Jumat, 05 Maret 2010

Renungan Hari Sabtu, 6 Maret 2010

Kasih Allah Ditengah Kita
1 Yohanes 4 : 9
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Rasul Yohanes ingin mengungkapkan bahwa “Allah mengasihi kita dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia.” Ini merupakan bukti terbesar dari kasih Allah. Yesus Kristus diutus ke dalam dunia untuk menebus manusia yang telah berdosa. Allah mengganti manusia yang seharusnya dihukum, dengan diri Anak-Nya, Yesus Kristus. Allah memulihkan hubungan manusia yang telah rusak oleh dosa di atas pengorbanan darah Anak-Nya yang tunggal. Itu sebabnya dalam Injilnya, Yohanes menuliskan, “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini...” (Yoh. 3:16). Yesus Kristus harus menderita dan mati untuk mewujudkan kasih Allah kepada manusia, supaya manusia berdosa dapat diselamatkan. Dalam hal ini, pengorbanan dan kasih merupakan cara Allah yang paling tepat untuk menyatakan pengampunan dan keselamatan bagi manusia berdosa. Allah “memberikan” Yesus untuk mati di atas kayu Salib demi membayar dosa-dosa kita. Allah memberikan Dia mengalami siksaan kejam yang tak terkatakan, pukulan, cambukan dan dipakukan di atas kayu salib, untuk menyediakan penebusan penggantian bagi dosa-dosa kita. “Penggantian” berarti “seseorang yang menggantikan tempat orang lain.” Kristus mati menggantikan tempat kita, untuk membayar hukuman dosa-dosa kita. Sehingga Allah “menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Roma 3:26). Teladan kasih yang diberikan kepada kita juga sudah sangat jelas. Yesus mengatakan bahwa kita harus saling mengasihi seperti Dia mengasihi kita. Bagaimana Dia mengasihi kita? Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh 15:13). Dia mengasihi kita sampai akhir, yaitu sampai merelakan nyawa-Nya untuk mati di kayu salib demi kita yang dikasihi-Nya. Seperti itulah kita diperintahkan untuk mengasihi. Sampai sejauh itulah, kita harus mengasihi. Saya harus mengasihi, bukan karena semua orang pantas dikasihi oleh saya. Saya harus mengasihi bukan karena semua orang akan menerima dan bersyukur terhadap kasih yang akan saya berikan. Saya harus mengasihi bukan karena saya akan mendapat pujian dan kemuliaan karena kasih yang saya berikan. Saya harus mengasihi semata-mata karena saya sendiri sebenarnya tidak pantas untuk dikasihi, namun telah dikasihi lebih dulu oleh Allah, dengan kasih yang melampaui segala akal manusia untuk memahaminya, kasih yang memberikan anak tunggal Allah untuk mati di kayu salib demi saya.Itulah alasan pertama, dan terutama kenapa saya diperintahkan untuk mengasihi. Betapa ini adalah janji yang ajaib! Betapa ini adalah pengharapan yang begitu mulia! Mari kita membaca Yohanes 3:16 dengan suara keras. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16)


Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...