebagai hasil dan pengaruh pendewaan uang. Nas ini ternyata sungguh relevan untuk menyerukan agar penyembah berhala dan dewa-dewa sekarang ini kembali ke jalan Allah. Ia sajalah Allah yang benar (1 Tes. 1:9). Kebenaran-Nya diwujudkan dalam karya penyelamatan oleh Dia melalui Anak-Nya Yesus Kristus yang telah membenarkan kita orang-orang berdosa. Ia juga adalah Allah yang hidup (Ul. 5:26) dan Raja yang kekal (Kel. 15:18 dan Mzm. 10:16). Keberadaan Allah yang Maha Kuasa membuat bumi goncang karena murka-Nya dan bangsa-bangsa tdak tahan akan geram-Nya. Murka dan kegeraman Allah tidak sama dengan murka dan kegeraman manusia, karena murka Tuhan adalah bahagian dari kasih-Nya yang mendidik umat-Nya. Karenanya, sejak sekarangn mulailah mencintai Tuhan lebih dari pada apa yang kita miliki dan apa yang bersama dengan kita sekarang. Utamakan mencitai Tuhan daripa cinta akan harta, uang, keluarga, hobi dan kesenangan lainnya. Jangan jadikan berhala-berhala modern hidup di sekitar pribadi, rumah tangga, kantor, usaha kita. Singkirkan segera jika berhala itu mulai menyusup ke dalam kehidupan kita. Jika kita sudah mulai menghargai suami lebih daripada Tuhan, berhentilah dan sadarlah bahwa suami itu ciptaan Tuhan, bukan Tuhan yang harus dihargai lebih daripada Tuhan. Kendati sulit untuk meninggalkan berhala-berhala modern jaman sekarang tetapi mulailah sejak dini. Yang paling berbahaya sekarang adalah, jika Hand Phone kita tinggal di rumah, kita mau kembali ke rumah untuk mengambil HP tersebut, tetapi jika Alkitab tinggal di rumah ketika mau beribadah ke Gereja, kita tidak mau kembali lagi ke rumah mengambil Alkitab tersebut. Bahkan ketika kita bangun tidur, hal yang pertama kita cari adalah HP bukan Alkitab atau Buku Ende. Hati-hati, jangan-jangan HP juga sudah termasuk berhala yang kita butuhkan dan hormati lebih dari pada Tuhan. Karena itu, hiduplah dalam kehendak Allah. Amin.


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...