Rabu, 24 Februari 2010

Renungan Hari Kamis, 25 Pebruari 2010

Kuasa Kristus
Kolose 2 : 10
dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
Kelahiran Kristus yang disebut inkarnasi (Allah menjadi manusia) adalah sebuah momen agung yang tidak ada bandingannya yang Allah kerjakan bagi umat-Nya. Mengapa? Karena Allah sendiri menjadi manusia. Orang-orang non-Kristen menjebak Kekristenan dengan mengatakan bahwa manusia tidak mungkin menjadi Allah. Hal tersebut memang benar. Namun yang mereka tangkap itu salah. Tuhan Yesus bukan manusia yang dijadikan Allah, namun Allah sendiri yang menjadi manusia. Ketika Sang Pencipta menjadi ciptaan, itulah momen di mana Allah rela membatas diri agar dapat dikenal oleh umat-Nya. Itulah bukti imanensi Allah, Allah yang dekat dengan umat-Nya. Semua agama di luar Kristen hampir tidak ada yang memiliki konsep imanensi Allah di mana Ia dekat dengan umat-Nya. Meskipun ada agama yang mengajarkan bahwa Allah dekat dengan umat-Nya, namun sayangnya, itu hanya konsep dan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan hal tersebut. Tetapi puji Tuhan, Alkitab berkata bahwa Ia dekat dengan umat-Nya dan hal tersebut dibuktikannya dengan menjelmanya Allah sebagai manusia di dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Kebangkitan Kristus adalah KEUNIKAN kekristenan dibandingkan dengan agama lainnya. Kristus telah bangkit tidak mati lagi. Kristus telah menang! Oleh karena itu perjuangan umat Tuhan bukanlah perjuangan untuk meraih kemenangan; tetapi perjuangan dari kemenangan atas segala dosa dan Setan yang sudah diperoleh oleh Yesus ketika Ia berada di atas salib dan melalui kebangkitan-Nya (lih. Yohanes 12:31; Kolose 2:15; Wahyu 12:11).
Orang biasa selalu berambisi untuk menyingkirkan dan memusnahkan musuhnya. Orang pintar mampu mengubah musuh menjadi teman yang membawa berkat. Orang pandai dapat mengubah sampah menjadi pupuk; dapat mengubah besi rongsokan menjadi mobil yang mahal. Tuhan Yesus belum menyingkirkan maut; namun ia mengubah maut menjadi sesuatu yang berguna bagi umat-Nya, yakni menjadi "pintu gerbang" menuju kemuliaan kekal. Oleh karena itulah rasul Paulus berkata, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21) Rasa takut yang keliru seringkali dipakai Iblis untuk melumpuhkan dinamika hidup kristiani. Banyak orang Kristen tidak berani bersaksi karena mereka sudah kalah sebelum bertanding. Mereka takut kalau-kalau orang lain tersinggung atau marah. Iblis sering memakai "psychology of fear" (psikologi rasa takut) untuk memadamkan semangat pelayanan di dalam diri umat-Nya. Seorang petinju pasti akan kalah apabila ia pada waktu dipertemukan dengan lawannya dan di hadapan wasit tidak berani menatap mata lawannya.
Yesus, “telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum, dalam kemenangan-Nya atas mereka” (Kolose 2:15). Musuh kita, Setan, dan seluruh pasukannya telah dikalahkan pada hari itu dan telah dilucuti kuasanya atas hidup orang percaya. Kekalahan iblis diteguhkan melalui kuasa kebangkitan. Kebangkitan Yesus, membuktikan bahwa Bapa telah menerima Putra-Nya sebagai pengganti tempat kematian kita. Di atas kertas hutang kita sekarang tertulis “lunas dibayar,” kita yang percaya Yesus selamanya bebas dari kuasa setan. Hukuman dosa telah dibayar, kuasa dosa dipatahkan, dan Yesus mengambil alih rasa malu kita. Musuh tidak bisa menghancurkan kita; satu-satunya yang bisa setan lakukan hanyalah menggoda. Sebagai tambahan, Sang Penebus telah membayar penebusan bagi umat manusia hari itu. Kita yang dulunya menjadi hamba dosa, kini bebas. Darah Yesus yang sangat berharga telah membebaskan sehingga kita dapat menjadi Anak-anak-Nya (Roma 6:6; Yohanes 1:12).



Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...