Kamis, 22 April 2010

Renungan Epistel Minggu Jubilate, 25 April 2010

Allah Membaharui : Kita Bersorak-Sorai
Zefanya 3 : 14 – 20

Kitab Zefanya di dalam Alkitab ditulis oleh nabi Zefanya. Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi, kira-kira dalam dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan perbaikan-perbaikan di bidang agama pada tahun 621 Sebelum Masehi. Pokok buku ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang lain, yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan kehancuran, sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh bangsa Yehuda. Bangsa-bangsa yang lain juga akan dihukum oleh Tuhan. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang yang jujur dan taat kepada Tuhan.
Dalam kasiNya, Tuhan Allah akan memberi kemenangan bagi Israel, bersukacita atas umatNya itu dan menginginkan Israel memperbaharui diri. Mereka harus mengembangkan diri seturut kehendak Tuhan. Bangsa-bangsa sekitar Yehuda (Israel) boleh saja memperngaruhi mereka seperti bangsa Filistin, Moab, Etiopia dan Asyera (pasal 2). Namun pengaruh bangsa-bangsa tidak dapat menandingi kasih Tuhan terhadap Yehuda (DS Rat) asalkan mereka mau bertobat (Pasal 2:1-3). Dengan mencari Tuhan mereka akan selamat dan terhindar dari pengaruh asing. Sekarang mereka dituntut hidup kudus, menegakkan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Memang dunia ini milik Tuhan, tetapi manusia yang percaya tidak bisa berlaku sewenang-wenang. Sebab setiap tindakan akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

Yahudi (Israel) harus ingat bahwa hidup mereka tidak berhenti di dunia (bumi) ini. Ada kekekalan dan itu yang Tuhan inginkan. Hidup sekarang sementara, tetapi hidup yang akan datang sarat dengan tuntutan-tuntutan kekekalan yaitu mencapai hidup kekal dengan melakukan perintah dan hukum Tuhan. Dunia, Termasukorang-orang yang percaya harus bersyukur atas kebaikan Tuhan. Tuhan begitu panjang sabar dan kemurahanNya tak terbatas, mau memelihara, memulihkan umatNya dan membuat umatNya kepujian dan ternama. Yang harus diberlakukan umat ialah bertekad dengan sangat besar mewujudkan hidup setia kepada perintah dan firmanNya.
Tanpa sukacita dari Tuhan, cepat atau lambat kita tidak akan memiliki tenaga lagi untuk bisa bertahan menghadapi semuanya. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Lihat Yesus berkata "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28). Yesus sudah mengundang kita. Hadirat Tuhan terbuka bagi kita. Persoalan tinggal dari kita, mau atau tidak memenuhi undangan Yesus itu.
Tidaklah sulit untuk mengucap syukur di tengah bekerja, memujiNya, atau berdoa yang singkat tapi tulus dari hati. Begitu juga ketika kita sedang bersama keluarga, dalam perjalanan dan lain-lain. Dengan cara demikian kita ada bersama Tuhan sepanjang hari, dan kita pun akan mendengar suaraNya dan menerima segala kekuatan, kelegaan, bahkan kemenangan demi kemenangan akan hadir di diri kita. Menang melawan lelah, menang melawan hawa nafsu, menang melawan berbagai bentuk negatif yang bisa meracuni kita, dan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan kita.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...