Selasa, 02 Maret 2010

Renungan Hari Rabu, 3 Maret 2010

Anak-Anak Allah
Efesus 1 : 5 – 6
"Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya"
Saat menerima YESUS sebagai Juru Selamat, kita memang sudah menjadi anak ALLAH. Tetapi perubahan seseorang menjadi anak ALLAH tidak terlepas dari rencana dan kehendak ALLAH. ALLAH sudah menentukan bahwa DIA akan mengasihi setiap manusia yang bersedia menerima YESUS sebagai Mesias. Dengan kasih-NYA, ALLAH memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih untuk menjadi anak-NYA atau tidak.
Dengan kata lain, orang menjadi percaya oleh karena ALLAH sudah menentukan kita untuk dapat menjadi anak ALLAH. Jika kita yang telah menjadi anak ALLAH tetapi selalu mengabaikan Firman ALLAH, maka kita akan mengalami "kematian" kembali. Tentu saja kematian seperti ini bukan hal yang dikehendaki ALLAH karena ALLAH sudah terlebih dulu menjanjikan kehidupan kekal.
Contohnya adalah seorang yang dirasuk setan telah dibebaskan oleh TUHAN YESUS. Jika orang tersebut selalu bersyukur atas berkat ALLAH dan memelihara hidup untuk selalu taat kepada Firman-NYA, maka setan tidak akan kembali menguasai orang tersebut. Tetapi jika orang tersebut kembali ke dalam hidup lama yang tidak menurut kebenaran Firman ALLAH, maka dia akan kembali jatuh dalan kuasa setan. Bahkan dikatakan setan yang masuk ke dalam hati yang sudah dibersihkan (tetapi kemudian tidak taat kepada ALLAH) akan lebih besar jumlahnya.
Pemahaman Allah yang adalah Keluarga terungkap melalui NamaNya. Seperti kita ketahui didalam suatu keluarga ada seorang bapa, ibu dan anak, maka melalui NamaNya juga terungkap Allah sebagai Bapa, sebagai Ibu, dan sebagai Anak. Allah sebagai Bapa dan Allah sebagai Anak, diperkenalkan oleh Yesus kepada para pemimpin agama Yahudi, yang tercatat terutama didalam Injil Yohanes. Bagi para pemimpin Yahudi, pernyataan Yesus yang menegaskan bahwa Allah adalah BapaNya, sama dengan menyatakan bahwa diriNya adalah juga Allah (Yoh. 10:33). Dan Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah. Jadi, baik Allah sebagai Bapa, maupun Allah sebagai Anak, telah dinyatakan oleh Yesus.
penentuan dan penetapan kita sebagai anak-anakNya, adalah melalui Yesus Kristus. Artinya, Yesus perlu mengalami kematian di kayu salib dan mencurahkan darahNya untuk pengampunan dosa, serta dibangkitkan dan naik kesorga, sebelum kita dapat dilahirkan oleh Roh dan menjadi anak-anakNya.


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...