Kita Dibenarkan Dalam Kristus
2 Korintus 5: 21
2 Korintus 5: 21
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah
Yesus yang telah mengetahui bahwa waktuNya telah tiba mengajak murid-muridNya pergi ke taman Getsemani untuk berdoa kepada BapaNya. Firman Tuhan mengatakan dengan sangat jelas, bahwa di Getsemani Ia bergumul dalam doaNya sampai peluhNya yang keluar menjadi seperti titik-titik darah yang menetes ketanah Luk 22:43, 44. Dalam pergumulan yang begitu berat, Ia sampai 3 kali meminta kepada BapaNya supaya kalau boleh cawan yang merupakan lambang dari murka Allah atas dosa manusia yang harus diminumNya dilalukan dari padaNya, tetapi itupun bukan kehendakNya yang jadi, murid-muridNya yang di ajak bersama-sama malah tertidur. Padahal mereka Yesus menyebut sebagai sahabatNya,Yoh 15:14. Karena itu ketika masih di perjamuan malam, waktu Yesus mengatakan tentang semua yang akan terjadi terhadap diriNya, Petrus berkata : "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Luk 22:33. Tapi apa yang terjadi, sementara Yesus dalam pergumulan yang demikian berat murid-murid yang dibangunkan untuk berdoa bersama-sama malah tetap tidur, dengan kata lain mereka bukanlah sahabat2 sejati. Hal ini terbukti ketika Yesus sudah ditangkap, semua murid-murid melarikan diri meninggalkan Dia bahkan kemudian kita tahu bahwa akhirnya Petrus sampai menyangkal Yesus 3 kali, Mat 26:56, 70-74. Akhirnya Firman Tuhan mengatakan Yesus diadili seperti penjahat, dihina, diludahi ditinju, dijadikan olok-olokan bahkan dianiaya dengan begitu kejam sampai akhirnya ketika di atas kayu salib Ia berkata dengan suara nyaring : "Eli, Eli, lama sabakhtani ?" Artinya : AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku ? Setelah semua itu Ia berkata "Sudah selesai". Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya. PengorbananNya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa baru beakhir ketika Dia sampai dikayu salib. Itulah harga yang harus Dia bayar dan telah lunas, I Kor 6:20. Karena itu kita yang dulunya bersalah dihadapan Tuhan telah dibenarkan oleh Darah Yesus.
Betapa penghayatan diri sebagai hamba itu sungguh sangat nyata dalam pelayanan bagi umat manusia berdosa. Yesus dengan rela mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Keagungan-Nya dilepaskan untuk menjadi manusia yang terendah. Yesus sungguh menampakkan bentuk ketaatan diri yang radikal sebagai seorang hamba. Maka kitapun senantiasa belajar meneladani apa yang telah dinampakan-Nya dalam segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini sebagai apa saja, di mana dan kapan saja ketika hidup dalam kebersamaan dengan sesama.
Akan tetapi kematianNya di kayu salib bukanlah akhir dari rencana Allah, melainkan sesuai dengan yang dikatakan oleh kitab suci bahwa pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati, I Kor 15:3-4, dan kebangkitanNya inilah yang menjadi pengharapan dan kekuatan bagi kita yang percaya padaNya. Sebab Firman Tuhan mengatakan Yesus yang mati kemudian bangkit dari antara orang mati telah masuk dalam kemuliaan Kekal, karena itu kita yang percaya kepadaNya akan masuk dalam kemuliaan yang sama apabila Ia datang kelak untuk menjemput kita sebagai pengantin Sorga.
Bagaimana dengan kita, Jemaat yang terkasih ? Apakah dalam hidup yang Allah anugerahkan kepada kita sampai saat ini, kita terus berada dalam proses pembentukan diri menjadi serupa dengan Kristus. Keserupaan yang ditentukan dengan kerelaan diri dalam ketaatan penuh untuk menjadi seorang pelayan.
Yesus yang telah mengetahui bahwa waktuNya telah tiba mengajak murid-muridNya pergi ke taman Getsemani untuk berdoa kepada BapaNya. Firman Tuhan mengatakan dengan sangat jelas, bahwa di Getsemani Ia bergumul dalam doaNya sampai peluhNya yang keluar menjadi seperti titik-titik darah yang menetes ketanah Luk 22:43, 44. Dalam pergumulan yang begitu berat, Ia sampai 3 kali meminta kepada BapaNya supaya kalau boleh cawan yang merupakan lambang dari murka Allah atas dosa manusia yang harus diminumNya dilalukan dari padaNya, tetapi itupun bukan kehendakNya yang jadi, murid-muridNya yang di ajak bersama-sama malah tertidur. Padahal mereka Yesus menyebut sebagai sahabatNya,Yoh 15:14. Karena itu ketika masih di perjamuan malam, waktu Yesus mengatakan tentang semua yang akan terjadi terhadap diriNya, Petrus berkata : "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Luk 22:33. Tapi apa yang terjadi, sementara Yesus dalam pergumulan yang demikian berat murid-murid yang dibangunkan untuk berdoa bersama-sama malah tetap tidur, dengan kata lain mereka bukanlah sahabat2 sejati. Hal ini terbukti ketika Yesus sudah ditangkap, semua murid-murid melarikan diri meninggalkan Dia bahkan kemudian kita tahu bahwa akhirnya Petrus sampai menyangkal Yesus 3 kali, Mat 26:56, 70-74. Akhirnya Firman Tuhan mengatakan Yesus diadili seperti penjahat, dihina, diludahi ditinju, dijadikan olok-olokan bahkan dianiaya dengan begitu kejam sampai akhirnya ketika di atas kayu salib Ia berkata dengan suara nyaring : "Eli, Eli, lama sabakhtani ?" Artinya : AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku ? Setelah semua itu Ia berkata "Sudah selesai". Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya. PengorbananNya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa baru beakhir ketika Dia sampai dikayu salib. Itulah harga yang harus Dia bayar dan telah lunas, I Kor 6:20. Karena itu kita yang dulunya bersalah dihadapan Tuhan telah dibenarkan oleh Darah Yesus.
Betapa penghayatan diri sebagai hamba itu sungguh sangat nyata dalam pelayanan bagi umat manusia berdosa. Yesus dengan rela mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Keagungan-Nya dilepaskan untuk menjadi manusia yang terendah. Yesus sungguh menampakkan bentuk ketaatan diri yang radikal sebagai seorang hamba. Maka kitapun senantiasa belajar meneladani apa yang telah dinampakan-Nya dalam segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini sebagai apa saja, di mana dan kapan saja ketika hidup dalam kebersamaan dengan sesama.
Akan tetapi kematianNya di kayu salib bukanlah akhir dari rencana Allah, melainkan sesuai dengan yang dikatakan oleh kitab suci bahwa pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati, I Kor 15:3-4, dan kebangkitanNya inilah yang menjadi pengharapan dan kekuatan bagi kita yang percaya padaNya. Sebab Firman Tuhan mengatakan Yesus yang mati kemudian bangkit dari antara orang mati telah masuk dalam kemuliaan Kekal, karena itu kita yang percaya kepadaNya akan masuk dalam kemuliaan yang sama apabila Ia datang kelak untuk menjemput kita sebagai pengantin Sorga.
Bagaimana dengan kita, Jemaat yang terkasih ? Apakah dalam hidup yang Allah anugerahkan kepada kita sampai saat ini, kita terus berada dalam proses pembentukan diri menjadi serupa dengan Kristus. Keserupaan yang ditentukan dengan kerelaan diri dalam ketaatan penuh untuk menjadi seorang pelayan.