Mengabarkan Firman Tuhan
2 Timoteus 4: 2
2 Timoteus 4: 2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Surat 2 Timotius merupakan surat yang sangat mengharukan, penuh dengan getaran kasih dari seorang bapa rohani kepada anak bimbingannya. Saat menulis surat ini, Paulus sedang menghadapi hukuman mati (4:6). Karena itu, dia menuliskan pesan-pesan terakhir kepada anak rohaninya Timotius untuk: - Menyerahkan tongkat estafet pelayanan & kepemimpinan. - Mengingatkan Timotius tugas-tugas pelayanan terpenting yang harus ditunaikan. - Mendorongnya tetap teguh dalam iman. Saat anda membaca surat ini, bayangkanlah bagaimana ketika Timotius menerima surat ini, dia membaca dan membaca kembali kata demi kata pesan terakhir dari Paulus, pembimbing dan bapa rohani yang sangat dia kasihi. Dengan latar-belakang situasi penulisan surat ini, 2 Timotius merupakan surat yang paling intim dan mengharukan yang pernah ditulis Paulus. Ketika anda membaca 2 Timotius, sadarilah bahwa anda sedang membaca kata-kata terakhir yang ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang setia pesan-pesan terakhirnya kepada Timotius dan semua orang yang ingin menjadi pengikut Kristus. Dedikasikan kembali diri anda untuk berdiri teguh di atas kebenaran, bertumbuh dalam Firman-Nya untuk meneruskan pelayanan dengan setia. Ayat ini merupakan suatu perintah Rasul Paulus kepada anak asuhnya si Timoteus. Agar dia tetap melaksanakan pekerjaan pelayanannya. Namun pada satu sisi kita dapat melihat contoh: umat Israel sebagai umat yang selalu haus untuk mendengarkan firman Tuhan, tetapi pada sisi lain kita juga dapat melihat mereka seringkali menjadi umat yang cenderung mengeraskan hati. Itu sebabnya umat Israel sering gagal untuk menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Tampaknya mereka hanya gemar "mendengar" (to hear), tetapi mereka gagal untuk belajar "mendengarkan" (to listen) firman Tuhan. Sehingga ketika Tuhan Yesus menyatakan: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Luk. 4:21), mereka menunjukkan sikap penolakan untuk mengakui Yesus sebagai penggenap nubuat nabi Yesaya. Di Luk. 4:29 disebutkan lalu mereka bangun, menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke terbing gunung dengan tujuan untuk membunuh Dia. Sebenarnya keadaan rohani umat Israel dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak berbeda dengan sikap hidup kita sendiri. Pada satu pihak kita menampakkan sikap yang sangat rohani dan haus untuk mendengar firman Tuhan, tetapi sikap dan perbuatan hidup kita justru bertolak-belakang dari kehendak Tuhan. Apabila firman Tuhan yang kita dengar kudus dan benar adanya, tetapi kita sering mengeluarkan perkataan yang penuh dengan kesombongan, menyebarkan kebencian, memberi stigma negatif terhadap diri seseorang, dan merendahkan sesama yang kita anggap lemah. Nilai-nilai kebenaran firman Tuhan belum diserap di dalam roh dan jiwa kita, jika kehidupan kita masih dipenuhi oleh nilai-nilai yang duniawi. Untuk melihat apakah kita telah menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan, dapat dilihat seberapa besar nilai-nilai firman Tuhan tersebut kita nyatakan dalam perkataan dan perbuatan kita. Semakin perkataan dan perbuatan kita menghasilkan kebenaran, keadilan dan damai-sejahtera maka kerohanian kita tersebut dapat menjadi suatu cermin bahwa hidup kita makin dipenuhi oleh kebenaran firman Tuhan. Oleh sebab itu saudara-saudara; berita kasih karunia Allah melalui Kristus Yesus telah berbuah dan berkembang di seluruh dunia, dan Injil itu telah datang kepada kamu maka bersukacitalah karena kamu telah mengenal kasih karunia Allah yang sebenarnya. Karena itu saya juga mengharapkan dengan sunguh & berdoa agar pembaca situs bloger ini dapat saling menguatkan dan akhirnya supaya pembaca menerima segala hikmat dan pengertian yang benar juga mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna sehingga memperoleh kedewasaan dalam hal hal rohani agar hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan akan berbuah secara otomatis oleh karena kamu telah menjadi ‘ranting’ dalam pokok kebenaran Kristus Yesus (Yohanes 15: 4 – 8).
