Jumat, 19 Februari 2010

Renungan Minggu 21 Pebruari 2010

Mengenal Panggilan Allah
1 Timotius 6: 11-16

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata ‘panggilan’? Siapa yang pertama kali Anda bayangkan? Orang lain? Diri sendiri? Atau Tuhan? Bahasan ini sangat mendasar, kesadaran akan adanya panggilan dalam diri kita akan menggiring kita kepada suatu jalan hidup yang lain. Menyadari dengan tepat panggilan pribadi kita di hadapan Tuhan akan menentukan pola hidup, tujuan dan arah perjalanan hidup kita. Dalam bagian ini, sebagai kaum muda-mudi gereja, kita diharapkan mampu menyadari adanya panggilan Tuhan ini atas diri kita dan menjawabnya dengan kesungguhan hati demi kemuliaan nama Tuhan dan pertumbuhan iman bersama. Demikian halnya Panggilan Tuhan kepada Rasul Paulus dan juga terhadap anak didiknya Timotius.
Paulus menulis surat ini kepada Timotius untuk memberikan pengarahan dan dorongan yang dibutuhkan Timotius dalam melaksanakan pelayanannya. Paulus memanggil dan mengingatkan Timotius untuk mengajar jemaat agar jangan terpengaruh oleh ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Paulus juga memberikan berbagai petunjuk tentang hal-hal yang harus ia ajarkan kepada jemaat, syarat-syarat yang berlaku dalam pemilihan seseorang menjadi penatua dan diaken jemaat. Selain itu diberikan nasihat pribadi kepada Timotius agar tidak seorang pun yang memandangnya rendah karena usianya yang masih muda (4:12), agar ia tidak mengabaikan karunia rohaninya (4:14), dan agar tidak merasa malu memberitakan Injil (2Tim. 1:8). Selain itu, ia juga memberikan nasihat praktis tentang bagaimana bersikap terhadap jemaat yang terdiri dari berbagai golongan usia; pelayanan terhadap para janda, nasihat kepada orang-orang kaya, dan sebagainya.

