Senin, 16 November 2009

Renungan Hari Selasa, 17 Nopember 2009

Pertolongan Allah Dalam Injil
1 Tessalonika 2: 2

Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.”
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jema’at di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Pengalaman yang dialami oleh Paulus tentu sangat pahit dan penuh tantangan dalam pemberitaan Injil. Sebuah keberhasilan tidak dapat diraih dengan tanpa perjuangan. Rasul Paulus dapat mendirikan sebuah jemaat adalah dengan perjuangan yang penuh tantangan yang berat. Hidup kita juga tidak lepas dari berbagai tantangan, terlebih untuk menyatakan yang benar tentang Injil Kristus. Namun kita sebagai orang percaya tidak dapat berjuang sendiri dalam menyampaikan firman itu bahkan untuk melakukannya. Tentunya letak harapan Rasul Paulus hanyalah dari Tuhan demikian halnya kita orang percaya dalam menghadapi setiap tantangan hidup hendaknya meminta pertolongan dari Tuhan. Agar setiap lanhkah kehidupan kita mencerminkan Injil Tuhan yang bisa bermakna indah dan menjadi berkat buat orang-orang disekitar kita. Setiap pengalaman adalah guru yang terbaik buat setiap orang yang mau berjuang dan belajar. Oleh sebab itu pengalaman adalah guru yang terbaik, biarlah pengalaman itu menjadi suatu pengalaman yang indah buat kemuliaan Tuhan yang berkuasa ketika kita lemah dan tak berdaya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...