Senin, 30 November 2009

Renungan Hari Selasa, 1 Desember 2009

Allah Kepercayaan Kita
Mazmur 71 : 5
"Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah"

Kepercayaan merupakan satu keyakinan pada sesuatu hingga mengakibatkan penyembahan, sama ada kepada Tuhan, roh atau lainnya. Ketika berbicara kepercayaan, mungkin ada dua hal yang patut diingat.
1. Kepercayaan itu datangnya dari orang lain tetapi alasannya dari kita. Artinya, ada dua pihak yang terlibat di sini. Karena itu sangat mungkin terjadi kasus penyimpangan. Misalnya saja, kita mempercayai orang yang tidak / belum layak dipercaya. Atau juga, kita belum / tidak dipercaya orang lain padahal kita sudah menyiapkan alasan untuk dipercaya. Pada akhirnya orang akan tidak percaya sama kita kalau kita tidak memiliki alasan atau kualifikasi yang layak untuk dipercaya. Sebaliknya, kita akan tetap mendapatkan kepercayaan kalau ternyata kita memiliki bukti-bukti yang layak untuk dipercaya (meski awalnya tidak dipercaya). Prinsip ini tidak bisa berubah. Tehnis sifatnya sementara tetapi prinsip bersifat abadi.
2. Kebanyakan orang sudah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk membangun kepercayaan dan mengetahui apa saja yang perlu dihindari karena akan merusak kepercayaan orang. Tetapi sayangnya hanya sedikit orang yang mau dan mampu melakukannya. Padahal, pada akhirnya kepercayaan itu butuh pembuktian, bukan pernyataan. Sebagai penegas ulang dari apa yang sudah kita tahu.
Ada tiga hal yang kerap menjadi perusak kepercayaan.
a. Malas, setengah-setengah, ogah-ogahan (low commitment) Biasanya, sebelum kita berani melanggar berbagai komitmen dengan orang lain, awalnya kita melakukan pelanggaran itu pada komitmen pribadi. Misalnya, kita punya rencana tetapi tidak kita jalankan. Kita punya target tetapi kita biarkan. Kita punya keinginan memperbaiki diri tetapi yang kita praktekkan malah merusak. Ini semua bukti adanya “gap between the world of word and the world of action” di dalam diri kita, yang merupakan buah dari komitmen yang rendah.

Menurut pengalaman Mahatma Gandhi, efek dari disiplin yang merupakan buah dari komitmen tinggi itu, tak hanya pada satu titik dalam kehidupan kita. Tetapi ia menyebar ke seluruh wilayah. Sebaliknya, efek dari ketidakdisiplinan juga menyebar ke seluruh wilayah, dari mulai hubungan kita ke dalam (intrapersonal) sampai ke hubungan kita ke luar (interpersonal).
b. Keahlian atau kapasitas yang tidak memadai
Banyak yang sepakat mengatakan, kejujuran merupakan pondasi kepercayaan. Ini pasti benar dan sama-sama sudah kita akui sebagai kebenaran. Cuma, ada satu hal yang sering kita lupakan bahwa yang membuat kita menjadi orang yang tidak jujur, bukan saja persoalan komitmen moral, tetapi juga keahlian atau kapasitas personal. Kalau Anda hanya punya pendapatan tetap sebanyak dua juta tetapi Anda harus menanggung kredit perbulan sebanyak lima juta, maka Anda mendapatkan stimuli dan force yang cukup kuat untuk berbohong. Sebagian kita “terpaksa” berbohong bukan karena rusak imannya tetapi karena kapasitasnya belum sampai. Di sini yang diperlukan adalah kemampuan mengukur kadar diri (self-understanding), pengetahuan-diri (self knowledge) atau kemampuan membuat keputusan yang bagus (the right decision).
c. Kebiasaan Melanggar Kebenaran
Punya kebiasaan melanggar kebenaran yang disepakati serta punya kebiasaan mendewakan “kebenaran-sendiri” yang melawan kebenaran itu, juga bisa merusak kepercayaan. Dalam hal usaha atau kerja sering kita dapati ada orang lebih percaya sama orang lain ketimbang sama keturunannya sendiri karena pelanggaran yang dilakukan. Soal sayang, pasti orang lebih sayang sama keturunannya, tetapi soal percaya, lain lagi. Bahkan tak sedikit penjahat atau koruptor mencari orang lain yang bukan penjahat atau yang bukan koruptor ketika urusannya adalah soal kerja atau menjalankan usaha.
Kepercayaan didapatkan oleh seorang pemimpin karena berbagai hal. Di dalam pelayanan, semakin besar percaya seorang pemimpin pada Tuhan semakin ia mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Ia juga semakin memiliki percaya diri yang besar. Percaya kepada Tuhan bukanlah sekedar paham dan terkesan pada kuasa dan rencana Tuhan. Seorang yang percaya Tuhan berarti orang itu berani mempercayakan diri pada Tuhan. Mempercayakan diri berarti menyerahkan kendali kepadaNya baik untuk masalah jadwal waktu, sumber daya, dana, dan juga untuk proses kerja.
Apakah lawan dari percaya pada Tuhan? Lawannya adalah hidup dalam kecemasan atau ketakutan. Orang yang cemas dan takut, tidak berani mempercayakan diri pada Tuhan walaupun mereka tahu akan keberadaan dan kuasaNya. Hal ini terjadi karena mereka merasa tidak mampu melihat dan memegang Tuhan yangt tidak kelihatan. Selain itu mereka juga takut kalau-kalau keputusan Tuhan tidak searah denagn kepentingan mereka. Karena itu, mereka akan mencari sumber kepastian dan kuasa yang lain. Biasanya hal ini didapatkan pada nama, gelar, pendidikan, atau kekayaan. Namun hanya Tuhanlah letak kepercayaan kita, sebab Dialah sumber kehidupan kita dan pengharapan kita. Ketika semuanya kita rasakan dalam hidup ini adalah kesia-siaan seperti halnya yang diakui oleh Kitab Pengkhotbah sehingga kita akui kuasa Tuhan yang memberikan kita kelegaan dan damai sejahtera. Dialah keselamatan kita sehingga kita mengakui Dialah kepercayaan kita. Amin (EM).


Minggu, 29 November 2009

Renungan Hari Senin, 30 Nopember 2009

Raja Yang Adil Dan Jaya
Zakaria 9: 9b
"Lihat, rajamu datang kepadamu; Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Keledai (Equus asinus) adalah mamalia dari keluarga Equidae. Merupakan hewan jinak yang digunakan untuk bertransportasi dan kerja lain, seperti menarik kereta kuda maupun membajak ladang. Keledai bisa memiliki anak campuran dengan kuda. Anak kuda betina dan keledai jantan disebut bagal. Anak keledai betina dan kuda jantan disebut hinny. Bagal lebih umum, dan telah digunakan untuk transportasi manusia dan benda.
Kendaraan yang dipilih oleh TUHAN YESUS untuk membawa-NYA memasuki kota Yerusalem adalah keledai. Sebagai binatang tunggangan, keledai sama sekali tidak merefleksikan keagungan, keperkasaan, kegagahan. Sosok keledai bertolak belakang dengan sosok kuda yang dalam mitos-mitos Yunani maupun Cina mencitrakan kekuatan dan keperkasaan. Tetapi TUHAN YESUS memang tidak mau datang dengan segala keperkasaan duniawi. Karena itu DIA tidak mau menunggangi kuda, tetapi justru menaiki keledai yang merupakan gambaran orang bebal. Sebab sifat yang dimiliki orang bebal sama dengan keledai -binatang bodoh yang sukar diatur- yang mundur ketika ditarik, namun tidak mau maju bila didorong.
Yesus Kristus, Raja di atas segala raja, tidak menunggang kuda ketika memasuki kota Yerusalem. Dia justru menaiki keledai sebagai tunggangan-Nya. Memang kedatangan-Nya ke dalam dunia adalah untuk kita, si keledai dungu. Di dalam Matius 21 : 1 – 2 dikatakan : Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-KU.

