Rabu, 04 November 2009

Renungan Hari Jumat, 06 Nopember 2009

Menyembah Allah Saja
Lukas 4: 8b
Ada tertulis: “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Ketika kita berkumpul bersama sebagai umat Allah, (1 Tim.4:13) bagian yang terpenting dalam penyembahan kita adalah membaca FirmanNya dan mendengarkannya ketika dikhotbahkan atau diajarkan. Rasul Paulus menulis surat kepada Timotius, seorang pendeta muda. Surat itu memberi tahu Timotius hal-hal apa saja yang paling penting di dalam pelayanan penyembahan. Paulus mendesak Timotius untuk mengabdikan dirinya sebagai seorang pendeta untuk melakukan hal-hal tertentu. Mengabdikan diri kepada sesuatu berarti membuatnya menjadi prioritas utama kita. Jika kamu mengabdikan diri kepada sesuatu, kamu akan memastikan bahwa hal tersebut terlaksana bahkan ketika itu membuatmu tidak memiliki waktu untuk hal-hal lainnya. Pembacaan, pemberitaan, dan pengajaran Kitab Suci adalah tanggung jawab utama gereja pada saat umat Allah berkumpul bersama untuk beribadah. Gereja harus menjadikan Firman Allah sebagai pusat dengan membacanya bersama-sama dan dengan mengkhotbahkan serta mengajarkannya. Dengan cara ini, umat Allah melindungi diri dari menyembah allah yang mereka ciptakan menurut pikiran mereka sendiri. Mereka tetap melihat apa yang Allah firmankan mengenai diriNya sendiri di dalam FirmanNya. Dengan cara ini, umat Allah juga melindungi diri dari cara menyembah Allah yang tidak diperkenan olehNya. Mereka selalu berusaha menemukan di dalam Firman Allah apa yang berkenan kepadaNya.

Kita ingat akan perintah Allah (1 Raja-raja 21:25-29) Allah melarang kita menyembah allah lain selain Allah. Dia memperingatkan kita agar hanya menyembahNya dengan cara-cara yang telah difirmankanNya kepada kita. Allah bukan memberikan saran. Dia memerintahkan kita. Perintah ini mengandung ancaman di dalamnya. Allah memperingatkan kita bahwa Dia adalah Allah yang cemburu dan bahwa ada konsekuensi bagi ketidaktaatan kepadaNya. Dia berfirman bahwa Dia akan menghukum dosa orang-orang yang membenciNya, bahkan anak-anak dan cucu-cucu mereka. Itulah salah satu hal yang mengerikan tentang dosa. Dosa bukan hanya menyakiti orang yang melakukannya, tetapi juga orang-orang lain. Seseorang mewariskan gaya hidup yang penuh dosa kepada anak cucunya. Ahab adalah seorang raja Israel pada zaman Perjanjian Lama, tetapi ia adalah orang yang kejam dan seorang penyembah berhala. Ketika nabi Allah memperingatkan Ahab bahwa Allah akan menghukum seisi rumahnya oleh karena kejahatannya, ia bertobat. Namun dosa masih saja memiliki konsekuensi.
Di dalam Keluaran 32:4-6, tentang perintah kedua melarang kita membuat berhala atau menyembah berhala, kedengarannya seperti bunyi perintah yang pertama, di mana Allah melarang adanya allah lain di hadapanNya. Bedanya adalah ini: pada perintah pertama, Allah memberi tahu kita apa yang harus kita sembah. Kita harus menyembah Allah yang sejati dan yang hidup dan hanya Dia. Perintah kedua memberi tahu kita bagaimana kita harus menyembah. Kita tidak boleh menggunakan patung atau berhala dalam menyembah Allah, ataupun melakukan hal-hal lain yang tidak diperkenankan oleh-Nya di dalam penyembahan kita. Di dalam Alkitab, Allah memberi tahu kita bagaimana Dia menghendaki kita untuk menyembah-Nya. Kita tidak boleh menyembah-Nya dengan cara kita sendiri. Kita harus mengikuti tuntunan yang telah Dia berikan kepada kita. Ingatkah kamu akan kisah bangsa Israel yang membuat dan menyembah patung anak lembu emas sementara Musa berada di atas gunung untuk menerima Sepuluh Perintah Allah? Ini adalah dosa yang sangat serius, yang membuat Allah murka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...