Mungkin Kita pernah dengar dan mengenal orang-orang seperti Hudson Taylor sebagai “Man of Prayer” dan Geoge Muller sebagai “Man of Faith”. Gelar seperti ini tidak bisa diberikan oleh universitas manapun! Karena sebutan tersebut adalah identitas diri yang datang dari integritas sejati yang dijalani sepanjang hidup. Mengenal jelas Identitas diri kita dan siapa Tuhan yang kita layani merupakan hal yang penting di dalam pelayanan. Paulus meneguhkan Timotius terhadap panggilan dan keberadaannya di hadapan Tuhan: “Tetapi engkau, hai manusia Allah.” (O, Man of God). Ini merupakan sebuah identitas yang sangat meneguhkan panggilan Timotius. Kata ini mempunyai arti: “Seorang yang berada di dalam pekerjaan pelayanan Allah, yang menjadi representatif Allah, dan berbicara atas nama Allah.” (J.N. Kelly). Sebagai umat Tuhan yang mengasihi dan melayani Tuhan, kita harus mengenal jelas siapa Tuhan kita dan siapa diri kita. Biarlah seruan Paulus kepada Timotius berbicara pada Anda hari ini, bahwa di dalam pelayanan anda adalah Manusia Allah (Men and Women of God).
Pada 15 Jun 1957, sebuah motokar baru di kubur di dalam bilik kebal di bawah halaman mahkamah di Tulsa, Amerika Syarikat. Pada Jun 2007, motokar itu digali semula ketika bandar raya itu merayakan 100 tahun Oklahoma menjadi sebuah negeri. Dalam surat khabar Tulsa World, Randy Krehbiel menulis; "Sekarang kita tahu apa yang berlaku kepada motokar Plymouth Belvedere yang dimasukkan ke dalam lubang selama 50 tahun." Air yang meresap ke dalam bilik kebal itu telah menjadikan motokar yang dahulunya berkilat sebagai sebuah tugu peringatan yang berkarat. Seorang pakar yang di upah untuk menghidupkan enjinnya mengumumkan bahawa motokar itu "tiada harapan" lagi. Ketiadaan pergerakan secara rohani mengakis jiwa seperti lembapan mengakis logam. Paulus menggesa Timotius, anak didiknya yang masih muda, untuk "sentiasa melakukan kehendak Tuhan, hidup beribadat, sentiasa percaya kepada Kristus, mengasihi saudara seiman, tabah menghadapi penderitaan dan bersikap lemah lembut" (1 Timotius 6:11). Perintah ini tiada tarikh luput. Disiplin rohani menuntut perhatian yang terus menerus dalam hidup kita. Jika kita hendak berehat, kita akan berkarat. Oswald Chambers berkata, "Daya fikir bekerja dengan paling baik apabila ia sentiasa bekerja; semakin banyak yang anda buat, semakin banyak yang anda boleh buat. Kita mesti bekerja keras untuk sentiasa bersedia bagi Tuhan. Bersihkan karat dan kilatkan selalu dengan menggunakannya." Kemampuan kita mungkin berlainan sesuai dengan umur, tetapi mengejar kehidupan yang salih tidak harus berhenti, kerana Tuhan telah memanggil kita untuk ini. Jangan Berkarat!! - David McCasland Siapakah yang menilai perbuatan kita dalam kehidupan
Dan mengadili kejayaan kita? Tuhan kita, Dia yang memberi ganjaran kepada mereka
Yang hidup untuk menyenangkan hati Tuhan. – Branon
Minggu ini disebut Minggu Invocavit: Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab (Mazmur 91:15a), setiap orang memiliki panggilan dan misi dari Allah. Ada tugas yang diberikan kepada umat manusia ketika ia diciptakan, yang karena kejatuhan dalam dosa mengakibatkan ketidaksempurnaan, bahkan kerusakan dalam menjalankan tugas tersebut. Ada panggilan keselamatan, yang Tuhan berikan kepada semua orang, karena Ia ingin agar semua orang selamat dan mengalami hubungan yang sejati dengan Sang Pencipta. Ada juga panggilan yang bersifat spesifik dan unik, karena merupakan tugas seseorang dalam hubungannya dengan Rancangan Agung Allah. Alkitab berisi tokoh-tokoh yang menerima panggilan dan tugas dari Allah, dengan cara, metode, waktu yang berbeda-beda. Mulai dari Adam sampai Yesus, kedua belas murid dan Paulus, semuanya memiliki panggilan yang unik sesuai dengan konteksnya masing-masing. Dari sudut manusia sendiri, akan ada 4 sikap yang berbeda sehubungan dengan panggilan Allah yang unik dalam hidup mereka:
1. Ada yang merasa yakin dengan panggilan Allah yang kemudian menjadi visi mereka
2. Ada yang sedang bergumul ketika menerima panggilan Allah
3. Ada yang sedang mencari apa sebenarnya yang menjadi kehendak Allah
4. Ada yang tidak terlalu peduli dengan apa yang jadi kehendak Allah, dan memilih untuk hidup bagi dirinya sendiri
Ada beberapa sebab orang tidak melayani Tuhan, dan salah satu alasannya adalah tidak melihat panggilan Tuhan itu sebagai suatu kewajiban, tetapi lebih kepada pilihan. Seharusnya kewajiban meresponi panggilan Tuhan ini terjadi secara otomatis sebagai tanda terima kasih atas anugerahNya, sehingga kewajiban melayani dilaksanakan dengan sukarela dan bukan karena paksaan. Ada panggilan Tuhan secara khusus dan ada panggilan Tuhan secara umum kepada kita. Jika Tuhan memanggil seseorang untuk tugas khusus, itu berarti Tuhan pasti akan melengkapi dan memampukan sehingga ia sanggup melaksanakan panggilan itu dengan baik, hal ini terjadi seperti panggilan Tuhan kepada Yeremia (1:4-10). Adapun dasar dari pelayanan kita adalah kasih kepada Allah dan sesama. Kasih adalah hukum Tuhan yang terutama, yang membuat segala yang kita lakukan menjadi berarti. Kasih juga merupakan kekuatan yang memampukan kita bertahan dalam menghadapi berbagai kesulitan pelayanan seperti yang dilakukan Yesus dalam masa inkarnasiNya. Yang menjadi persoalan bagi kita, adakah kita bersedia meresponi panggilan Tuhan itu? Soal mampu atau kemampuan adalah urusan Tuhan, Ia pasti memampukan kita. Kiranya Tuhan menolong kita.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...