Tuhan memerlukan keledai itu memiliki makna, bahwa Tuhanlah yang memilih keledai, yaitu kita, orang yang tadinya kafir. Kalau Tuhan yang telah memilih kita, siapa yang berani menentang-Nya? Setan pun tidak dapat menghalangi. Siapa yang dapat menuntun "keledai yang bodoh" jika bukan Allah sendiri? Sebab kita adalah orang bebal yang sulit diajar.
Mesias datang bukan dengan menunggang kuda yang gagah perkasa, tetapi menaiki keledai. Kristus tidak pernah menggunakan kekerasan, sebab Dia adalah Allah yang penuh kasih. Dia adalah Allah yang lemah lembut. Dia datang ke dunia bukan dengan kekuatan duniawi, tetapi Dia datang dengan kekuatan Roh Kudus. Kelahiran-Nya pun bukan di istana yang megah, tetapi Ia rela lahir di sebuah kandang di kota Betlehem. Karena kasih-Nya yang tak terhingga, Yesus menyerahkan DiriNya untuk mati menebus dosa kita.
Oleh sebab itu saudara-saudara bila anda mengenakan Kristus didalam kehidupan keluarga anda, maka keluarga anda akan penuh kasih dan lemah-lembut dalam bersikap juga penuh keadilan. Biarkanlah Kristus mengepalai rumah tangga kita dan bahkan terlebih menjadi Raja didalam hidup kita. Sehingga kita beroleh keadilan , kedamaian dan kesejahteraan. Amin (EM)



