Rabu, 11 November 2009

Renungan Hari Kamis, 12 Nopember 2009

Saling Menolong
Galatia 6: 2

"Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Seorang penghotbah tepi jalan lantang menawarkan Kristus sebagai jalan keluar dari demikian banyak permasalahan dunia. "Siapa yang percaya kepada Tuhan Yesus akan diselamatkan : serunya . ia mensitir ayat Roma yang mengatakan bahwa semua orang sudah berdosa dan hilang kemuliaan dari Allah. "kalau engkau berjalan membawa beban dosa, beban itu sangat berat , serahkanlah pada Tuhan Yesus yang berkata: marilah kepadaKu kamu semua yang berlelah dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan padamu " Seorang anak muda, maju ke depan sambil senyum senyum sinis. "Numpang tanya pak " katanya , ditimpali tawa riuh dari kawan-kawannya yang ikut mendengarkan. "kau katakan bahwa setiap orang berdosa. Orang berdosa bagaikan bawa beban berat dalam hidup" Kemudian ia mengerdipkan matanya dengan jenaka kepada kawan - kawannya yang senyum senang. " Kok aku dan teman - temanku tak merasakan bawa beban ? Berapa berat sih beban itu? Lima kilo...? Sepuluh kilo...? Duapuluh kilo....?" Ia membuka kedua belah tangannya kesamping. "Kami ngga rasa bawa beban loh. Hidup kami enteng enteng aja " Penghotbah tepi jalan itu memandang sang pemuda dengan tatapan kasih. Ada belas kasihan di sinar matanya. Ia berkata ; sama lantangnya dengan suara pemuda ini, hingga bisa didengar semua pendengar termasuk kawan - kawannya : "kalau kau taruh beban 100 kilo diatas sesosok mayat, bisakah mayat itu merasakan beban berat 100 kilo? Tidak bukan? Kalau kau taruh 500 kilo, bisakah mayat merasakannya? Anak muda itu terdiam. Penghotbah tersebut melanjutkan : "Tentu tidak nak, karena mayat itu sudah mati. Mayat yang mati tidak dapat merasakan beratnya beban, sebanyak apapun beban itu..." Bukan BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi LAMA-nya kita memikul beban tersebut. -Stephen Covey-Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Menurut anda, kira-kira seberapa beratnya segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey. "Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat." "Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Hakikat hidup manusia yang ada di dunia ialah hidup dalam suasana kebersamaan. Manusia diciptakan untuk saling bergantung dan melengkapi satu dengan yang lain. Demikian halnya dengan gereja. Sebagai Tubuh Kristus gereja diciptakan bukan supaya anggota yang satu membanggakan kelebihan dan menjelekkan kekurangan anggota yang lain. Tetapi gereja diciptakan sebagai suatu persekutuan di mana bila ada anggota yang sakit, maka seluruh tubuh merasakan sakit, bila anggota tubuh sehat, maka semua tubuh pun menjadi sehat. Sebab itu tidak pada tempatnya, dan memang tidak sesuai dengan Iman Kristen, apabila ada anggota tubuh yang membanggakan diri/ sombong, sehingga tidak lagi mempedulikan dan menolong anggota yang lain yang ada dalam kekurangan. Sifat membenarkan diri sendiri, bangga pada apa yang diperbuat dapat membuat seorang berubah menjadi angkuh, dan kalau hal itu terjadi, maka dampaknya bukan hanya merusak persekutuan jemaat, melainkan menjadi penghalang besar bagi gereja dalam mewujudkan panggilan-Nya di dunia ini. Rasul Paulus menasihatkan : “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu, demikianlah kamu memenuhi Hukum Kristus” (ay 2). Nasihat inilah yangsebenarnya menjadi norma dasar bagi gereja alam kehidupan bersama sebagai persekutuan Tubuh Kristus, dan bila norma ini dihayati dan diberlakukan secara konsekwen, maka kita dapat berharap bahwa gereja akan memainkan peran yang besar dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan untuk dunia. Gereja dapat turut dalam kesaksian dan pelayanan yang bersumber pada Yesus Tuhan kita. Dalam rangka gereja melaksanakan tugas dan pelayanan, diperlukan sarana dan pendidikan dan pelayanan. Ada upaya meningkatkan dan menata kehidupan Gereja mengarah kepada pembaruan. Kita boleh bersaksi tentang iman di dalam persekutuan dengan sesama orang percaya. Tetapi kita hrus pula menjadi pionir (pelopor) menjamin lancarnya jalan pekabaran injil. Amin (EM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...