Memuliakan Tuhan
Lukas 1 : 46b – 48a
"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.Lukas 1 : 46b – 48a
Banyak orang Kristen nampak begitu rohani di gereja, mengangkat tangan dan sampai berkeringat memuliakan Tuhan, tetap dalam kehidupan sehari-hari ‘tangannya patah’. Mengangkat tangan artinya mengucap syukur, mempersembahkan korban yang terbaik bagi Tuhan. Namun kita jarang mengucap syukur, malah suka mengomel, mengumpat, menjelek-jelekkan dan menghakimi orang lain, selalu menutup mata dan berpura-pura tidak tahu terhadap orang berkekurangan,w alaupun itu saudara sepersekutuan atau anggota geraja yang sama, padahal Alkitab jelas menyatakan: “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.” (Matius 5:42). ‘Tangan yang patah’ sulit memegang sesuatu dan menurut perintah Tuhan. Memegang perintah Tuhan adalah demi kita sendiri, karena jika kita hidup seturut firmanNya kita pun akan mendapatkan upah. “Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram. Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram.” (Imamat 25:18-19).
Apapun profesi kita, jangan kita benar-benar melakukan perintahNya sepenuhnya, pastilah Tuhan melimpahkan berkat. Tetapi kita juga harus siap mengulurkan tangan untuk pekerjaan Tuhan, baik tenaga, waktu maupun materi atau uang. Ingat, kita diberkati agar menjadi berkat bagi orang lain! Mengapa kita suilit untuk taat? Kita lebih memilih menuruti daging daripada tunduk kepada kehendak Tuhan. Namun ketika berada dalam persoalan/penderitaan, kita baru menyadari kesalahan kita, seringkali kita taat setelah menerima teguran.