Kamis, 26 November 2009

Renungan Minggu Advent I, 29 Nopember 2009

Firman Tuhan Membawa Terang
Bilangan 24: 15-17
1. Pendahuluan
Kitab Bilangan adalah kitab keempat Tanakh dan Taurat. Kitab ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh bangsa Yahudi ketika berada selama 38 tahun di padang pasir. Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut be-midbar, yang artinya adalah di “daerah liar”, kata-kata pertamanya dalam kitab ini. Sedangkan kata bilangan adalah terjemahan dari septuaginta, numeri, tentang cacah jiwa bangsa Yahudi. Sensus penduduk ini tercatat dilakukan dua kali. Sensus ini hanya mencatat pria Israel berumur 20 tahun ke atas yang mampu berperang, yang berarti para wanita, anak-anak, dan manula jika dihitung dapat membuat jumlahnya dua kali lebih banyak. Sensus pertama dicatat pada pasal pertama setelah bangsa Israel keluar dari Mesir. Jadi semua orang Israel yang dicatat menurut suku-suku mereka, yaitu orang-orang yang berumur dua puluh tahun ke atas dan yang sanggup berperang di antara orang Israel, berjumlah [603.530] orang Bilangan 1:45-46, sedangkan sensus kedua (pasal 26) yang dilakukan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan mencatat jumlah bangsa Israel berkurang karena 24.000 orang yang mati di pasal 24. Itulah orang-orang yang dicatat dari orang Israel, [601.730] orang banyaknya. Bilangan 26:51.
2. Penjelasan
Kegelapan malam turun ke rumah-rumah orang Moab. Kegelapan juga turun menyelimuti hati Balak, raja dari bangsa keturunan Lot, kemenakan Abraham. Para pengawal dan penasihat di dekatnya merasakan kemarahan dan ketakutan akan sesuatu yang sedang datang mendekat. Kabar telah sampai kepada telinganya, bahwa bangsa yang datang ini telah mengalahkan bangsa Amori. Cahaya itu begitu terang sehingga kemah-kemah Israel terlihat jelas malam itu. Balak tak bisa menyembunyikan keresahannya. Bangsa ini bukan seperti bangsa-bangsa barbar lain yang telah berhasil ditaklukkannya. "Lihatlah mereka begitu banyak seperti menutup bumi! Mereka akan membabat habis kita, seperti kawanan lembu yang memakan habis seluruh padang rumput!" seru Balak. Para penasehatnya diam tak bereaksi. "Apa yang harus kulakukan? Kurasa bantuan dari Midian pun tak cukup untuk menghadapi mereka." Salah seorang penasihat memberikan jawaban, "Bukankah ada seorang Pelihat, Bileam, anak Beor yang tinggal di Petor, di tanah orang Midian, di tepi sungai Efrat? Ia mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang biasa. Dia bisa berbicara kepada yang dibalik langit." Bileam berusaha agar tidak tergiur dengan tawaran harta dunia, sehingga dia berkata: "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat apapun, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah Tuhan," jawab Bileam. Mereka terus mendesaknya. Hati Bileam mulai goyah dengan janji upah yang tak pernah diterimanya dari siapapun sebelumnya. Balak adalah seorang raja, kata-katanya bukan omong kosong belaka. Tawaran yang sungguh mempesona. Ia tak menyadari, Dia Yang Maha Tahu telah menilik hatinya yang mulai tergoda dengan kemilau tawaran Balak. Hatinya tak cukup mengasihi-Nya untuk tahu apa yang menjadi keinginan-Nya. Tuhan pun menguji Bileam. Malam itu, Ia berfirman kepada Bileam," Jikalau orang-orang itu memang sudah datang untuk memanggil engkau, bangunlah, pergilah bersama-sama dengan mereka tetapi hanya apa yang Kufirmankan kepadamu harus kaulakukan." Tuhan tahu segala hal yang tersembunyi, termasuk lubuk hati Bileam yang paling dalam.
Apa kata Tuhan? "Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati." (Bilangan 22:12). Ini adalah sebuah larangan, dan Bileam pun taat. Meskipun keputusan bertanya pada Tuhan merupakan sebuah bentuk ketaatan, namun ketaatannya tidak penuh. Jika ia taat penuh, seharusnya Bileam tidak perlu bertanya lagi karena sejak awal Tuhan telah menyatakan tidak. Tapi Bileam kembali bertanya dan berharap Tuhan berubah pendirian. Tuhan tahu isi hati Bileam dan kemudian terpaksa menguji kesetiaannya. Tuhan mengijinkan dia pergi dengan catatan hanya diijinkan untuk melakukan apa yang difirmankan Tuhan. Dan keberangkatan Bileam pun membuat Tuhan marah. Ketika manusia tidak lagi mendengar perintah Tuhan lewat perkataan halus, Tuhan pun memakai sarana lain. Dalam kasus Bileam, Tuhan memakai keledainya! Keledai Bileam melihat Malaikat dan hal tersebut mengganggu kelancaran perjalanan, sehingga Bileam pun kesal lalu memukuli keledainya. Dan selanjutnya keledai itu pun berbicara menegur Bileam, yang kemudian disusul dengan penampakan Malaikat. Memang tidak enak rasanya jika kita ditegur. Walaupun teguran itu biasanya terjadi akibat kesalahan kita sendiri, dan demi kebaikan kita juga, tetapi tetap saja teguran seringkali meninggalkan perasaan tidak nyaman. Apalagi kalau sudah menyangkut harga diri, wah runyam ceritanya. Itu masih teguran dari sesama manusia. Bagaimana jika yang menegur bukan manusia, tetapi keledai? Apa rasanya? Semua itu, membuat Bileam sadar bahwa apa yang dia lakukan adalah salah. Dan untunglah, Bileam segera menyesali kesalahannya dan berubah menjadi taat sepenuhnya. Betapa ironisnya, seekor keledai saja mampu melihat, tapi manusia tidak. Semua ini tidak harus terjadi apabila Bileam patuh sepenuhnya sejak awal dan tidak berulang-ulang mempertanyakan keputusan Tuhan.
3. Renungan
 Teguran bukanlah bertujuan untuk menyakiti atau mempermalukan kita, tapi bertujuan demi kebaikan kita juga. Tidakkah lebih baik ditegur saat ini daripada dibiarkan untuk masuk ke dalam siksaan kekal? Ayub pernah berkata, "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17). Berbagai teguran itu jika kita sikapi dengan baik akan membuat kita terus bertambah baik pula. Itu pasti. Bentuk teguran adalah untuk mendidik kita, karena Tuhan begitu mengasihi kita dan tidak ingin kita menderita kelak. Dan karena itulah, kita pantas berbahagia ketika ditegur Tuhan. Pertanyaannya, apakah kita cukup ditegur dengan halus, atau harus lewat teguran "memalukan" seperti Bileam, atau bahkan harus melalui penderitaan dan rasa sakit? Semua tergantung sejauh mana kita mau mendengarkan dan menuruti teguran Tuhan, sejauh mana kita mau berubah dari jalan yang salah dan kembali pada "rel" yang sesuai keinginan Tuhan. Bersyukur untuk teguran demi teguran, juga untuk kesempatan yang masih diberikan pada untuk bertobat dan berubah menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari. Oleh sebab itu, janganlah keraskan hati ketika kita ditegur. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7b).
 Apa yang baik, indah, luhur dan mulia adalah berasal dari Allah, dan ada dimana-mana, di dalam seluruh ciptaanNya, entah dalam binatang, tanaman, manusia atau di langit dan alam raya. Maka dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Penyelamat Dunia ini, marilah kita lihat dan imani apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada di sekitar kita, terutama atau pertama-tama dalam diri sesama manusia. Dengan kata lain marilah kita berpikir positif terhadap sesama manusia; kita sinerjikan apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada dalam diri kita masing-masing untuk membangun dan mengembangkan hidup bersama yang damai sejahtera, persaudaraan atau persahabatan sejati, yang dambakan oleh seluruh umat manusia. Rasanya apa yang baik, indah, luhur dan mulia lebih-lebih ada dalam diri anak-anak atau generasi muda dari dalam diri orangtua. Perhatikan dan cermati keceriaan, kegairahan dan kelincahan anak-anak, yang jarang marah dan menggerutu atau mengeluh serta penuh dengan harapan bagi masa depan alias siap sedia untuk diperbaharui. Jika anda mampu mengimani keceriaan, kegairahan, kelincahan dan keterbukaan anak-anak sebagai yang berasal dari Allah, maka mata hati anda akan lebih terbuka untuk melihat apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada di sekitar anda, di dalam masyarakat maupun di tempat kerja.
 Jika ada tokoh baru dan muda muncul, lebih berwibawa dan berpengaruh dalam kehidupan bersama, entah hidup bermasyarakat, bernegara, berbangsa atau beragama, maka tokoh-tokoh lama yang lebih tua sering merasa tersaing dan tersingkirkan dan kemudian berusaha menjatuhkan tokoh baru yang muncul dengan berbagai pertanyaan. Itulah kiranya yang terjadi secara sosio-politis apa yang diwartakan dalam bacaan Injil hari ini ketika 'imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi' menyampaikan pertanyaan kepada Yesus "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?". Pertanyaan tersebut bukan karena kebodohan atau ketidak-tahuan mereka, melainkan dimasudkan untuk menjatuhkan Yesus, maka Yesuspun juga tidak menjawab pertanyaan mereka, bahkan menyampaikan pertanyaan kepada mereka: "Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?". Mereka tidak berani menjawab karena takut. Baiklah bercermin dari dialog antara Yesus dengan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Marilah kita terbuka terhadap aneka macam bentuk pembaharuan yang muncul atau ada di sekitar kita, apalagi apa yang baru tersebut sungguh berpengaruh dan bermanfaat bagi masyarakat umum atau orang kebanyakan/rakyat., entah datangnya dari yang tua atau yang muda. Pada umum pembaharuan memang datang dari yang kemudian, yang lebih muda, maka berilah kesempatan kepada mereka yang lebih muda untuk lebih berperan dan berfungsi di dalam kehidupan dan kerja bersama. Sadari dan hayati bahwa segala bentuk atau usaha pembaharuan yang bermanfaat bagi orang banyak atau rakyat atau kebaikan umum adalah berasal dari Allah atau sorga, sebagai persiapan diri untuk menyambut kedatangan Penyelamat Dunia untuk menyelamatkan seluruh dunia seisinya. Selamat Advent.


Renungan Hari Sabtu, 28 Nopember 2009

Mencari Tuhan
Hosea 3:5
"Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari Tuhan, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada Tuhan dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir."
Sulitkah Tuhan untuk ditemukan? Tidak, sama sekali tidak. Tuhan mengasihi setiap anda dan saya, begitu mengasihi sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal,Yesus Kristus agar setiap orang yang percaya pada Anak itu tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal seperti yang tertulis pada Yoh 3:16. Lalu lihatlah apa yang dikatakan Yesus. "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."(Yoh 4:16) , "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.(Yoh 10:9), "Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yoh 10:25-26). Artinya, dengan menerima Yesus sebagai juru selamat pribadi anda, maka Tuhan akan begitu dekat, begitu nyata dalam hidup anda.
Selagi Tuhan berkenan ditemui, biarlah kita mencari Dia setiap waktu, karena apabila kita meninggalkan Tuhan, Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan kita bila Tuhan sampai membuang kita. Kita tidak dapat hidup tanpa Tuhan; setiap saat sepanjang hidup kita memerlukanNya, bukan saja ketika susah, tetapi juga saat semuanya berjalan baik, kita harus mencari dan tetap memerlukan Dia.

