Kamis, 12 November 2009

Renungan Hari Jumat, 13 Nopember 2009

Berkorban
Ibrani 13: 16
"Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah."
Judul ini mungkin sedikit aneh…”Menyesal Berbuat Baik”. Lho...berbuat baik kok menyesal? Bukankah biasanya penyesalan hanya dilakukan oleh orang2 yg berbuat salah/kejahatan? Sementara orang yg berbuat baik, biasanya malah bersuka cita karena sudah bermanfaat dan menolong orang lain? Memang betul, pada umumnya dan yang sering kita temui, penyesalan dilakukan oleh orang2 yg berbuat salah/kejahatan. Sebagai contoh ada yg menyesal karena memberikan uang kepada pengemis, yg ternyata pengemis tersebut sebenarnya bersandiwara. Ada juga yg menyesal karena menyumbang kepada panitia pembangunan gereja, yg ternyata ditengarai para panitia pembangunan gereja itu lebih banyak menggunakan uang sumbangan untuk kepentingan pribadi. Ada juga yg menyesal karena ’salah’ memberikan uang untuk menyumbang…semula dia bermaksud memberikan receh (500 atau 1000an), namun ternyata yg dimasukkan malah uang 5000. Bahkan ada yg menyesal membantu orang lain mendapatkan pekerjaan, karena ternyata setelah orang tersebut sukses malah menyakitinya. Dan masih banyak cerita2 yg intinya mereka menyesal karena telah berbuat baik. Mungkin anda juga pernah mengalami hal yg sama, menyesal karena telah berbuat baik…mungkin anda punya cerita tersendiri mengenai hal ini. Saudara-saudaraku…aku hanya ingin mengingatkan dan menyadarkan serta menggugah anda-anda semua…Janganlah menyesal oleh karena berbuat baik sebab itulah korban-korban yang berkenan kepada Allah. Salah satu ajaran asasi dalam Perjanjian Baru ialah bahwa Yesus Kristus (sang Mesias) adalah penggenapan Perjanjian Lama. Penulis Surat Ibrani mengemukakan bahwa Yesus adalah pewaris dari semua yang telah dikatakan Allah melalui para nabi (Ibrani 1:1-2). Upacara keimaman dalam Perjanjian Lama ialah ; korban-korban kepada Yehovah, hari-hari raya, kota-kota perlindungan dan hari Sabat. Paling sedikit inilah yang kita bahas di sini, dan semuanya memberikan keindahan lain dari pribadi dan pekerjaan Kristus. Perlu disinggung di sini bahwa semua korban-korban menggambarkan Kristus. Korban karena dosa, korban karena salah, korban makanan, korban pendamaian, dan korban bakaran menduduki tempat utama. Semua ini dan korban-korban lainnya' merupakan suatu bagian lengkap dari upacara Imamat yang dinyatakan dan dituntut oleh Allah. Semua korban itu menunjuk kepada pribadi dan pekerjaan Kristus sebagaimana diterangkan dalam Perjanjian Baru. Korban-korban itu menjadikan tuntutan utama tentang penumpahan darah dipenuhi di dalam rencana ilahi bagi keselamatan orang-orang yang terhilang dan bagi orang-orang kudus yang jatuh ke dalam dosa. Kitalah duta Kristus untuk dipakai sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk berbuat baik dan suka memberi bantuan sebagai wujud kehadiran Allah dalam setiap langkah baik kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...