Selasa, 20 April 2010

Renungan Hari Senin, 19 April 2010

Allah Memilih Kita
Mazmur 33 : 12-14

Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.
Kita tahu dari Alkitab bahwa, apa yang dilakukan Nuh adalah sebuah langkah iman, sebuah keputusan untuk taat sepenuhnya kepada Allah tanpa keraguan. Dan ini sejalan pula dengan apa yang diinginkan Tuhan untuk kita lakukan. "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Nuh berani memutuskan untuk hidup tidak serupa dengan dunia. Nuh berani menghadapi konsekuensi dibenci, disisihkan atau disingkirkan dari pergaulan di sekelilingnya. Baginya hubungan erat dengan Tuhan adalah jauh lebih penting dari segala kepentingan dunia dan itu keputusan yang membuat Tuhan berkenan unuk menyingkapkan rahasiaNya kepada Nuh. Dari masa ke masa dunia akan selalu menjadi medan yang sulit bagi kita, namun sesulit apapun jangan sampai kita memilih untuk berkompromi dengan berbagai hal yang menyakiti hati Tuhan demi kepentingan duniawi sesaat. Kita bisa belajar dari teladan Nuh dan imannya yang taat. Jadilah orang-orang yang berani tampil beda, yang berani melawan arus dunia, tidak serupa dengan dunia yang cenderung mengecewakan Tuhan. Kasih karunia Allah akan selalu siap dilimpahkan bagi setiap anak-anakNya yang taat menuruti kehendakNya. Berani hidup tidak serupa dengan dunia akan membawa kita menerima kasih karunia Allah


Karena egoisme, kesombongan dan keserakahan orang kaya tertentu maka hancur dan rusaklah lingkungan hidup maupun kehidupan bersama. Hampir semua lapisan tanah ditutupi beton dan bangunan yang tinggi, maka banjir bandang tak terhindari, itulah yang akhir-akhir ini terjadi. Dibalik kejayaan keberhasilan duniawi yang antara lain ditandai oleh gedung-gedung pencakar langit, hotel dan losmen terjadilah kemerosotan moral manusia. Maklum cukup banyak hotel dan losmen telah menjadi tempat terselubung untuk pelacuran, tempat untuk melakukan ketidak-setiaan atau perselingkuhan. Dibalik hingar bingar dan nyanyian ada narkoba dan pelecehan seksual. Dibalik kesuksesan kepemilikan sarana komunikasi seperti HP ada kehancuran komunikasi kasih antar manusia. Memperhatikan kasus Babel yang menjadi symbol kesombongan dan keserakahan manusia, marilah kita sebagai orang beriman mawas diri: apakah saya juga tergerak atau dijiwai untuk membangun sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit alias dambaan atau impian kosong, hampa? TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka (Mzm 33:10-15)

Jamita Evangelium Minggu EXAUDI (Sai tangihon ma soarangku, Ale jahowa- Pslm.27:7)– 12 Mei 2024

Hatuaon ni Halak Partigor     (Kebahagiaan Orang Benar) Psalmen 1 : 1  – 6   1)       Ia turpukta on ima patujolo ni sude psalmen (1...