Dibutuhkan iman untuk mengerti. Iman sebesar biji sesawi sekalipun akan memberikan kuasa pengertian yang besar. Jangan keraskan hati dan beri kesempatan bagi diri anda untuk mengenal Sang Juru Selamat. Kenapa saya bisa begitu yakin? Saya berkomitmen untuk menulis renungan harian ini setiap hari karena saya telah merasakan, menyaksikan dan membuktikan sendiri bagaimana dekatnya Tuhan dalam kehidupan saya sehari2. Jika tidak, buat apa saya meluangkan waktu secara rutin? Demi uang? kehormatan? ketenaran? Tidak sama sekali. Saya rindu lebih banyak lagi teman2 yang diselamatkan dan masuk dalam hidup yang kekal. Dalam Kristus ada sukacita berlimpah, pengharapan tanpa putus, kasih karunia tanpa henti, dan keselamatan abadi.
Inilah nafas hidup orang percaya yaitu tidak dapat terpisah dari Tuhan. Tuhan harus menjadi kebutuhan hidup kita yang utama; bukan harta, kekayaan, pangkat, atau ketenaran sandaran hidup kita. Maka kita membutuhkan persekutuan denganNya setiap waktu, jangan menjadi 'penodong' belaka yang meminta paksa kepada Tuhan ketika kita butuh pertolongan, padahal Ia bersedia ditemui setiap saat, dalam keadaan apa pun. Oleh sebab itu selagi masih ada nafas, selagi ada kekuatan, kesehatan dan akal pikiran, marilah mempergunakan kesempatan itu untuk mencari Tuhan dengan iman yang teguh kepadaNya. Amin (EM)


RENUNGAN EPISTEL MINGGU ADVENT I, 29 Nopember 2009

Bersaksi Tentang Firman Kristus
Wahyu 22 : 16-20
Kitab-kitab kanon dalam Kitab Suci merupakan masalah emosional dan sekaligus teologis. Kanon menjadi masalah karena Perjanjian Baru tidak pernah membicarakan kanon itu (hal ini wajar karena pada saat ditulis kitab-kitab tersebut baru berada dalam proses menjadi kanon). Kanon merupakan masalah emosional karena sebagai satu-satunya dokumen yang memiliki otoritas dalam agama Kristen (menurut pandangan orang Protestan), segala sesuatu yang menambah atau mengurangi isi Kitab Suci adalah sangat membahayakan. Emosi dan teologi ini meliputi akhir dari Kitab Wahyu. Ayat 18-19 tertulis sebelum ayat-ayat penutup yang terakhir dari Kitab Wahyu. Pertanyaan yang mereka ajukan adalah, apa yang dimaksud oleh Yohanes? Apakah "kitab ini" mengacu pada Kitab Wahyu atau Alkitab secara keseluruhan? Mengapa Yohanes menulis perkataan di atas? Ancaman apakah yang telah dirasakannya terhadap "kitab ini"? Perjanjian Baru ditulis sebelum tersedianya perpustakaan, media komunikasi dan percetakan yang dapat digunakan dengan mudah. Pada dasarnya semua pengajaran pada waktu itu dilakukan secara lisan, karena hanya sedikit orang yang dapat membaca. Karena alasan ini Yohanes mengucapkan berkat pada "ia [tunggal] yang membacakan "kitab tersebut (dengan keras di hadapan jemaat) dan "mereka [jamak] yang mendengarkan kata-kata nubuat itu dan yang menuruti apa yang tertulis di dalamnya" (Wahyu 1:3). Proses membaca kitab dengan keras di dalam rumah jemaat (di mana pembaca itu mungkin merupakan satu-satunya orang yang dapat membaca) akan sangat mempermudah untuk menghilangkan bagian-bagian kitab yang sedang dibaca atau menambahkan sesuatu sesuka hati. Akan sulit bagi sebagian besar anggota jemaat untuk mengetahui perbedaannya.

