Ikat Pinggang
Lukas 12 : 35
Lukas 12 : 35
Dari manakah asal ikat pinggang ? Para anthropolog mencoba menjawab pertanyaan ini dengan apa yang dikenal dengan “ligature-hypothesis” (hipotesa ikat pinggang). Hampir semua orang primitif yang hidup hingga saat ini (termasuk kita?) menggunakan ikat pinggang.
Aslinya sih gunanya untuk mengurangi rasa lapar. Sekarang jadi pemeo, “kencangkan ikat pinggang” untuk mengatakan “ngirit”. Tetapi beberapa penulis yang lain mengatakan bahwa ikat pinggang awalnya adalah sebuah tali dan gunanya bukan untuk mengurangi rasa lapar. Tali inipun terbuat dari kulit kayu yang lunak dan tidak berfungsi untuk mengurangi rasa lapar seperti yang disebutkan dahulu. Umumnya hanya dikenakan oleh laki-laki. Gunanya untuk menggantungkan atau menyimpan bermacam barang yang termasuk katagori senjata dan amunisi, walaupun yang dimaksud amunisi hanyalah batu. Bukankah dengan demikian akan mempermudah gerak mereka ketika menghadapi musuh atau berburu.
Orang primitif tidak hanya menghadapi musuh sesama orang dan binatang buas. Tetapi juga musuh yang bersifat magis. Karena itu ikat pinggangpun ada yang berkekuatan magis. Ingat kolor warok Ponorogo yang besar?. Bagi manusia modern, tentu jauh dari konsep ini. Tetapi buat orang primitif, ada konsep yang berbeda berkenaan dengan apa yang disebutnya ”supranatural”. Bagaimana?. Anda pakai ikat pinggang?
Bagi iman kekristenan kalau ikat pinggang kita adalah kebenaran seperti yang dikatakan dlam Efesus 6:14 “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan...”
Nas ini merupakan suatu perintah agar kita tetap waspada dan tetap menegakkan keadilan dan kebenaran didalam hidup kita dengan demikian iman percaya kita tetap menyala didalam kuasa penyertaan Kristus. Kapanpun tantangan itu datang menghadang didepan kita, maka kitapun akan teguh dan harus tetap menyala sebagai pelita yang menerangi lingkungan disekitar kita. Amin. (EM).
Aslinya sih gunanya untuk mengurangi rasa lapar. Sekarang jadi pemeo, “kencangkan ikat pinggang” untuk mengatakan “ngirit”. Tetapi beberapa penulis yang lain mengatakan bahwa ikat pinggang awalnya adalah sebuah tali dan gunanya bukan untuk mengurangi rasa lapar. Tali inipun terbuat dari kulit kayu yang lunak dan tidak berfungsi untuk mengurangi rasa lapar seperti yang disebutkan dahulu. Umumnya hanya dikenakan oleh laki-laki. Gunanya untuk menggantungkan atau menyimpan bermacam barang yang termasuk katagori senjata dan amunisi, walaupun yang dimaksud amunisi hanyalah batu. Bukankah dengan demikian akan mempermudah gerak mereka ketika menghadapi musuh atau berburu.
Orang primitif tidak hanya menghadapi musuh sesama orang dan binatang buas. Tetapi juga musuh yang bersifat magis. Karena itu ikat pinggangpun ada yang berkekuatan magis. Ingat kolor warok Ponorogo yang besar?. Bagi manusia modern, tentu jauh dari konsep ini. Tetapi buat orang primitif, ada konsep yang berbeda berkenaan dengan apa yang disebutnya ”supranatural”. Bagaimana?. Anda pakai ikat pinggang?
Bagi iman kekristenan kalau ikat pinggang kita adalah kebenaran seperti yang dikatakan dlam Efesus 6:14 “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan...”
Nas ini merupakan suatu perintah agar kita tetap waspada dan tetap menegakkan keadilan dan kebenaran didalam hidup kita dengan demikian iman percaya kita tetap menyala didalam kuasa penyertaan Kristus. Kapanpun tantangan itu datang menghadang didepan kita, maka kitapun akan teguh dan harus tetap menyala sebagai pelita yang menerangi lingkungan disekitar kita. Amin. (EM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar