Minggu, 18 April 2010

Renungan Selasa, 6 April 2010

Keselamatan Hanya Dalam Kristus
Kisah Para Rasul 4 : 12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Orang itu lumpuh sejak lahir dan sudah berumur 40 tahun. Setelah disembuhkan, akhirnya dia mampu masuk ke dalam Bait Allah, sambil melompat-lompat serta memuji-muji Allah (lihat Kis 3:8). Karena mukjizat itu orang-orang berkumpul, dan Petrus pun mulai berkhotbah. Dia berbicara kepada orang-orang itu tentang keselamatan yang dari Yesus dan memberi kesaksian yang berani perihal kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Kita dapat membayangkan betapa hati para pendengar yang menjadi percaya begitu dipenuhi oleh sukacita dan pengharapan.
Namun demikian, para pemuka agama Yahudi tidak mau menerima Kabar Baik tersebut, mereka malah menolaknya mentah-mentah. Kendati pun ada bukti jelas perihal kesembuhan orang lumpuh yang sekarang jelas-jelas sehat berdiri di depan mereka dan mereka pun menerima terlibatnya kuat-kuasa tertentu di luar kekuatan yang bersifat alamiah dalam ‘keajaiban’ tersebut, para pemuka agama Yahudi itu tetap saja menolaknya.
Kita harus menyadari, bahwa kita pun dapat ‘jatuh’ ke dalam kekerasan-hati (sikap kepala-batu) yang serupa, meskipun kita dihadapkan dengan karya Tuhan yang sudah jelas-nyata. Sikap seperti ini dapat timbul dari konsep kita yang keliru tentang Allah. Kita cenderung untuk menolak Dia apabila kita melihat-Nya sebagai seorang hakim kejam dan pembuat peraturan, bukannya sebagai seorang Bapa yang murah-hati dan penuh kasih. Hal lain yang dapat menyebabkan pengerasan hati kita adalah apabila kita tidak mau mengampuni seseorang yang pernah menyakiti hati kita, atau kalau kita begitu melekat dengan rencana-rencana kita sendiri dalam kehidupan ini, bukannya rencana Allah.
Allah ingin menyembuhkan sakit-penyakit kita dan melembutkan hati kita masing-masing. Ia bergerak pada saat ini, bahkan ketika anda membaca renungan ini, untuk menyembuhkan anda. Oleh karena itu marilah kita berdoa agar Dia menyentuh hati kita masing-masing. Carilah Tuhan dan mohonlah agar Dia menyatakan diri-Nya. Mohonlah kepada-Nya rahmat untuk beriman-kepercayaan secara lebih dalam, melaluinya kita menerima janji-janji-Nya.
Allah akan mendengar kita dan memberikan kepada kita rahmat untuk menerima perubahan apa saja yang diperlukan. Yang dikehendaki-Nya adalah hati yang merendah di hadapan-Nya.
Iman Kristen adalah iman yang berdiri atas Kebangkitan Kristus. Inilah yang membedakan Kekristenan dengan agama lain yang ada di dunia. Semua agama yang lain berdiri di atas ajaran-ajaran moral yang tak lebih hanyalah berupa aturan-aturan hukum agama, yakni aturan bagaimana hidup baik dan benar supaya bisa masuk sorga. Itulah kegagalan total dari agama sekuler, agama tidak lebih hanyalah religiusitas semu belaka. Kalau Kristus tidak dibangkitkan dari kematian maka sia-sialah seluruh kepercayaan kita dan Kekristenan tidak ada sampai detik ini. Esensi iman Kristen adalah kebangkitan Kristus. Kristus yang bangkit inilah yang memberikan kekuatan dan keberanian pada Yohanes dan Petrus untuk bersaksi di hadapan Mahkamah Agama tentang Yesus Kristus yang disalibkan itu ada batu penjuru dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.




Jamita Epistel Minggu EXAUDI (Sai tangihon ma soarangku, Ale jahowa- Pslm.27:7)– 12 Mei 2024

Hatuaon ni Halak Partigor     (Kebahagiaan Orang Benar) Mateus 13 : 10  – 17   1)       Hamuna nahinaholongan dibagasan Kristus Jesu...