Yohanes bukan satu-satunya nabi yang memperhatikan penyampaian pesannya secara benar selama periode Perjanjian Baru. Paulus merasa khawatir bahwa pesannya akan dipalsukan oleh orang-orang yang menyampaikan ajaran lain (Galatia 1:6-9) atau nubuat atau surat yang dipalsukan tetapi diakui berasal dari dirinya (2Tesalonika 2:2). Dengan demikian ada kemungkinan bahwa selain perubahan yang dapat dilakukan terhadap teks dalam pembacaannya, orang dapat dengan sengaja menambahkan pandangan mereka sendiri mengenai nubuat dalam teks itu atau mengeditnya sesuai dengan persepsi mereka sendiri mengenai apa yang dikatakan penulis. Masalah semacam ini telah dikenal dalam Perjanjian Lama. Kitab Ulangan 4:2 dan 12:32 mendesak agar Hukum Taurat dipelihara tanp.a menarnbah atau menguranginya. Selanjutnya, menurut tradisi dalarn Surat Aristea, ketika lima kitab pertama Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, mereka yang menerima terjemahan baru itu mengutuk setiap orang yang melakukan perubahan terhadap teks tersebut. Ayat-ayat dalam Ki tab Wahyu ini juga merupakan kutukan, dan dengan mengemukakan kutukan ini Yohanes dengan cara yang serupa melindungi integritas tulisannya dan dalam kenyataannya mungkin menganggapnya setingkat dengan Kitab Suci, meskipun kutukan serupa juga dilaporkan dipergunakan oleh Irenaeus dalam salah satu tulisannyaDengan demikian Yohanes, atau mungkin Yesus yang berbicara melalui Yohanes, karena ini merupakan wahyu dari Yesus Kristus), menetapkan kutukan itu untuk melindungi dokumen. tersebut dari campur tangan, yang bermaksud baik mau pun jahat. Kutukan itu sendiri mempunyai dua fungsi. Yang pertama mencegah terjadinya penambahan pada dokumen tersebut sehingga mehndungi orang yang melakukannya dari wabah penyakit yang telah dituliskan lebih awal dalam buku ini. Yang kedua, melindungi dokumen tersebut dar i pengurangan untuk mencegah orang kehilangan tempatnya di surga, yaitu kehilangan bagian mereka dalam pohon kehidupan (sumber kehidupan abadi) dan kota kudus, yaitu Yerusalem baru. Kutukan itu tampak khas dan keras, sesuai dengan bahasa pada masa itu, karen a itu tidaklah bijaksana untuk mernbicarakan aspek teologis. dalarn masalah tersebut (rnisalnya, apakah seseorang dapat kehilangan tempatnya di kota kudus), Tetapi penulis menyampaikannya sebagai kutukan yang nyata. Kemudian timbul pertanyaan, apakah kutukan tersebut ada hubungannya dengan hal-hal lain selain kitab ini. Apakah kutukan itu rneliputi seluruh Perjanjian Baru atau seluruh Alkitab? Apakah pernyataan itu digunakan untuk mengakhiri kanon? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas adalah tidak. Pertama, kita tidak yakin bahwa Wahyu adalah kitab yang terakhir ditulis d al a m Perjanjian Baru. Beberapa orang mengatakan bahwa penulisan kitab Wahyu adalah pada tahun 68 Sesudah Masehi, dan ini berarti kitab-kitab lain (seperti 2 Petrus, Yudas, atau Injil dan surat Yohanes) ditulis jauh setelah waktu itu. Adalah tidak bijaksana untuk mendasarkan sebuah argumentasi pada tanggal yang tidak pasti. Kedua, pada saat Yohanes menulis kitab tersebut, bangsa Yahudi munzkin belum seiesai membicarakan masalah kanon mereka sendiri. Antara tahun 70 sarnpai 90 Sesudah Masehi terjadi beberapa pembicaraan mengenai kanori di pusat kependetaan Yahudi di Jamnia. Meskipun tidak ada bukti bahwa bentuk kanon tersebut bcrubah sebagai akibat dari pembicaraan ini, hal tersebut benar-benar menunjukkan bahwa bangsa Yahudi pun masih terus berubah pikiran dalam masalah ini dan mernbicarakan apakah kitab-kitab tertentu (misalnya Kitab Ester) seharusnya termasuk dalam kanon. Ketiga, Yohanes menulis sebelum ada arti yang jelas mengenai kanon Perjanjian Baru. Tidak ada bukti bahwa Yohanes pernah melihat lnjil tertulis atau kumpulan surat-surat Paulus. Sesungguhnya, paling kurang dua abad kemudian baru sekumpulan karva-karya yang pasti dapat dianggap sebagai kanon Kristen. Beberapa karya yang dipertimbangkan secara serius untuk disertakan dalam kanon tetapi kemudian ditolak, misalnya surat Barnabas dan Didache, belum ditulis pada waktu itu. Yang terakhir, meskipun Kitab Wahyu merupakan kitab terakhir dalam sebagian besar versi modern Kitab Suci (bahkan Luther juga meletakkannya terakhir, meskipun ia dan beberapa terjemahan bahasa Inggris yang mula-mula meletakkan literatur lbrani, Yakobus dan Petrus tepat sebelum Kitab Wahyu), tidak demikian halnya pada masa-masa yang paling awaJ. Ada ban yak pergeseran pada tiga abad pertama, beberapa orang menolak Kitab Wahyu, beberapa lagi menempatkan karya-karya seperti 1 dan 2 Clement setelahnya, dan beberapa meletakkannya lebih awal dalam daftar kitab kanon mereka, Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa ayat ini terletak di akhir Alkitab bagi kebanyakan orang Kristen sampai abad keempat. Ini tidak berarti bahwa menambah atau mengurangi isi Kitab Suci adalah hal yang baik. Tentu saja, kalaupun "surat Paulus yang hilang" ditemukan-ditambah lagi beberapa karya pada zaman yang lebih modern, yang menurut pendapat orang mungkin ditulis berdasarkan inspirasi-akan diperlukan persetujuan bersama dari jemaat bahwa surat tersebut memang ditulis berdasarkan inspirasi untuk dapat menambahkannya pada Kitab Suci. Ini merupakan peristiwa yang sangat mustahil dan merupakan mujizat. Demikian pula campur tangan terhadap kitab-kitab yang ada sekarang tidak seharusnya dapat dilakukan dengan begitu mudah. Kita hidup dalam sebuah zaman di mana beberapa orang ingin menulis kembali Alkitab berdasarkan pandangan ideologis mereka sendiri. Akibat satu-satunya dari proses ini adalah penyimpangan dari Kitab Suci dan hasil karya yang tidak dikenali siapa pun sebagai kanon. Akan lebih baik untuk menulis karya yang terpisah atau sebuah komentari yang secara selektif mengkritik Kitab Suci yang ada, karena pendekatan itu akan lebih baik. Bahkan penulis Kitab Suci itu sendiri, pada saat ingin menafsirkan kembali satu sama lain (misalnya Daniel, yang menafsirkan tujuh puluh minggu nabi Yeremia), tidak mengubah bacaan aslinya melainkan menulis kitab mereka sendiri. Karena itu kutukan Yohanes bersifat peringatan. Artinya yang sebenarnya hanya berlaku untuk kitab itu sendiri, yaitu Kitab Wahyu, tetapi dengan adanya perhatian serupa yang diberikan oleh Paulus dan lainnya, adalah logis untuk berargumentasi bahwa tidak satu pun penulis Kitab Suci akan mcncampuri hasil karya mereka. Di samping itu, campur tangan sernacam itu akan merusak seluruh tujuan Kitab Suci. Kitab Suci ditulis sebagai kesaksian tcrhadap wahyu yang diterima pada waktu dan tempat tertentu. Kitab Suci itu seharusnya dibaca, diterima (atau, bagi beberapa orang, ditolak) dan ditafsirkan. Tetapi menulisnya kernbali berarti mengacaukan antara pengalaman seseorang mengcnai Allah (atau mungkin pengalaman mengenai sesuatu selain Allah) dengan pengalaman penulis Kitab Suci itu. Hal ini sarna artinya dengan mengambil garis pengukur Kitab Suci (arti dari "kanon ") dan mengikatnya agar sesuai dengan dinding pembatas yang sedang kita bangun pada saat ini. Pada akhirnya kita tidak dapat mengukur dengan baik serta tidak menghasilkan dinding yang tegak. Mungkin bukan kutukan Yohanes yang menimpa, tetapi kekacauan yang timbul itu sendiri sudah merupakan kutukan dan dalam kenyataannya mungkin akan membuat seseorang kehilangan tempat di kota kudus yang diceritakan oleh Yohanes dengan sangat antusias.
Memang Yesus itu mati di atas kayu salib, tapi mengapa DIA mati di atas kayu salib? Itulah yang perlu kita ketahui. DIA mati, karena DIA ingin melunasi dosa dosa umatNYA yang mau percaya dan tunduk serta melakukan perintah perintahNYA, lha kalau hanya menyebut YESUS, YESUS saja sih percuma saja, nggak ada faedahnya, karena kita harus mau percaya kepada YESUS, kita harus mau tunduk kepada YESUS, dan kita harus melakukan perintah perintahNYA. "Bukan setiap orang yang berseru kepadaKU: TUHAN, TUHAN! AKAN MASUK KE DALAM kerajaan sorga, MELAINKAN DIA YANG MELAKUKAN KEHENDAK bapaku YANG DI SORGA. PADA HARI TERAKHIR BANYAK ORANG AKAN BERSERU KEPADAKKu:TUHAN, TUHAN, BUKANKAH KAMI BERNUBUAT DEMI NAMAmu, DAN MENGUSIR SETAN DEMI NAMAmu, DAN MENGADAKAN BANYAK MUKJIZAT DEMI NAMAMU JUGA? Pada waktu itulah AKU akan berterus terang kepada mereka dan berkata: AKU tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKU, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Tomas yaitu murid Yesus sendiri pun tidak mau percaya kalau Yesus itu bisa bangkit kembali setelah tiga hari mati dan dikuburkan, kalau Tomas itu belum mencucukkan tangannya, kedalam lobang di lambung Yesus, yaitu lobang bekas tombak. Bacalah sendiri kisahnya di Injil Yohanes 20:24 - 29. "Karena engkau telah melihat AKU, maka engkau percaya, Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya". Dan berbahagialah kita semua yang mau percaya kepada YESUS walaupun kita belum pernah melihat wajah asli dari YESUS itu sendiri. Dalam hal ini, kita juga jangan mau dikecohkan dengan tambahan tambahan injil atau pengurangan pengursangan injil, karena sudah tertulis juga dengan jelas di Kitab Wahyu 22: 18 - 21 yang demikian bunyinya "Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan perkataan nubuat dari Kitab ini:"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil baginya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini" Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman:"YA, AKU DATANG SEGERA!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian!
Yohanes sendiri mengakui bahwa mula-mula ia tidak mengenal Dia. Namun, Allah telah memberitahu Yohanes akan tanda-tanda yang muncul dalam diri Kristus itu. Tanda itu berupa Roh yang turun kepada-Nya dan tinggal di atasnya. Yohanes pun melihat hal itu dan membuatnya berani memberi kesaksian. Memang untuk mengenal Kristus kita membutuhkan iman. Dan iman itu merupakan anugerah yang Allah berikan kepada kita. Yohanes adalah teladan bagi kita untuk belajar rendah hati. Yohanes merupakan orang yang sangat tulus dan jujur dalam memberi kesaksian. Ia sungguh-sungguh ingin memperkenalkan Kristus kepada kita. Ia bersaksi tentang Kristus, bukan tentang dirinya sendiri. Yohanes memberi kesaksian bukan karena didesak oleh kebutuhan ekonomi atau mencari popularitas. Ia bahkan mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum dia ada. Mengapa? Karena Yesus adalah Anak Allah yang memang ada sebelum dunia dijadikan. Dia merupakan Firman (Logos) yang sudah ada sejak awal dan bukan diciptakan. Logos itulah yang menjelma menjadi manusia. Tepatnya manusia bernama Yesus. Pertanyaan yang perlu kita renungkan sekarang adalah beranikah kita bersaksi tentang Yesus di manapun kita berada? Maukah kita bersikap rendah hati dalam bersaksi tentang Yesus? Artinya bukan menonjolkan diri kita tetapi menonjolkan Kristus! Tuluskah kita dalam memberi kesaksian? Artinya bukan karena desakan kebutuhan ekonomi! Pernahkah kita memberi kesaksian kepada orang lain dengan gratis? Dengan Minggu Advent I ini kita menyongsong kedatangan Kristus dengan memperkatakan serta mempersaksikan kebenaran Firman Tuhan untuk membangun jemaat dan orang-orang di sekitar kita. Amin (EM)


