Selasa, 20 April 2010

Renungan Epistel Minggu Miserikordias domini, 18 April 2010

Berharap Pada Tuhan
Ratapan 3 :22 -26
Segala keadaan yang membuat kita sedih pada dasarnya adalah ungkapan tangisan. Janganlah meremehkan tangisan. Hanya saja, tidak sebatas menangis. Namun, harus disertai pula dengan perenungan, bahwa, apa makna dibalik kesedihan itu sendiri. Adakah pesan dari Allah dibalik kesedihan tadi?! Dan guna memahaminya, dibutuhkan kepekaan. Kepekaan untuk memampukan kita memaknakan pesan Allah dalamnya!
Tidak ada yang salah dengan menangis. Asalkan kita benar-benar memahami perasaan kita kenapa tidak menangis!? Tidak ada yang salah, ketika bangsa Israel, baik laki-laki atau pun perempuan, menangis karena ibukota yang mereka cintai hancur lebur. Hal yang membuat mereka menangis karena sesuatu yang mereka cintai hancur. Dan dibalik tangisan itu mereka pun menyadari bahwa kehancuran kota mereka adalah rencana Allah.
Kini, kalau melihat segala sesuatu yang sudah terjadi dalam kehidupan kita, tentu tidak semuanya berjalan dengan lancar. Hal-hal yang menyedihkan terjadi dalam hidup kita. Di balik semuanya itu, kita memandang kesedihan sebagai cara Allah untuk menyapa kita. Dan cara-Nya untuk memacu kita semakin menyadari kehadiran-Nya.
Jika, anda, saat ini berada dalam situasi sangat sulit, akankah menangis serta bersungut pada Allah? Cemas juga putus-asa? Entah karena masalah anak, isteri, pekerjaan, pun sekitar? Pernahkan anda renungkan, masa lalu, atau kemarin, dimana ada masalah, yang kala itu menurut anda sukar, dan nyatanya, Allah menolong!? Ataukah akan ragu, bersungut kemudian menangis, diwaktu malam, saat anak, isteri tertidur!? Bukankah, kalau dulu anda serta keluarga terlepas dari banyak persoalan, itu berarti, saat ini, esok, bahkan kapan pun, Allah yang sama masih akan menjaga serta menolong!
Kondisi krisis yang kita hadapi sekarang bukanlah suatu cobaan, melainkan bentuk ujian Tuhan bagi kita. Ia menguji kesetiaan hati kita. Dengan ketenangan dan berdiam diri dalam perenungan kasih Tuhan, kita akan mendapatkan pertolongan-Nya. Dalam Ratapan 3:26, “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan”. Juga dalam Keluaran 14:14, Belajarlah berdiam diri dengan Tuhan saat menghadapi masalah. Nanti Tuhan dengan kuasa-Nya yang dahsyat akan menolong umat-Nya. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat diam, di antaranya berdoa, mengambil saat teduh dan juga berdoa syafaat. Selain itu, banyak manfaat saat kita bersikap tenang dan diam (Ams. 11:12, 17:28). Ada kalanya Tuhan menghendaki kita berdiam diri dengan penuh iman dan berharap akan kasih dan kuasa-Nya. Hanya orang yang bijaksanalah yang mengerti manfaat berdiam diri. Selain itu, saat diam kita bisa mengingat kebaikan dan kasih Tuhan di masa lalu. Kita masuk hadirat Tuhan. Kita masuk ke tempat kudus Allah. Di sana ada tutup pendamaian. Pendamaian yang terjadi melalui darah kurban, kurban penebusan darah Kristus. Ketika kita percayakan seluruh hidup kepada Tuhan, Dia tak akan meninggalkan kita. Namun berbeda halnya kalau kita tetap angkuh dan menyombongkan diri. Lihat saja kekuasaan dan kerajaan yang dibangun di dunia ini. Dia mampu memusnahkannya. Firaun, Kerajaan Babel, tidak bertahan lama. Bahkan lenyap. Tetapi, gereja Tuhan - semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan tetap eksis. Karena Allah turut bekerja dalam setiap orang yang mengasihi dan menghormati-Nya. (Rm. 8:28).





Jamita Evangelium Minggu EXAUDI (Sai tangihon ma soarangku, Ale jahowa- Pslm.27:7)– 12 Mei 2024

Hatuaon ni Halak Partigor     (Kebahagiaan Orang Benar) Psalmen 1 : 1  – 6   1)       Ia turpukta on ima patujolo ni sude psalmen (1...