Teguh Dalam Iman
Roma 12: 12
Roma 12: 12
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Dalam kitab Roma pasal 1-11 Paulus banyak sekali membicarakan masalah-masalah dogmatika, namun dalam pasal 12 ini Paulus mengajak jemaat di Roma untuk mempraktekkan teori yang sudah di dapat. Paulus memberikan perintah-perintah yang bersifat ajakan dengan harapan bahwa mereka mulai mencoba untuk hidup bersama dengan orang-orang lain dan tetap menerapkan kebenaran-kebenaran firman Tuhan.
Dari bacaan tersebut diatas, sepintas keadaan di kota Roma memang tidak mendukung keberadaan orang-orang yang percaya Tuhan Yesus, bahkan ada indikasi bahwa banyak orang Kristen yang diperlakukan tidak baik dan tidak adil (ay 12-15, 17-21). Dalam keadaan yang sulit bagi orang Kristen ini maka Paulus menasihati, supaya mereka bertahan dalam iman yang benar dan mereka justru harus tetap mempraktekkan kasih itu. Karena bagi Paulus kasih itu bukan sekedar perkataan saja namun tindakan kasih itu jauh lebih penting.
Ada 2 hal yang sedang diperjuangkan oleh Paulus, yang pertama berkaitan dengan kehidupan di dalam jemaat sendiri. Paulus mengharapkan jemaat saling mengasihi, memberi hormat, membantu orang lain yang kekurangan, memberikan tumpangan, sehati sepikir, bertekun dalam doa dan tetap melayani Tuhan. Kedua, berkaitan dengan masyarakat atau orang luar. Paulus menasehatkan untuk bersabar dalam kesesakan, minta berkat untuk orang-orang yang menganiayanya, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, mengasihi seterunya dengan tindakan yang nyata.
Paulus melihat bahwa akan ada orang-orang yang tidak suka dengan orang Kristen, bagi Paulus yang pertama harus dilakukan orang percaya adalah hidupnya berkenan dulu kepada Tuhan,biarkan Tuhan terlebih dahulu mengubah hidupnya, kemudian Paulus mengharapkan agar orang Kristen menjadi berkat bagi orang lain, dengan cara jangan membalas kejahatan mereka dengan melakukan kejahatan pula. Paulus mendorong jemaatnya untuk melawan mereka dengan cara yang berbeda yaitu melakukan kebaikan bagi mereka.
Paulus ingin orang yang percaya mempunyai inisiatif aktif untuk terwujudnya perdamaian, apalagi kalau hal itu bergantung pada kita sebagai orang Kristen. Maka melakukan hal yang baik bagi semua orang merupakan ciri hidup orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Ke-Kristen-an, selalu kontradiktif dengan keadaan dunia ini. Ketika orang lain bersuka cita, umat Tuhan ikut bersuka cita, ketika orang lain bersedih, umat Tuhan tidak ikut-ikutan bersedih, tapi bangkit sebagai motivator untuk memberikan kekuatan dan penghiburan.
Paulus berani berkata seperti itu dikarenakan ada kasih karunia Yesus dalam dirinya. Dia sudah merasakan bagaimana Yesus memberikan dia kekuatan untuk menghadapi masalah, menghadapi penindasan dan aniaya selama dalam pelayanannya. Paulus sudah merasakan bagaimana Yesus memberikan jalan keluar ketika mereka di penjara (Kisah Para Rasul 16:26). Banyak hal yang dia telah alami bersama dengan Yesus dan sudah membuktikan sendiri bahwa hidup bersama dengan Yesus penuh dengan suka cita dan damai sejahtera. Pengalaman hidup bersama dengan Yesus dia tularkan kepada orang lain dan dia menjadi berkat. Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, harus mengalami terlebih dahulu berkat Tuhan dan mengalami terlebih dahulu suka cita di dalam Tuhan, sehingga kita dapat menularkan suka cita ini kepada orang lain. Kita bisa mengatakan kepada orang lain agar bersuka cita di dalam pengharapan kepada Yesus Kristus apabila kita juga sudah bersuka cita di dalam Yesus. Apapun masalah dan keadaan kita saat ini, apakah sedang sakit, sedang menghadapi masalah, sedang berbeban berat, sedang ditimpa musibah, sedang kesulitan keuangan, sedang menghadapi jalan buntu dan lain sebagainya, mari selalu bersuka cita dalam pengharapan bersama dengan Yesus. Karena Dialah yang memberikan suka cita, damai sejahtera dan kekuatan yang luar biasa bagi kita. Bersukacitalah dalam pengharapan.Tuhan Yesus memberkati. Amin
Dalam kitab Roma pasal 1-11 Paulus banyak sekali membicarakan masalah-masalah dogmatika, namun dalam pasal 12 ini Paulus mengajak jemaat di Roma untuk mempraktekkan teori yang sudah di dapat. Paulus memberikan perintah-perintah yang bersifat ajakan dengan harapan bahwa mereka mulai mencoba untuk hidup bersama dengan orang-orang lain dan tetap menerapkan kebenaran-kebenaran firman Tuhan.
