Rabu, 17 Maret 2010

Renungan Epistel Minggu Judika 21 Maret 2010

Dibenarkan Oleh Iman
Roma 3 : 21-26
Ayat ini mengandung pemberitaan Injil, yang disaksikan oleh hukum Taurat sendiri. Apa yang tidak mungkin diperoleh lewat jalan hukum Taurat dapat diperoleh lewat jalan yang ditunjukkan oleh Injil, yaitu 'iman dalam Yesus Kristus' . Allah sendirilah yang telah membuka jalan itu dengan menentukan Dia menjadijalan pendamaian. Dengan demikian dinyatakan-Nya (25b) bahwa dosa masa lampau telah diampuni dan bahwa manusia dapat bertahan dalam hukuman akhir zaman yang telah mulai berlangsung sekarang. Maka ayat 26b ini merupakan kesimpulan terakhir dari pemberitaan Paulus dalam ayat 9-26 ini. Kita dapat menerjemahkannya: Maka (kesimpulannya:) Allah benar dan Ia membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Artinya Ia sungguh-sungguh memperlihatkan (dengan menentukan Kristus sebagai jalan pendamaian) bahwa Ia setia kepada umat-Nya, seperti yang dituntut dengan lantang oleh lawan bicara Paulus dalam 3: 1-8. Hanya, kesetiaan itu bersifat lain dari yang dituntut oleh lawan itu. Lagi pula, jangkauan kesetiaan-Nya lebih luas lagi, karena meliputi seluruh umat manusia. Sekaligus Ia sungguh-sungguh memperlihatkan pula (juga melalui kematian Kristus) bahwa Ia tidak bisa tidak menghukum dosa, seperti yang telah ditegaskan Paulus. Paulus menambahkan lagi: dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Kebenaran Allah bukanlah wawasan abstrak, bukan 'sifat' Allah. Kebenaran itu adalah kegiatan, tindakan, yang tidak bisa tidak mengerjakan sesuatu, yaitu kebenaran manusia. Dalam hal itu Paulus dan lawan bicaranya sepakat: Allah membenarkan manusia. Perbedaannya terletak dalam kata-kata terakhir, 'yang percaya kepada Yesus' . Yang dibenarkan bukan manusia yang berupaya sekuat - kuatnya memenuhi tuntutan hukum Taurat. Sebaliknya, yang dibenarkan ialah mereka yang percaya bahwa tuntutan itu telah dipenuhi dalam kematian dan kebangkitan Yesus, bahwa Yesus telah menjadi penebusan bagi rnereka. Mereka itu dapat dengan penuh percaya datangkepada Allah dan tidak usah lagi takut akan hukuman-Nya.

Tidak mungkin berbicara mengenai 'kebenaran Allah' tanpa sekaligus berbicara tentang dosa manusia. Di sini ternyata kita tidak dapat berbicara tentang kebenaran Allah tanpa sekaligus berbicara mengenai iman, yaitu penerimaan kebenaran itu oleh manusia. Dari situ kita dapat mengambil dua hal. Pertama, kita tidak dapat berbicara mengenai kebenaran Allah dan pembenaran kita tanpa sekaligus menyebut iman. Dalam soal yang maha-penting itu tidak ada 'fakta yang obyektif , tidak ada 'kenyataan yang obyektif berlaku', sebab Allah yang benar dan membenarkan itu sendiri bukan 'kenyataan yang obyektif . Dia bukan Allah filsafat, Allah mistik, yang tak bergerak. Dia adalah Allah yang penuh kasih sayang terhadap kita. Dia ingin pula supaya kita mengasihi Dia, percaya kepada Dia bagaikan seorang Bapa, mengharapkan seluruh keselamatan dan kebahagiaan kita dari Dia. Kalau Allah mengampuni dosa-dosa kita, menganugerahkan kepada kita hidup, bahkan hidup kekal , tujuan-Nya tidak lain ialah supaya kita membalas perbuatan kasih itu dengan penuh kasih dan percaya. Kedua, kebenaran, dosa, dan iman merupakan tiga kenyataan yang saling menentukan, bagaikan ketiga segi dalam segitiga. Kebenaran adalah kebenaran terhadap orang berdosa (ayat 23). Maka kebenaran itu merupakan hukuman, sekaligus kasih yang paling dalam yang menyatakan diri dalam pengorbanan diri Kristus. Berhadapan dengan kebenaran yang penuh kasih itu, dosa lebih jelas lagi kejijikannya. Iman/ percaya adalah menerima kebenaran itu, yang sekaligus merupakan hukuman atas seluruh kehidupan kita, sehingga tidak mungkin kita mengandalkan kebenaran sendiri, baik sebelumnya maupun sesudahnya. Iman itu menghasilkan pula upaya melarikan diri dari dosa, yang telah menyebabkan kematian Kristus (pasal 6).
Arloji Rolex merupakan salah satu arloji terbaik yang pernah dibuat. Banyak orang tidak akan berpikir panjang untuk membelinya. Oleh karena itu, teman-teman saya yang baru-baru ini pergi ke luar negeri membeli beberapa arloji untuk diberikan kepada anak-anak mereka sebagai oleh-oleh.
Oleh-oleh? Ya. Arloji-arloji ini adalah arloji "bajakan", yaitu tiruan dari barang asli yang dengan mudah dapat mengelabui para turis karena harganya yang sangat murah. Arloji yang dibeli Denny dan Carol untuk anggota keluarga mereka itu agak berbeda dari arloji-arloji yang Anda beli di toko perhiasan mahal; mereknya bukan R-O-L-E-X, melainkan R-O-L-E-X-X.
Tidak banyak barang berharga yang dijual murah. Dan lebih sedikit lagi barang berharga yang gratis. Namun, hadiah yang paling penting di antara segalanya, yaitu keselamatan adalah gratis. Tidak seperti arloji Rolex imitasi, keselamatan itu tak tenilai harganya. Keselamatan itu dapat diperoleh dengan cuma-cuma karena, sebagaimana sebuah lagu pujian yang mengingatkan kita, "Yesus membayar semuanya". Tak seorang pun dapat memperoleh keselamatan dengan usahanya sendiri (Efesus 2:8,9). Kita hanya perlu percaya dan menerima karunia hidup kekal yang ditawarkan Allah (Roma 6:23). Keselamatan itu gratis, tetapi harganya sangat mahal. Oswald Chambers menulis, "Pengampunan, yang dapat kita terima dengan sangat mudah, dibayar dengan penderitaan di Kalvari." Setiap orang yang mengajarkan sesuatu yang lain semata-mata menawarkan "bajakan" dari barang yang asli



Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...