Surat 2 Timotius merupakan surat yang sangat mengharukan, penuh dengan getaran kasih dari seorang bapa rohani kepada anak bimbingannya. Saat menulis surat ini, Paulus sedang menghadapi hukuman mati (4:6). Karena itu, dia menuliskan pesan-pesan terakhir kepada anak rohaninya Timotius untuk: - Menyerahkan tongkat estafet pelayanan & kepemimpinan. - Mengingatkan Timotius tugas-tugas pelayanan terpenting yang harus ditunaikan. - Mendorongnya tetap teguh dalam iman. Saat anda membaca surat ini, bayangkanlah bagaimana ketika Timotius menerima surat ini, dia membaca dan membaca kembali kata demi kata pesan terakhir dari Paulus, pembimbing dan bapa rohani yang sangat dia kasihi. Dengan latar-belakang situasi penulisan surat ini, 2 Timotius merupakan surat yang paling intim dan mengharukan yang pernah ditulis Paulus. Ketika anda membaca 2 Timotius, sadarilah bahwa anda sedang membaca kata-kata terakhir yang ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang setia pesan-pesan terakhirnya kepada Timotius dan semua orang yang ingin menjadi pengikut Kristus. Dedikasikan kembali diri anda untuk berdiri teguh di atas kebenaran, bertumbuh dalam Firman-Nya untuk meneruskan pelayanan dengan setia. Ayat ini merupakan suatu perintah Rasul Paulus kepada anak asuhnya si Timoteus. Agar dia tetap melaksanakan pekerjaan pelayanannya. Namun pada satu sisi kita dapat melihat contoh: umat Israel sebagai umat yang selalu haus untuk mendengarkan firman Tuhan, tetapi pada sisi lain kita juga dapat melihat mereka seringkali menjadi umat yang cenderung mengeraskan hati. Itu sebabnya umat Israel sering gagal untuk menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Tampaknya mereka hanya gemar "mendengar" (to hear), tetapi mereka gagal untuk belajar "mendengarkan" (to listen) firman Tuhan. Sehingga ketika Tuhan Yesus menyatakan: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Luk. 4:21), mereka menunjukkan sikap penolakan untuk mengakui Yesus sebagai penggenap nubuat nabi Yesaya. Di Luk. 4:29 disebutkan lalu mereka bangun, menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke terbing gunung dengan tujuan untuk membunuh Dia. Sebenarnya keadaan rohani umat Israel dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak berbeda dengan sikap hidup kita sendiri. Pada satu pihak kita menampakkan sikap yang sangat rohani dan haus untuk mendengar firman Tuhan, tetapi sikap dan perbuatan hidup kita justru bertolak-belakang dari kehendak Tuhan. Apabila firman Tuhan yang kita dengar kudus dan benar adanya, tetapi kita sering mengeluarkan perkataan yang penuh dengan kesombongan, menyebarkan kebencian, memberi stigma negatif terhadap diri seseorang, dan merendahkan sesama yang kita anggap lemah. Nilai-nilai kebenaran firman Tuhan belum diserap di dalam roh dan jiwa kita, jika kehidupan kita masih dipenuhi oleh nilai-nilai yang duniawi. Untuk melihat apakah kita telah menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan, dapat dilihat seberapa besar nilai-nilai firman Tuhan tersebut kita nyatakan dalam perkataan dan perbuatan kita. Semakin perkataan dan perbuatan kita menghasilkan kebenaran, keadilan dan damai-sejahtera maka kerohanian kita tersebut dapat menjadi suatu cermin bahwa hidup kita makin dipenuhi oleh kebenaran firman Tuhan. Oleh sebab itu saudara-saudara; berita kasih karunia Allah melalui Kristus Yesus telah berbuah dan berkembang di seluruh dunia, dan Injil itu telah datang kepada kamu maka bersukacitalah karena kamu telah mengenal kasih karunia Allah yang sebenarnya. Karena itu saya juga mengharapkan dengan sunguh & berdoa agar pembaca situs bloger ini dapat saling menguatkan dan akhirnya supaya pembaca menerima segala hikmat dan pengertian yang benar juga mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna sehingga memperoleh kedewasaan dalam hal hal rohani agar hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan akan berbuah secara otomatis oleh karena kamu telah menjadi ‘ranting’ dalam pokok kebenaran Kristus Yesus (Yohanes 15: 4 – 8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar