Menjadi Siap Sedia
1 Timoteus 4: 7-8
1 Timoteus 4: 7-8
“Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”
Dongeng, Yunani muthos, mythos, dipakai untuk mengungkapkan suatu cerita yang indah tetapi bersifat dibuat-buat, dan sering bersifat sindiran, yang diberitakan untuk menyampaikan kepada pendengar sesuatu yang bermanfaat meskipun tidak disenangi. Ada cerita Yotam tentang pohon raja (Hakim-hakim 8:7-15) dan cerita Yoas tentang rumput duri dan pohon aras (2 Raja-raja 14:9) yang dapat disebut dongeng, walaupun tidak dinyatakan demikian dalam Alkitab. Yang pertama adalah sebuah sindiran mengenai kebebalan memilih seorang raja yang tidak tepat, dan yang terakhir dalah suatu templakan terhadap Amazia karena kecongkakan hatinya. Dalam Perjanjian Baru, muthos atau mythos (note: aksara y adalah u Yunani dalam bentuk huruf kapital, Jadi MUTHOS) adalah cerita yang tidak hanya dibuat-buat tapi menyesatkan juga, sebab dikarang oleh guru palsu dengan maksud membelokkan hati pendengarnya dari kebenaran yang diwahyukan.
dongeng itu menyesatkan karena tidak berdasarkan penyataan Allah, dah hanya cocok untuk nenek-nenek tua saja. Dalam 2 Petrus 1:16 disinggung dongeng-dongeng isapan jempol manusia, sesophismenois muthois, yang tidak diikuti oleh pengajar-pengajar Kristen yang sehat. Cerita-cerita khayalan ini, yang mungkin merupakan hasil kerja guru-guru ajaran Gnostik terdahulu yang menghasilkan Injil-injil Apokrifa, diperhadapkan kepada berita yang sesungguhnya mengenai Pemuliaan Tuhan Yesus yang diceritakan oleh Petrus
Kehidupan Kekristenan bukanlah bentuk kehidupan yang berleha-leha, santai dan tanpa masalah, melainkan bentuk kehidupan yang membutuhkan perjuangan, pengorbanan dan kerja keras tanpa henti dari kita. Untuk bisa menjadi prajurit yang baik tentu dibutuhkan ketekunan dan keseriusan untuk terus melatih diri kita. Seperti apa yang diingatkan Paulus pula, "Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7-8). Seperti halnya prajurit di tiap negara terus dilatih dan dipersiapkan agar bisa menjadi prajurit yang baik, secara keimanan kita pun kita harus terus melatih diri kita dari hari ke hari agar bisa menjadi lebih baik lagi sebagai prajurit Kristus yang kuat dan loyal. Ijinkan Roh Kudus untuk terus membimbing setiap langkah anda agar siap dibentuk menjadi prajurit Kristus yang baik.
Dongeng, Yunani muthos, mythos, dipakai untuk mengungkapkan suatu cerita yang indah tetapi bersifat dibuat-buat, dan sering bersifat sindiran, yang diberitakan untuk menyampaikan kepada pendengar sesuatu yang bermanfaat meskipun tidak disenangi. Ada cerita Yotam tentang pohon raja (Hakim-hakim 8:7-15) dan cerita Yoas tentang rumput duri dan pohon aras (2 Raja-raja 14:9) yang dapat disebut dongeng, walaupun tidak dinyatakan demikian dalam Alkitab. Yang pertama adalah sebuah sindiran mengenai kebebalan memilih seorang raja yang tidak tepat, dan yang terakhir dalah suatu templakan terhadap Amazia karena kecongkakan hatinya. Dalam Perjanjian Baru, muthos atau mythos (note: aksara y adalah u Yunani dalam bentuk huruf kapital, Jadi MUTHOS) adalah cerita yang tidak hanya dibuat-buat tapi menyesatkan juga, sebab dikarang oleh guru palsu dengan maksud membelokkan hati pendengarnya dari kebenaran yang diwahyukan.
dongeng itu menyesatkan karena tidak berdasarkan penyataan Allah, dah hanya cocok untuk nenek-nenek tua saja. Dalam 2 Petrus 1:16 disinggung dongeng-dongeng isapan jempol manusia, sesophismenois muthois, yang tidak diikuti oleh pengajar-pengajar Kristen yang sehat. Cerita-cerita khayalan ini, yang mungkin merupakan hasil kerja guru-guru ajaran Gnostik terdahulu yang menghasilkan Injil-injil Apokrifa, diperhadapkan kepada berita yang sesungguhnya mengenai Pemuliaan Tuhan Yesus yang diceritakan oleh Petrus
Kehidupan Kekristenan bukanlah bentuk kehidupan yang berleha-leha, santai dan tanpa masalah, melainkan bentuk kehidupan yang membutuhkan perjuangan, pengorbanan dan kerja keras tanpa henti dari kita. Untuk bisa menjadi prajurit yang baik tentu dibutuhkan ketekunan dan keseriusan untuk terus melatih diri kita. Seperti apa yang diingatkan Paulus pula, "Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7-8). Seperti halnya prajurit di tiap negara terus dilatih dan dipersiapkan agar bisa menjadi prajurit yang baik, secara keimanan kita pun kita harus terus melatih diri kita dari hari ke hari agar bisa menjadi lebih baik lagi sebagai prajurit Kristus yang kuat dan loyal. Ijinkan Roh Kudus untuk terus membimbing setiap langkah anda agar siap dibentuk menjadi prajurit Kristus yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar