Senin, 15 Februari 2010

Renungan Hari Senin, 15 Pebruari 2010

Sosok Pemimpin Kristen
Amsal 11: 14

"Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada."
Menurut Roy, sosok pemimpin Kristen yang ideal merupakan gabungan dari 4 karakter, yaitu shepherd, steward, seer dan servant. Hal yang sama diungkapkan Jewangoe dalam makalahnya bahwa kepemimpinan Kristen tidak dapat dijalankan secara otoriter, bersikap sebagai tuan dan mau menang sendiri, sebagaimana Tuhan Yesus berkata, "Siapa yang mau besar, mesti kecil. Siapa yang mau menjadi tuan, mesti menjadi hamba." Jewangoe berpandangan bahwa siapapun yang mengabdi kepada kebaikan umat Tuhan dan seluruh anak bangsa, pantas dianggap sebagai pemimpin Kristen. Kepemimpinan Kristen tidak bisa hanya dikaitkan pada kaum teolog saja. Lebih lanjut, kaum teolog harus memperluas wawasan kemasyarakatannya dan para pemimpin awam juga harus memperluas wawasan teologisnya. "Singkatnya, Bangsa Indonesia memerlukan pemimpin yang dilengkapi baik secara teologis maupun kemasyarakatan, memiliki pemahaman mendalam tentang berelasi, mampu mereinterpretasikan Injil kepada segala makhluk, sadar politik dan yakin bahwa gereja ditempatkan Tuhan untuk menjadi terang bagi bangsa," Pentingnya sebuah pimpinan, sebuah bimbingan, atau sebuah tuntunan. Jelas, tanpa pimpinan, kita hancur. Tanpa bimbingan, kita akan kocar-kacir. Tanpa tuntunan dan petunjuk, kita akan tersesat.
Saat ini diperlukan figur pemimpin bangsa yang komunikatif, berintegritas, nasionalis dan mampu bertindak sebagai problem solver, bukannya menjadi part of the problem. Sebuah pimpinan jelas datang dari pemimpin, orang yang memimpin, atau dengan kata lain orang yang memberi bimbingan dan petunjuk. Jika seorang pemimpin adalah seorang yang bebal, maka bimbingan yang kita dapat pun juga bebal. Dan jelas, itu bukanlah bimbingan yang benar. Jika pemimpin kita adalah orang yang tidak kasih, maka jelas bimbingan yang keluar dari mulutnya pun juga tidak akan dilandasi oleh kasih.
Lantas, siapakah pemimpin yang memberikan bimbingan yang benar, bimbingan yang penuh dengan kasih, yang jelas akan membawa kita pada jalur yang benar? Ya, Anda benar, Dialah Allah. Allahlah pemimpin yang sejati, yang penuh kasih. Tuntunan dan bimbingan-Nya membawa kita kepada ketenteraman.
Seringkali kita mengahadapi pilihan-pilihan yang membingunkan dalam hidup kita, atau masalah-masalah yang sangat pelik untuk dapat diselesaikan. Dalam kebingungan itu biasanya kita akan mencari seseorang yang akan memberikan kita petunjuk, nasihat ataupun pencerahan supaya kita dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Kadang masalah hidup terlalu berat dan pilihannya terlalu sulit sehingga pencerahan apapun tetap membuat jalan kita terasa gelap. Dunia ini memang semakin gelap. Kegelapan itulah yang juga dirasakan oleh Yesaya ketika dia melihat sekelilingnya. Yesaya melihat kondisi orang Israel yang hatinya gelap karena lebih suka berbuat dosa, pemimpin-pemimpin yang hatinya juga busuk dan bahkan lebih lagi menyusahkan rakyat yang mereka pimpin. Ditengah kegelapan itu Yesaya menyampaikan pesan Allah bahwa akan lahir ditengah-tengah gelapnya dunia ini seorang “Penasihat yang ajaib”. Tentu ini janji yang sangat melegakan. Ada beberapa karakteristik “Penasihat ajaib” yang nyata dalam diri Kristus:
1. Pertama, seorang penasihat akan selalu bekerja secara langsung terhadap yang dinasihatkannya dalam percakapan, pendampingan dan relasi yang dekat. Mesias itu datang menghampiri manusia dan menjadi manusia dan hidup ditengah manusia. Begitulah Tuhan menjadi penasihat yang ajaib dalam hidup kita dengan membiarkan kita masuk dalam relasi denganNya.
2. Kedua, seorang penasihat memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan orang yang dinasihatinya. Puji Tuhan, di tengah jaman yang gelap ini, kita punya “the wonderful counselor”, yang memimpin dan mencerahkan kita dalam pengambilan keputusan-keputusan yang penting.
3. Ketiga, seorang penasihat harus mengerti betul apa yang disampaikannya dan tahu persis kondisi orang yang dinasihatinya. Penasihat yang ajaib ini bahkan telah turun menjadi manusia dan merasakan artinya menderita, terhimpit, dan ditekan penguasa dalam ketidak adilan. Dia tahu persis dan mengerti setiap pergumulan yang kita alami, karena Dia pun pernah mengalaminya.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...