Yesus Kristus Tidak Berubah
Ibrani 13: 8
Ibrani 13: 8
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
Yesus Kristus memberi terang yang memberi pengertian kepada kita tentang pengabdian dan pelayanan. Orang yang di dalam Yesus Kristus seharusnya memberikan pengabdian dan pelayanan lebih dari pada yang lain. Mengapa? Karena Yesus telah memberikan keteladanan itu. Ia adalah Guru tetapi dengan penuh kerendahan hati Ia mau mencuci kaki murid-murid-Nya. Ia adalah Tuhan, tetapi dengan kesediaan-Nya Ia mau menjumpai seorang perempuan siang hari di Samaria. Ia adalah Penguasa atas langit dan bumi, tetapi Filipi pasal 2 mengatakan Ia rela menanggalkan kesetaraan dengan Bapa-Nya sebagai hak yang harus dipertahankan, Ia telah menjadi manusia, Ia rela memikul salib dan mati di kayu salib bagi kita sekalian. Pengabdian dan pelayanan yang sempurna dapat kita pelajari melalui hidup Tuhan Yesus. Yesus Kristus tetap hidup dan berkarya pada zaman kita sekarang ini. Yesus bukanlah teori atau renungan teoritis tanpa pengalaman yang menyangkut hidup kita, tetapi Yesus adalah manusia, di mana ada orang-orang yang sempat bertemu dan menceritakan apa yang mereka alami. Maka Yesus adalah bagian dari sejarah yang dialami oleh manusia dan di dalamnya kita memahami-Nya di dalam sejarah zaman kita. Persoalannya adalah, pemahaman tentang Yesus dari masa ke masa tidak sama, dan terus berkembang. Ada perbedaan pola pemikiran, sitiasi, tuntutan-tuntutan dan perspektif antara saksi-saksi awal dan kita di zaman sekarang, sehingga pengkisahan kembali Yesus tidak bisa berarti bahwa kata-kata konkrit dan reaksi-reaksi konkrit dari Yesus begitu saja diterapkan pada zaman sekarang. Ada pola penghayatan baru yang terus kita alami, maka perlu menelaah situasi dan kebutuhan zaman dengan terus memperhatikan panggilan dan janji-janji yang sudah diwartakan oleh Yesus sendiri. Namun memahami Yesus pada zaman sekarang bukan berarti kita melihat Yesus dengan suatu cara yang sama sekali tidak mengandung perjumpaan apapun dengan generasi-generasi yang dulu.
Mengkisahkan kembali hidup Yesus berarti harus membawa Yesus pada harapan baru terhadap situasi masyarakat kita. Suatu harapan bahwa Allah akan menyelamatkan umat-Nya dari segala kesengsaraan. Dan keselamatan yang diwartakan itu akan menjadi nyata kalau di dalamnya ada tindakan yang sungguh “option for the poor”, menegakkan keadilan dan kebenaran dan berjuang mengatasi segala macam jurang pemisah yang membawa pada penderitaan bangsa. Dalam konteks inilah maka perhatian kita tidak boleh terpaku pada intern Gereja saja, melainkan harus membawa ruang baru kepada keselamatan bangsa manusia seluruhnya. Karena keselamatan perseorangan tidak dapat terlaksana tanpa mengusahakan keselamatan seluruh umat manusia. Maka berbicara tentang Yesus berarti memberi kesaksian bahwa Yesus adalah sumber harapan dan keselamatan semua orang. Dengan kata lain, hanya melalui perbuatan nyatalah kita memberi kesaksian bahwa Yesus selalu membebaskan umat-Nya dari kesengsaraan.
Bersahabatlah karena TUHAN, jika kita bersahabat karena dia baik, niscaya kita akan kecewa sebab dalam dalam diri orang ada kecenderungan itu berbuat tidak baik, jika kita membenci orang karena prilaku buruknya, siap-siaplah malu sebab setiap orang bisa berubah, Bersahabatlah karena TUHAN karena hanya dengan bersandar atas kehendak TUHAN persahabatan itu akan terjalin dengan manis, kita akan terlindung dari kejahatan atau keburukan, dan jangan pernah membenci manusia. Alangkah Indahnya persahabatan tanpa melihat RAS,SUKU dan AGAMA, dan yang terpenting adalah bersahabat dengan IKHLAS tanpa ada maksud-maksud tertentu. Yesus adalah sahabat sejati. Dia tetap setia kepada kita. Kita tetap berharga di mata Tuhan kapan pun, dimana pun, berapa lama pun waktu yang sudah kita lalui, Tuhan kita tidak pernah berubah. Setiap kita datang kepada-Nya, melalui doa kita, Tuhan setia untuk menyambut kita, mendengar keluh kesah kita dan memberi penghiburan kepada kita. Kita tidak perlu meragukan kasih-Nya, kecuali kita melupakan kasih dan pimpinan Tuhan di masa yang lalu. Mari kita jadikan Yesus sebagai sahabat kita setiap hari.