Renungan Hari Jumat, 27 Nopember 2009

Allah Yang Perkasa
Ulangan 3: 24
"Ya, Tuhan Allah, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau ?"
Kalau kita telisik padanan firman ini tentang Allah yang penuh kekuatan adalah dalam Yesaya 9: 5 “....Allah yang Perkasa..”
Allah yang perkasa: Ungkapan gelar ini berlatar-belakang dari para pahlawan pada zaman dahulu yang mampu memimpin perang dan memenangkan peperangan secara gemilang, sehingga pahlawan itu disebut sebagai pahlawan yang perkasa. Demikian pula sebagai Messias, Dia akan menjadi seorang pahlawan Allah yang mampu memenangkan “peperangan” dengan musuh utama manusia yaitu kuasa dosa. Seluruh hidupNya dikuasai oleh wibawa Allah yang luar biasa, baik perkataan maupun tindakanNya sehingga kuasa dosa dan kegelapan akan takluk di hadapanNya. Hanya Dia yang mampu mengalahkan kuasa kegelapan dan dosa yang menguasai dan membelenggu hidup manusia

Dalam hidup ini, tidak seorangpun yang luput dari berbagai masalah hidup. Berakhirnya satu masalah, sering disusul dengan munculnya masalah yang lain. Baik itu masalah dalam rumah tangga, ekonomi, pekerjaan, sekolah dan lain lain. Penyakit hanyalah salah satu masalah yang bisa hadir dalam hidup kita. Suatu hari seorang ayah sedang menatap kepada awan gelap yang menyelimuti langit, dia berkata kepada anak lelaki kecilnya yang berdiri tepat di sisinya, “Petugas Badan Meteorologi dan Geofisika menginformasikan bahwa akan ada badai besar yang terjadi, apakah itu membuatmu takut, John?”, tanya sang Ayah. Si anak mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang kepada ayahnya seraya bertanya,” Apakah badai itu lebih besar dari Ayah?”
Nas ini mengajak kita menggantungkan hidup dan harapan kita hanya kepada Allah Bapa saja, walaupun begitu besar badai yang melanda kita, sebab Dialah Allah yang perkasa yang penuh kuasa atas langit dan bumi. Amin (EM)


Rabu, 25 November 2009

Renungan Hari Kamis, 26 Nopember 2009

Hidup Penuh Syukur
Yesaya 12: 1

"Pada waktu itu engkau akan berkata: Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku."
Kalau melihat perilaku manusia saat ini semakin buruk dan tidak terpandang. Apalagi perbuatan dosa kita itu sangat dibenci oleh Tuhan. Sudah seharusnya kita orang berdosa mendapat hukuman setimpaldengan perbuatan kita. Tuhan tentu sudah sangat marah akan kesalahan dan dosa-dosa kita. Namun walaupun demikian tidaklah menyurutkan kasih Allah bagi kita. Walaupun Allah murka namun IA tetap lebih mengasihi kita. Buktinya apa ? Buktinya adalah Allah rela memberikan solusi dengan mengorbankan Anak-Nya Tuhan kita Yesus Kristus ( Yoh. 3:16). Namun ada kalanya orang tidak mau bersukur. Tidak bersyukur adalah ciri orang yang tidak mengenal Tuhan (Rm. 1:21). Ia menggerogoti roh, melayukan jiwa dan membusukkan kehidupan. Jadi bagaimana sebaliknya? Bersyukur atau tidak?
Syukur harus dilihat bukan sebagai kewajiban tetapi sebagai kesempatan. Syukur seumpama tepuk tangan meriah untuk seorang musikus piawai yang membuat dawai hati kita ikut tergetar, atau seumpama tawa lepas karena lawakan yang lucu, atau serupa pelukan spontan untuk seorang yang kita kasihi. Syukur membuat kasih-karunia-Nya terhayati segar di tengah dunia yang kelam dan berat ini.
Syukur atau terima kasih adalah respons terhadap suatu hadiah. Rasa syukur kita akan mengalir lancar bila mendapatkan suatu hadiah sejati. Tidak semua yang kita terima adalah hadiah. Jika seorang pengemis menemukan nasi bungkus utuh di tong sampah seorang kaya, ia tidak bersyukur. Itu bukan hadiah, itu hanya sekadar sesuatu yang di dalamnya terlibat pikiran, perhatian dan hati sang pemberi. Tak perlu mahal, bisa berupa sepucuk surat, sekuntum bunga, atau apa saja yang pemberinya menaruh dirinya di dalam pemberian itu. Pemberian yang pemberinya tidak terlibat adalah sesuatu yang palsu dan tak menggerakkan rasa syukur. Hadiah sejati juga mengandung balik sesuatu darinya. Pengorbanan itu bisa berupa waktu, uang, talenta, entah apa saja. Tetapi ia tidak diberikan agar dibayar kembali, sebab bila demikian ia bukan lagi hadiah tetapi pinjaman. Hadiah sejati tidak membuat kita merasa berhutang, bahkan juga tidak berhutang syukur.
Syukur selalu diutarakan atas sesuatu yang lain dari yang lain. Sinar kemilau matahari paling indah terlihat di balik awan-awan. Pernahkah Anda bersyukur bahwa Anda lebih beruntung dari orang lain? Syukur semacam itu sangat memalukan karena bersyukur atas penderitaan orang lain. Namun, jika Anda menunggu sampai semua pengemis punya mobil, sampai semua orang tidak bisa mati, kita tidak akan pernah bisa bersyukur! Bukan penderitaan orang yang menjadi dasar yang membuat hari kita bersyukur, tetapi karena kelemahan kita memang membuat kita harus memiliki pembanding, yang membangkitkan kita untuk bersyukur. Amin (EM)

