Rabu, 24 Maret 2010

Renungan Hari Kamis, 25 Maret 2010

Merendahkan Diri
1 Petrus 5: 6
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya
Banyak orang berfikir, jika merendahkan diri, mereka takut dikira rendah diri. Padahal merendahkan diri berarti tidak ada kesombongan, tidak tinggi hati, tidak menganggap dirinya lebih dari orang lain. Karena kita sadar, bahwa kita tidak memiliki kekuatan dan tidak mempunyai kesanggupan tanpa penyertaan Tuhan. Jadi keberadaan kami dan apapun yang kami punyai saat ini, semuanya semata-mata karena karunia Tuhan saja. Tuhan Yesus dengan jelas berkata: “Barang siapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Matius 23:11, 12). Dan Tuhan Yesus telah membuktikan ucapan-Nya sendiri, kata-Nya: “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28).
Amsal 16:18 berkata,”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Berapa sering kita melihat keadaan itu! Berapa sering kita melihat orang-orang percaya terjerumus dalam masalah karena pendapat yang berlebihan tentang diri mereka. Mereka mulai berpikir mereka begitu pintar sehingga mereka perlu menunjukkan semua itu.

Kemudian, hal berikutnya Anda tahu, mereka berpikir mereka perlu meluruskan orang lain. Bukannya menempatkan Yesus sebagai Kepala dari Gereja, mereka merasa perlu untuk mengambil alih pekerjaan itu. Sekali hal itu terjadi, hanya masalah waktu mereka akan jatuh terjerembab. Mengapa? Karena Firman berkata Tuhan menentang kesombongan! (1 Pet 5:5)
Jangan menempatkan dirimu dalam posisi yang ditentang Tuhan. Takarkan kemampuanmu dengan tepat. Kenakan sikap rendah hati. Jagalah dirimu, dan jika Anda menemukan dirimu sedang dibedaki dengan keagungan dirimu sendiri, bertobatlah dan ingatlah bahwa setiap kesuksesan Anda hanya ada oleh kasih karunia Tuhan. Lihatlah hidupmu sebelumnya dan temukan betapa sering Anda melupakan karunia yang telah diberikan Tuhan padamu. Lihatlah berapa kali, saat Anda goyah dan membuat banyak kesalahan, kasih dan pengampunanNya yang ajaib menarikmu dari segala masalah itu.
Dalam hal ini, Daud telah memberi teladan yang baik bagi kita semua. Walaupun dia seorang raja yang terkenal dan berkuasa, tetapi dia tidak pernah mengakui bahwa dia sanggup mempertahankan nyawanya dari musuhnya dan maut. Daud memiliki kerendahan hati dan dia selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan. Daud tidak pernah mengeraskan hati terhadap Tuhan dan tidak pernah menyalahkan orang lain. Sebaliknya, di dalam menghadapi apa pun, dia selalu membuka hati kepada Tuhan dan mengijikan Roh Kudus menyelidiki hatinya. Sekalipun dia melawan dan membenci orang-orang yang melawan Tuhan, tetapi dia selalu memeriksa diri, apakah perbuatannya itu benar di hadapan Tuhan, sebab dia kuatir kalau-kalau tindakannya itu bukan benar-benar membela Tuhan, tetapi untuk kepentingannya sendiri. (baca Mazmur 139:23,24).
Masih adakah kesempatan untuk bersombong diri? Hidup ini tiada yang pasti
Engkau bisa tertawa, menghina, tak peduli Tegakkan kepala berbangga diri Dan berbuat dosa hari ini Tapi apakah engkau sadari ? Sungguh kamu tiada berarti Apabila petaka dan bencana menghampiri Masihkah ada kesempatan untuk menyesali? Apakah engkau mengerti setiap waktu kematian menanti? Duduk diam introspeksi Berpalinglah kepada Allah Bertanyalah kepada nurani Bangkitkan dirimu yang sejati Jadilah pribadi yang peduli Berbangga dalam mengasihi Tegak dalam kerendahan hati Sungguh keindahan akan menanti Engkau akan mendapat tempat yang tinggi dari Allah Bapa. Amin


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...