Minggu, 18 April 2010

RENUNGAN PASKAH I, 4 april 2010

Iman Yang Dibangkitkan Kristus
YOHANES 20 : 1-10

Satu atau dua hari setelah upacara pemakaman salah satu anggota keluarga, pada umumnya pagi-pagi benar masih terasa lesu dan lelah. Suasana murung atau sedih kiranya masih menyelimuti seluruh anggota keluarga atau sanak kerabat dekat dari yang dipanggil Tuhan, meninggal dunia. Suasana macam itulah kiranya yang sedang terjadi dalam atau dialami oleh para rasul/murid Yesus, tetapi “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. (Yoh20:1). Saksi kebangkitan yang pertama adalah Maria Magdalena, seorang perempuan, yang dalam tata sosial hidup bersama sehari-hari, yang biasa, sering dinilai sebagai yang lemah. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan. (Yoh20:2). Dari pengalaman peristiwa hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, kebangkitan Yesus dari mati, kiranya kita dapat mawas diri perihal kebenaran ini: kelemahan sekaligus dapat menjadi kekuatan dan kekuatan sekaligus dapat menjadi kelemahan. Di dalam hidup sehari-hari, suasana aman dan damai pada umumnya yang nampak berperan dan berpengaruh adalah mereka yang dinilai kuat dalam kedudukan atau jabatan. Sebagai contoh konkret: ketika ada undangan pesta dengan perwakilan alias tidak semuanya diundang, pada umumnya yang datang ke pesta adalah sang pemimpin atau ketua. Di dalam suasana genting dan mencemaskan atau kurang enak, pada umumnya mereka yang dinilai lemah yang tampil dan berperan, Sebagai contoh konkret: ketika ada undangan untuk kerja bakti kiranya yang datang adalah pekerja kasar atau pembantu rumah tangga, demikian juga ketika ada tempat yang kotor atau amburadul kiranya yang diminta mengerjakan atau membereskan adalah para pembantu atau buruh, dst.. Marilah kita mawas diri perihal kekuatan dan kelemahan kita masing-masing. Mungkin perihal kekuatan dengan mudah orang berani melihat dan mengakuinya, tetapi dalam hal kelemahan sering malu atau tidak berani mengakuinya. Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku (1Kor11:30), demikian kesaksian Paulus, yang kiranya dapat menjadi inspirasi kita.

Kesaksian ini menunjukkan bahwa yang bekerja dalam diri manusia yang lemah.dan rapuh adalah Tuhan, dimana orang lebih terpesona atau terpengaruhi oleh Tuhan, sebagaimana dialami oleh Maria Magdalena, sehingga ia tak takut dan gentar dalam suasana genting yang mencekam. Dengan gairah ia memberitahu atau mengabarkan kebangkitan Tuhan kepada mereka yang takut, seperti para rasul, dan akhirnya para rasul yang ketakutan pun bangkit juga. Yang dipandang lemah telah membangkitkan dan menggairahkan; kebenaran ini rasanya dapat dialami oleh para orangtua atau bapak-ibu terhadap anak-anak atau bayinya yang lemah, yang mungkin baru saja dilahirkan. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk tidak takut atau cemas melihat dan mengakui kelemahan kita masing-masing. Ingatlah bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya, dalam mewartakan kebangkitan, kegairahan dan kegembiraan. Dalam kisah Warta Gembira hari ini juga diceriterakan bahwa murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. murid yang lain ini adalah Yohanes, murid terkasih Yesus. Selayaknya orang menjadi lebih bergairah ketika yang terkasih menghadapi masalah, itulah yang terjadi, sebagaimana dialami banyak orang ketika sahabat atau kenalannya menderita sakit atau bahkan meninggal dunia. Maka dalam kegembiraan Paskah, kebangkitan Yesus dari mati, hari ini, marilah kita ingat saudara-saudari kita yang mungkin sedang dalam kesulitan; kita bangkit berdiri dan mendatanginya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Percaya dan imanilah dengan melihat apa yang terjadi pasti atau terjadi sesuatu yang tak terduga, mujizat atau karya Tuhan. Marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran(1Kor5:8). Berpesta atau bergembira dalam kemurnian dan kebenaran itulah panggilan kita semua. Seseorang yang memilih hidup murni akan menghayati satu sikap hormat yang terarah semata kepada Sang Pencipta, sebagai satu-satunya Pribadi, akan tetapi ia akan tetap menghormati semua ciptaan lain termasuk dirinya sendiri (Sr.Joyce Ridick SSC, Ph.D: Kaul , harta melimpah dalam bejana tanah, liat, , , Penerbit Kanisius Yogyakarta 1987, hal 93). Yang disebut sebagai Pribadi di sini adalah Tuhan, dan kita beriman bahwa Tuhan senantiasa hidup dan berkarya dalam diri manusia, ciptaan terluhur di dunia ini. Maka sebagai perwujudan hidup dalam kemurnian dan kebenaran kiranya dapat kita wujudkan dengan saling menghormati satu sama lain, dalam keadaan atau kondisi macam apapun.
Kita juga dipanggil untuk menghormati diri sendiri dan ciptaan lain dalam kemurnian dan kebenaran. Menghormati diri sendiri dalam kemurnian dan kebenaran antara lain berusaha seoptimal mungkin agar kita tetap dalam keadaaan sehat walafiat, segar bugar baik lahir maupun batin, jasmani maupun rohani. Orang sehat dan segar bugar akan lebih mudah untuk bergembira ria serta mewartakan kegairahan, kegembiraan dan kebangkitan kepada sesamanya. Mengusahakan kesehatan dan kebugaran tubuh atau phisik antara lain dengan makan dan minum sesuai dengan pedoman empat sehat lima sempurna, olahraga teratur, istirahat dan bekerja teratur, dst.. Sedangkan untuk mengusahakan kesehatan dan kebugaran batin atau rohani antara lain tidak melupakan hidup doa, matiraga maupun tindakan atau perilaku yang baik dalam hidup sehari-hari.
Iman kita kepada kebangkitan juga dapat kita wujudkan dengan saling mengasihi tanpa membeda-bedakan orang sebagaimana dikatakan oleh Petrus: Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.(Kis10:34-35). Yesus yang telah bangkit dari mati tidak terikat oleh ruang dan waktu dalam berkarya untuk menyelamatkan dunia melalui RohNya., maka kita yang beriman kepadaNya juga dipanggil untuk tidak terikat dalam ruang dan waktu dalam berpartisipasi menyelamatkan dunia. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya, demikian kata Petrus. Kebenaran dianugerahkan kepada semua orang dan dapat dihayati oleh semua orang tanpa pandang bulu, SARA atau usia dan pengalaman. Apa yang benar selalu berlaku secara universal atau umum, bukan milik pribadi atau golongan tertentu. Tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!"Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita (Mzm118:16-1722-23)


Jamita Evangelium Minggu EXAUDI (Sai tangihon ma soarangku, Ale jahowa- Pslm.27:7)– 12 Mei 2024

Hatuaon ni Halak Partigor     (Kebahagiaan Orang Benar) Psalmen 1 : 1  – 6   1)       Ia turpukta on ima patujolo ni sude psalmen (1...