Renungan Hari Rabu, 25 Nopember 2009

Berserah Total
Mazmur 31: 6
"Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia."
Ketika sang anak bermain-main dengan mobil-mobilannya, dia amat senang, tanpa memperdulikan sekitarnya. Karena begitu asyiknya dia tidak mengetahui bahwa sang ayah tetap memperhatikannya. Namun ketika mobil-mobilannya tiba-tiba rusak dia, tidak mampu memperbaikinya. Akhirnya dia menyerah dan pasrah mengadukannya kepada ayahnya.
Saudaraku yang terkasih. Demikian halnya hidup kita, ketika kita tidakmengalami suasan ngeri kita hanya asyik dengan kesenangan kita saja. Namun tiba-tiba kita di timpa bencana dan penderitaan dan sakit-penyakit, kita-pun tak berdaya. Dan akhirnya kita harus dipaksa mengadukepada Allah Bapa di Sorga. Namun kadang kita enggan untuk berserah karena kita selalu memakai otak, dan perasaan kita yang tak pernah bersalah. Namun dalam iman percaya Kristen, kita diingatkan akan ketidak sempurnaan kita untuk tetap berserah kepada Tuhan dengan total bukans setengah-setengah.Apa salahnya ”berserah total” kepada Allah? Tentu tak ada salahnya. Tuhan kita bahkan mengamanatkan yang lebih dari itu. Yakni bukan cuma ”total”, tapi ”penyerahan diri mutlak”. Sabda Yesus, ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Lukas 9:23). ”Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Lukas 9:62).
”Menyangkal diri” berarti menjadikan diri sendiri—dengan segala aspirasi dan ambisinya—menjadi ”nol”, sementara Tuhan menjadi segala-galanya dan semua-muanya. Dan seluruh visi, orientasi, konsentrasi serta enersi hanya tertuju kepada-Nya! Jadi ”berserah total” kepada Allah tidak salah. Malah harus! Tetapi soalnya menjadi lain, ketika ”penyerahan diri” berubah menjadi sikap ”ketergantungan pasif” yang total pula. Ketika Allah kita harapkan mengerjakan segala-galanya dan semua-muanya untuk kita. Sedang kita? Kita hanya bisa menunggu. Diam. Berpangku tangan. Anda menghadapi persoalan-persoalan hidup, besar atau pun kecil? Jangan khawatir! Serahkan saja seluruhnya ke bawah kaki Yesus – dalam doa. Percaya saja, Tuhan akan menjadi ”trouble-shooter” dan ”problem-solver” kita, menyelesaikan semua permasalahan kita. mengerjakan semua kebutuhan serta keinginan kita. Lha bagaimana sekiranya Ia tidak bertindak juga? Di sini terbuka dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah: jangan cuma meminta atau memohon! Tapi ”tuntut” Dia! Ajukan ”klaim”! Sebab Tuhan sendirilah yang telah menjamin dan berjanji, ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Atau bila itu ”mentok” juga, kemungkinan yang kedua adalah: diam. Tetap tenang dan sabar menunggu. Sebab apa lagi yang bisa dilakukan? Tak ada! Bila Allah tidak bertindak, ini tandanya Ia tidak berkenan. Nah, bila Ia tidak berkenan, bisa apa kita? Iya, ‘kan? So What can I Do ?, anya saja lihatlah dan bacalah firman-Nya:
”Serahkan segala kuatirmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (cf. 1 Petrus 5:7). Dan ” janganlah kamu sendiri yang menuntut pembalasan, sebab ada tertulis: pembalasan itu adalah hak-Ku” (Roma 12:19). Jangan melawan! Sebab ”penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” – di sorga, nanti. (Roma 8:18).
Semua kritik tadi sebenarnya mencuatkan satu keyakinan saja. Yaitu bahwa persoalan-persoalan besar dunia dan umat manusia tidak pernah akan mampu terselesaikan oleh sikap ”berserah” dan ”menunggu mukjizat” Allah. Tapi putar otakmu dan kerahkan tenagamu untuk memperbaiki nasibmu serta membentuk masa depanmu! Kekristenan yang mengajarkan sikap yang sebaliknya, karenanya pantas dikubur dalam-dalam atau dibuang jauh-jauh! Nah, apa jawab kita? Amen (EM)


Senin, 23 November 2009

BAHAN SERMON DISTRIK, MINGGU ADVENT I, 29 NOPEMBER 2009

HABIBINSAR NI BINTANG SIPARTOGI
Ev. : 4 Musa 24: 15-17

1. Patujolo
Diorai do Bangso Israel laho mamolus Edom, siala ni i ditundalhon nasida do laho mamolus sian i (21:4). Ingkon boluson nasida do tano ni halak Amori dohot na manjalo izin laho mamolus dibagasan dame, alai Sihon raja ni halak Amori manulak pangidoan nasida. Siala ni i ingkon marporang do bangso Israel laho manaluhon halak Amori (1y. 21-25). Ndung i masuk ma nasida tu tano Moab, sada bangso na parpudi na ingkon boluson nasida manopot tano Kanaan. Ala marnida saluhutna i gabe bobonosan ma halak Moab jala mabiar Raja Balas, so tung suda ma nasida saluhutna dohot bangsona. Dibagasan arsak ni rohana, Balas Raja ni halak Moab mangalului pangurupion sian Bileam, sahalak panurirang sian Mesopotamia na targoar siala pinamasana bura na marhuaso (22:6). Si Bileam na so sian halak Israel, ndang hot hadirionna olo do manonditnondit. Ditingki Balas manosak panurirang Bileam, ro do Debata laho paingothon panurirang Bileam asa na holan hataNa sipasahaton. Unang mambura alai mamasumasuma dompak bangso ni Debata i ma bangso Israel.
Hehe do si Bileam manogotna i jala dipalanoi halodena boruboru jala mardalan ibana udur dohot angka induk ni Moab. Alai marpiarpiar ma rimas ni Jahowa ala mardalan ibana, jala jongjong suruan ni Jahowa di tongan dalan naeng mangalo ibana. Dungi diida halode i ma suruan ni Jahowa jongjong di tongan dalan marpodang sintak di bagasan tanganna, jadi manimbil ma halode i sian dalan laho tu ladang; alai sai dilombuti si Bileam ma halode i paulakkon tu dalan nian sahat pola tolu hali (ptds.2 Ptr.2:15-16) Debata ni Israel ima Debata na marhuaso laho mangarantei jolma. Boi do dipatupa Debata manang aha gabe parhiteanNa laho paingothon hita jolma. Suang songon i tarlumobi panurirang na sian Mesopotamia i na mangadopi Debata, holan angka na ditonahon ni Debata do na ingkon hatahonnonna. Sahat pola na ingkon manghatai halodena i asa ingot si Bileam tona ni Debata.