Dari bacaan tersebut diatas, sepintas keadaan di kota Roma memang tidak mendukung keberadaan orang-orang yang percaya Tuhan Yesus, bahkan ada indikasi bahwa banyak orang Kristen yang diperlakukan tidak baik dan tidak adil (ay 12-15, 17-21). Dalam keadaan yang sulit bagi orang Kristen ini maka Paulus menasihati, supaya mereka bertahan dalam iman yang benar dan mereka justru harus tetap mempraktekkan kasih itu. Karena bagi Paulus kasih itu bukan sekedar perkataan saja namun tindakan kasih itu jauh lebih penting.
Ada 2 hal yang sedang diperjuangkan oleh Paulus, yang pertama berkaitan dengan kehidupan di dalam jemaat sendiri. Paulus mengharapkan jemaat saling mengasihi, memberi hormat, membantu orang lain yang kekurangan, memberikan tumpangan, sehati sepikir, bertekun dalam doa dan tetap melayani Tuhan. Kedua, berkaitan dengan masyarakat atau orang luar. Paulus menasehatkan untuk bersabar dalam kesesakan, minta berkat untuk orang-orang yang menganiayanya, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, mengasihi seterunya dengan tindakan yang nyata.
Paulus melihat bahwa akan ada orang-orang yang tidak suka dengan orang Kristen, bagi Paulus yang pertama harus dilakukan orang percaya adalah hidupnya berkenan dulu kepada Tuhan,biarkan Tuhan terlebih dahulu mengubah hidupnya, kemudian Paulus mengharapkan agar orang Kristen menjadi berkat bagi orang lain, dengan cara jangan membalas kejahatan mereka dengan melakukan kejahatan pula. Paulus mendorong jemaatnya untuk melawan mereka dengan cara yang berbeda yaitu melakukan kebaikan bagi mereka.
Paulus ingin orang yang percaya mempunyai inisiatif aktif untuk terwujudnya perdamaian, apalagi kalau hal itu bergantung pada kita sebagai orang Kristen. Maka melakukan hal yang baik bagi semua orang merupakan ciri hidup orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Ke-Kristen-an, selalu kontradiktif dengan keadaan dunia ini. Ketika orang lain bersuka cita, umat Tuhan ikut bersuka cita, ketika orang lain bersedih, umat Tuhan tidak ikut-ikutan bersedih, tapi bangkit sebagai motivator untuk memberikan kekuatan dan penghiburan.
Paulus berani berkata seperti itu dikarenakan ada kasih karunia Yesus dalam dirinya. Dia sudah merasakan bagaimana Yesus memberikan dia kekuatan untuk menghadapi masalah, menghadapi penindasan dan aniaya selama dalam pelayanannya. Paulus sudah merasakan bagaimana Yesus memberikan jalan keluar ketika mereka di penjara (Kisah Para Rasul 16:26). Banyak hal yang dia telah alami bersama dengan Yesus dan sudah membuktikan sendiri bahwa hidup bersama dengan Yesus penuh dengan suka cita dan damai sejahtera. Pengalaman hidup bersama dengan Yesus dia tularkan kepada orang lain dan dia menjadi berkat. Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, harus mengalami terlebih dahulu berkat Tuhan dan mengalami terlebih dahulu suka cita di dalam Tuhan, sehingga kita dapat menularkan suka cita ini kepada orang lain. Kita bisa mengatakan kepada orang lain agar bersuka cita di dalam pengharapan kepada Yesus Kristus apabila kita juga sudah bersuka cita di dalam Yesus. Apapun masalah dan keadaan kita saat ini, apakah sedang sakit, sedang menghadapi masalah, sedang berbeban berat, sedang ditimpa musibah, sedang kesulitan keuangan, sedang menghadapi jalan buntu dan lain sebagainya, mari selalu bersuka cita dalam pengharapan bersama dengan Yesus. Karena Dialah yang memberikan suka cita, damai sejahtera dan kekuatan yang luar biasa bagi kita. Bersukacitalah dalam pengharapan.Tuhan Yesus memberkati. Amin