Kamis, 04 Maret 2010

Renungan Hari Jumat, 5 Maret 2010

Keadilan Tuhan Adalah Kasih
Mazmur 145 : 17
"TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya"
Akhir-akhir ini kata “keadilan” menjadi topik yang hangat di negeri kita. Kasus yang melilit institusi seperti KPK, POLRI dan Kejaksaan, menjadi berita-berita yang hangat dan terus dibicarakan orang. Dalam diri manusia memang ada “sense of Justice” atau rasa keadilan. Kita marah ketika mendengar ada orang bisa melenggang dan bebas dari hukuman yang harusnya dia terima, hanya karena dia sanggup membayar semua pihak yang terkait dalam penegakan hukum. Walau manusia punya rasa keadilan, tapi konsep keadilan manusia sudah diwarnai oleh dosa, dan dalam konsep keadilan versi manusia ini, kita sering tidak konsisten atau tidak adil. Berbicara tentang keadilan membuat kita seringkali merasa pesimis, karena di negeri kita terlalu banyak Hakim yang tidak adil, Polisi yang tidak jujur, dan Jaksa yang berkonspirasi. Kalau seperti ini perangkat keadilan di negeri kita, maka tidak heran banyak penderitaan yang kita alami dalam hidup dikarenakan ketidakadilan orang terhadap kita. Tapi puji Tuhan, perangkat keadilan yang kita temui di tengah-tengah kita itu bukanlah satu-satunya keadilan tertinggi dalam hidup kita. Ada keadilan yang lebih tinggi nilai nya dan mengatur secara penuh dan berkuasa atas seluruh hidup manusia, itulah Keadilan Allah.
Mengapa masyarakat cenderung bersikap pesimis terhadap keadilan di negeri kita, karena masyarakat melihat bahwa pihak-pihak yang seharusnya menegakkan hukum tidak dapat diandalkan, tidak kokoh dan mudah sekali dikendalikan. Tapi Allah yang adil adalah Allah yang tidak tergoyahkan, yang pekerjaanNya sempurna dan tidak pernah salah. Ketiga, Keadilan Allah selalu merupakan kebenaran, atau dengan kata lain, keadilan Allah selalu berjalan bersama dengan kebenaranNya, bahkan keadilan Allah berjalan bersama dengan Kasihnya.
Dalam hidup yang sering tidak adil ini, kita harus punya keyakinan bahwa keadilan yang tertinggi adalah keadilan Allah. Sehingga ketika engkau mengatakan “this is not fair” kepada manusia, ingatlah masih ada lagi keadilan yang lebih tinggi. Namun kita juga harus sadar bahwa ketika keadilan Allah yang kita andalkan, maka kita juga harus bersikap adil pada sesama kita. Jangan pernah merugikan orang, menipu, memfitnah, mencelakakan, atau apa saja, karena keadilan Allahpun akan diberlakukan atas kita ketika kita berbuat dosa. Keadilan Allah ini harusnya membuat kita gentar, dan tidak mau sedikitpun memberi tempat pada perbuatan dosa. Kita memang tidak hidup dalam jaman Ananias dan Safira, yang berbuat dosa langsung mati di tempat, tapi itu menjadi peringatan yang sangat keras bahwa keadilan Allah berlaku juga atas kita.
Apakah Allah dapat berbuat sewenang-wenang dan kejam? Jelas tidak! Keadilan Allah membuat Ia selalu bertindak sesuai dengan apa yang benar dan diri-Nya sendiri menjadi standard terakhir untuk menentukan apa yang benar. Keadilan Allah membuat Ia memperlakukan manusia dengan pantas. Keadilan Allah membuat Ia harus menghukum dosa karena dosa itu sesuatu yang salah dan orang yang berbuat dosa pantas mendapat hukuman. Respons yang tepat terhadap keadilan Allah adalah sikap “ketakutan” yang benar yang diungkapkan dengan memuliakan Dia. Oang percaya perlu memiliki rasa takut akan Allah dalam hatinya, sehingga ia tidak berani berbuat kejahatan. Respons yang tepat lainnya adalah pertobatan. Jikalau Anda masih berada dalam dosa dan pemberontakan terhadap Allah yang kudus, Anda harus cepat bertobat.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...