Yesus Kristus memberi terang yang memberi pengertian kepada kita tentang pengabdian dan pelayanan. Orang yang di dalam Yesus Kristus seharusnya memberikan pengabdian dan pelayanan lebih dari pada yang lain. Mengapa? Karena Yesus telah memberikan keteladanan itu. Ia adalah Guru tetapi dengan penuh kerendahan hati Ia mau mencuci kaki murid-murid-Nya. Ia adalah Tuhan, tetapi dengan kesediaan-Nya Ia mau menjumpai seorang perempuan siang hari di Samaria. Ia adalah Penguasa atas langit dan bumi, tetapi Filipi pasal 2 mengatakan Ia rela menanggalkan kesetaraan dengan Bapa-Nya sebagai hak yang harus dipertahankan, Ia telah menjadi manusia, Ia rela memikul salib dan mati di kayu salib bagi kita sekalian. Pengabdian dan pelayanan yang sempurna dapat kita pelajari melalui hidup Tuhan Yesus. Yesus Kristus tetap hidup dan berkarya pada zaman kita sekarang ini. Yesus bukanlah teori atau renungan teoritis tanpa pengalaman yang menyangkut hidup kita, tetapi Yesus adalah manusia, di mana ada orang-orang yang sempat bertemu dan menceritakan apa yang mereka alami. Maka Yesus adalah bagian dari sejarah yang dialami oleh manusia dan di dalamnya kita memahami-Nya di dalam sejarah zaman kita. Persoalannya adalah, pemahaman tentang Yesus dari masa ke masa tidak sama, dan terus berkembang. Ada perbedaan pola pemikiran, sitiasi, tuntutan-tuntutan dan perspektif antara saksi-saksi awal dan kita di zaman sekarang, sehingga pengkisahan kembali Yesus tidak bisa berarti bahwa kata-kata konkrit dan reaksi-reaksi konkrit dari Yesus begitu saja diterapkan pada zaman sekarang. Ada pola penghayatan baru yang terus kita alami, maka perlu menelaah situasi dan kebutuhan zaman dengan terus memperhatikan panggilan dan janji-janji yang sudah diwartakan oleh Yesus sendiri. Namun memahami Yesus pada zaman sekarang bukan berarti kita melihat Yesus dengan suatu cara yang sama sekali tidak mengandung perjumpaan apapun dengan generasi-generasi yang dulu.
Mengkisahkan kembali hidup Yesus berarti harus membawa Yesus pada harapan baru terhadap situasi masyarakat kita. Suatu harapan bahwa Allah akan menyelamatkan umat-Nya dari segala kesengsaraan. Dan keselamatan yang diwartakan itu akan menjadi nyata kalau di dalamnya ada tindakan yang sungguh “option for the poor”, menegakkan keadilan dan kebenaran dan berjuang mengatasi segala macam jurang pemisah yang membawa pada penderitaan bangsa. Dalam konteks inilah maka perhatian kita tidak boleh terpaku pada intern Gereja saja, melainkan harus membawa ruang baru kepada keselamatan bangsa manusia seluruhnya. Karena keselamatan perseorangan tidak dapat terlaksana tanpa mengusahakan keselamatan seluruh umat manusia. Maka berbicara tentang Yesus berarti memberi kesaksian bahwa Yesus adalah sumber harapan dan keselamatan semua orang. Dengan kata lain, hanya melalui perbuatan nyatalah kita memberi kesaksian bahwa Yesus selalu membebaskan umat-Nya dari kesengsaraan.
Bersahabatlah karena TUHAN, jika kita bersahabat karena dia baik, niscaya kita akan kecewa sebab dalam dalam diri orang ada kecenderungan itu berbuat tidak baik, jika kita membenci orang karena prilaku buruknya, siap-siaplah malu sebab setiap orang bisa berubah, Bersahabatlah karena TUHAN karena hanya dengan bersandar atas kehendak TUHAN persahabatan itu akan terjalin dengan manis, kita akan terlindung dari kejahatan atau keburukan, dan jangan pernah membenci manusia. Alangkah Indahnya persahabatan tanpa melihat RAS,SUKU dan AGAMA, dan yang terpenting adalah bersahabat dengan IKHLAS tanpa ada maksud-maksud tertentu. Yesus adalah sahabat sejati. Dia tetap setia kepada kita. Kita tetap berharga di mata Tuhan kapan pun, dimana pun, berapa lama pun waktu yang sudah kita lalui, Tuhan kita tidak pernah berubah. Setiap kita datang kepada-Nya, melalui doa kita, Tuhan setia untuk menyambut kita, mendengar keluh kesah kita dan memberi penghiburan kepada kita. Kita tidak perlu meragukan kasih-Nya, kecuali kita melupakan kasih dan pimpinan Tuhan di masa yang lalu. Mari kita jadikan Yesus sebagai sahabat kita setiap hari.