Senin, 22 Maret 2010

Renungan Hari Jumat, 19 Maret 2010

Ujian Terhadap Iman
Yakobus 1 : 2-3
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan
Ketika masalah-masalah itu datang, memang tidak wajar jika kita gembira atasnya. Kebanyakan orang tidak akan berkata, “Terima kasih Tuhan, untuk tantangan yang dahsyat ini.” Engkau tidak pergi ke kotak suratmu dan dengan gembira berkata, “Oh terima kasih Tuhan! Tagihan yang tak terduga!” Tetapi perhatikanlah apa yang terjadi ketika kita tetap bersukacita di masa-masa sulit tersebut. Semua itu membawa kita kepada kedewasaan supaya kita dapat menerima semua yang Allah sediakan bagi kita.
Pencobaan terhadap orang beriman pasti akan datang bertubi-tubi, tiada henti. Baiklah ketika menghadapi pencobaan kita tetap tegar, bergairah dan bergembira karena hal itu merupakan ujian terhadap imanmu dan menghasilkan ketekunan. Tekun adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesungguhan yang penuh daya tahan dan terus-menerus serta tetap semangat dalam melakukan sesuatu. Menghadapi pencobaan yang menghasilkan buah ketekunan ini hendaknya dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak, entah di dalam keluarga maupun sekolah, dengan dukungan teladan dari para orangtua maupun bapak-ibu guru. Berbagai sarana komunikasi dan hiburan modern masa kini, seperti TV, permainan elektronik, dll ..merupakan salah satu bentuk godaan atau pencobaan untuk mengesampingkan tugas utama atau pokok, entah itu belajar atau bekerja, maka kami berharap pada kita semua untuk tekun dalam melaksanakan tugas utama atau pokok, mengerjakan tugas pekerjaan selesai pada waktunya serta tidak menunda-nunda. Menunda-nunda tugas pekerjaan juga merupakan godaan atau pencobaan tersendiri. Salah satu cara untuk tahan terhadap aneka pencobaan antara lain keteraturan dalam hidup dan bekerja, yang dijiwai oleh kedisiplinan dan kejujuran. Pada masa kini godaan atau pencobaan yang sering juga kita hadapi adalah uang: mereka yang memiliki uang, entah banyak atau secukupnya, ada godaan untuk hidup dan bertindak seenaknya, mengikuti selera pribadi, cari kenikmatan duniawi, yang akan berdampak pada kehancuran. Setia dalam pemfungsian uang sesuai dengan maksud pemberi (intentio dantis) merupakan bentuk ketahanan iman juga.

Ingatlah bahwa kunci untuk bertumbuh adalah bagaimana engkau mengatasi pencobaan. Jika engkau bersungut-sungut, engkau tidak akan kemana-mana. Jika engkau menjadi negatif dan kepahitan dalam hidupmu, engkau tidak akan lulus dalam tes tersebut. Pengangkatan itu sudah tersedia, tetapi jika engkau menganggap semua itu sebagai suatu kebahagiaan, engkau akan ketinggalan. Kabar baiknya adalah Allah akan memberimu kesempatan berikutnya. Dia masih bisa membawamu kemana engkau seharusnya berada. Ketika seseorang menghinamu, engkau harus memutuskan bahwa engkau tidak akan menjadi marah. Ketika keadaan tidak berjalan sesuai keinginanmu, daripada mengeluh, bersyukurlah pada Tuhan untuk kesempatan untuk bertumbuh. Anggaplah semua itu sebagai suatu kebahagiaan supaya engkau bisa menjadi seperti apa yang sudah Tuhan panggil.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...