Rabu, 25 November 2009

Renungan Hari Rabu, 25 Nopember 2009

Berserah Total
Mazmur 31: 6
"Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia."
Ketika sang anak bermain-main dengan mobil-mobilannya, dia amat senang, tanpa memperdulikan sekitarnya. Karena begitu asyiknya dia tidak mengetahui bahwa sang ayah tetap memperhatikannya. Namun ketika mobil-mobilannya tiba-tiba rusak dia, tidak mampu memperbaikinya. Akhirnya dia menyerah dan pasrah mengadukannya kepada ayahnya.
Saudaraku yang terkasih. Demikian halnya hidup kita, ketika kita tidakmengalami suasan ngeri kita hanya asyik dengan kesenangan kita saja. Namun tiba-tiba kita di timpa bencana dan penderitaan dan sakit-penyakit, kita-pun tak berdaya. Dan akhirnya kita harus dipaksa mengadukepada Allah Bapa di Sorga. Namun kadang kita enggan untuk berserah karena kita selalu memakai otak, dan perasaan kita yang tak pernah bersalah. Namun dalam iman percaya Kristen, kita diingatkan akan ketidak sempurnaan kita untuk tetap berserah kepada Tuhan dengan total bukans setengah-setengah.Apa salahnya ”berserah total” kepada Allah? Tentu tak ada salahnya. Tuhan kita bahkan mengamanatkan yang lebih dari itu. Yakni bukan cuma ”total”, tapi ”penyerahan diri mutlak”. Sabda Yesus, ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Lukas 9:23). ”Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Lukas 9:62).
”Menyangkal diri” berarti menjadikan diri sendiri—dengan segala aspirasi dan ambisinya—menjadi ”nol”, sementara Tuhan menjadi segala-galanya dan semua-muanya. Dan seluruh visi, orientasi, konsentrasi serta enersi hanya tertuju kepada-Nya! Jadi ”berserah total” kepada Allah tidak salah. Malah harus! Tetapi soalnya menjadi lain, ketika ”penyerahan diri” berubah menjadi sikap ”ketergantungan pasif” yang total pula. Ketika Allah kita harapkan mengerjakan segala-galanya dan semua-muanya untuk kita. Sedang kita? Kita hanya bisa menunggu. Diam. Berpangku tangan. Anda menghadapi persoalan-persoalan hidup, besar atau pun kecil? Jangan khawatir! Serahkan saja seluruhnya ke bawah kaki Yesus – dalam doa. Percaya saja, Tuhan akan menjadi ”trouble-shooter” dan ”problem-solver” kita, menyelesaikan semua permasalahan kita. mengerjakan semua kebutuhan serta keinginan kita. Lha bagaimana sekiranya Ia tidak bertindak juga? Di sini terbuka dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah: jangan cuma meminta atau memohon! Tapi ”tuntut” Dia! Ajukan ”klaim”! Sebab Tuhan sendirilah yang telah menjamin dan berjanji, ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Atau bila itu ”mentok” juga, kemungkinan yang kedua adalah: diam. Tetap tenang dan sabar menunggu. Sebab apa lagi yang bisa dilakukan? Tak ada! Bila Allah tidak bertindak, ini tandanya Ia tidak berkenan. Nah, bila Ia tidak berkenan, bisa apa kita? Iya, ‘kan? So What can I Do ?, anya saja lihatlah dan bacalah firman-Nya:
”Serahkan segala kuatirmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (cf. 1 Petrus 5:7). Dan ” janganlah kamu sendiri yang menuntut pembalasan, sebab ada tertulis: pembalasan itu adalah hak-Ku” (Roma 12:19). Jangan melawan! Sebab ”penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” – di sorga, nanti. (Roma 8:18).
Semua kritik tadi sebenarnya mencuatkan satu keyakinan saja. Yaitu bahwa persoalan-persoalan besar dunia dan umat manusia tidak pernah akan mampu terselesaikan oleh sikap ”berserah” dan ”menunggu mukjizat” Allah. Tapi putar otakmu dan kerahkan tenagamu untuk memperbaiki nasibmu serta membentuk masa depanmu! Kekristenan yang mengajarkan sikap yang sebaliknya, karenanya pantas dikubur dalam-dalam atau dibuang jauh-jauh! Nah, apa jawab kita? Amen (EM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...