2. Hatorangan
a) Pangungkapon ni si Bileam. Dipungka muse mandok tonggona,na marlapatan sian pigapiga hali si Bileam sai tong manghatahon tona ni Debata tu si Balas. Ndang olo rohana manimbil sian dalan na pinaboa ni Debata. Tarida ma parsitutuon ni si Bileam laho manghatindanghon na tutu tu adopan ni nanaeng manjehehon bangso Israel. Sahalak panurirang na tarbarita do ianggo si Bileam, ndada na holan pasahathon tona ni Debata alai songon sahalak panurirang na gabe hitehite ni Debata. Somal do si Bileam dipangke Debata laho patolhashon hataNa. Pandohan “Baoa na tonggor matana” hata Heber /ﬧאָﬣ Ra’a; melihat, Ndada na marhite simalolong ni pardagingon manang parnidaan sambing boti, alai na umbagas lapatanna dison i ma parnidaan ni si Bileam tu ari sogot. Dipangke Debata do si Bileam laho patauhon angka na masa sogot tu bangso Israel. Holan marhite Tondi ni Debata do na boi patauhon hita angka na masa sogot. Asa angka jolma ndang tau nanihalomohon ni roha ni Debata molo so marhite hagogoonNa. Ala ni i ma Debata do na patuduhon dalan i asa taboto angka na naeng sipamasaon ni Debata dibagasan ngolunta. Ndada sangkap na roa nanaeng patuduhononNa alai sangkap haluaon do, i ma laho patuduhon haluaon tu bangso Israel. Ndung sahat haluaon tu bangso i nang tu hita dipatau ma hita laho mangantusi angka pambahenan ni Debata dibagasan ngolunta. Ndang tau jolma angka sangkap nanaeng sipatuduhonon ni Debata molo marhite gogo, hapistaran dohot bisuk ni jolma, alai holan ala asi ni roha ni Debata sambing do na mangula dibagasan ngolunta. Ingkon niungkap do roha dohot pingkiran laho mangaloas Debata mangarajai roha dohot pingkiranta. Asa marhite ima dipangke hita laho patauhon sangkap ni Debata tu angka dongan jolma naso mananda Ibana dohot sintong (Ul.Ap.26:20; 1 Kor.9:1; 15:58; 1 Tess.1:3). Halak na porsea dibagasan panobusion ni Kristus tung mangarajumi dirina gabe parhitean diangka ulaon marbarita nauli dohot pasahaton tona nang hata ni Debata. Asa ndada holan panghataion sambing alai dohot ma patuduhonon di angka na porsea marhite parulaonna siganup ari.
b) Somal umbege Hata ni Debata. Asa tama hita dipangke Debata gabe ulaulaNa, ingkon holan marhite na olo hita umbege jala tumangihon HataNa. Siala holan Hata ni Debata do na gabe pedoman ni angka jolma dohot na porsea laho mamboto sangkap ni Debata. Mambege hata ni Debata ingkon sada kewajiban ni angka na tinobus ni Kristus, asa tau manimbangi dia do lomo ni roha ni Debata dibagasan ngoluna. Hata ni Debata do pangoluhon partondionta na manogihon hita tu dalan hasintongan (ptds. Jos. 1:8; Pslm.119: 105, 130; Jes. 55:11; Yoh.8:31; 17:17Rom.10:17; Plp.2:16; 2 Tim.3:16). Ingkon niulahon do hataNa songon sada parsuruon tu hangoluan na sintong diadopan ni Debata. Ndang sae holan na sai manangihon hataNa alai ingkon tongtong do dihatindanghon jala niulahon dibagasan ngolunta. Jakobus 1: 22 mandok: “Alai gabe siulahon Hatai ma hamu, unang holan pananginangi, angka na paotootohon dirina!”. Sian hasomalan na umbege do asa tau hita mangulahonsa, tarlumobi ma HataNa i.
c) Mamboto Parbinotoan Natumimbul. Na gabe sungkunsungkun; “boha do carana hita mamboto parbinotoan Natumimbul ?” Lam bagas do muse dipangido sian hita sahat tu ingkon mamboto parbinotoan Natumimbul. Ai holan mangasahon gogo dohot bisuk na sian Debata do asa tau hita dia do parbinotoan Natumimbul, ndungkon sian HataNa ma diungkap tu hita dungi asa lam umbagas ma muse mamboto sangkap na denggan jala nauli sian Natumimbul i. Marnida zaman nuaeng on na lam maju, na holan mamboto angka siulahononna sambing do jolma i. Hinorhon ni kesibukan di parkarejoan, nang lalap di arta portibi, dohot habisuhonna, lam leleng lam lupa do torop jolma laho mamboto sangkap ni roha ni Debata. Nunga lam gumodangan jolma na holan manuntun lomona sambing( Rom. 8:7; Gal. 5:172 Tim 4:3; 1 Ptr.2 :11; 1 Joh. 2:17). Ali boha do hita lam mamboto na sinangkap ni Debata dibagasan parngoluanta. Asa tujuan ni ngolu ni angka na porsea ingkon ma saguru tu lomo ni rohaNa, na ingkon saut do dibaritahon Barita Na Uli tu sandok portibi on. Disuru do hita laho mambaritahon hasintongan songon na pinatudu ni si Bileam tu si Balak dohot tu bangso Israel. Didok Tuhanta Jesus di Markus 16: 15 “Laho ma hamu tu liat portibi on; jamitahon hamu ma barita na uli i tu nasa na tinompa” Naeng nian angka na porsea memiliki missi yang sama dalam memberitahukan berita Injil agar orang lain mengetahui kuasa Tuhan. Siala ni i tau ma angka jolma mamboto parbinotoan ni Natumimbul i.(Psalm 9:12; Mat.24:14; Mark. 13:10; 14:9; Luk.9:60; Ul.Ap.4:31)
d) Marnida Parmataon ni Nasunhinagogo. Dipangke Debata do si Bileam laho marnida parmataon ni Nasunhinagogo. Nda tung boi marhite hajolmaonta nang mangasahon hagogoonta laho marnida parmataon ni Nasunhinagogo. Ali holan ala ni asi ni roha do i di si Bileam, nang tu hita holan ala asiasiNa do i tu hita umbahen diloas hita marnampunahon silehonlehon i jala patuduhon hagogoon ni Debata tu adopan ni angka natorop, jala tu angka na so mananda Debata Jahowa. Toropan jolma sinuaeng on, holan na maraksi jala na lomoan rohana mamangke parnidaaan ni haportibion. Jala tarlalap do godangan jolma marnida haulion ni portibion hape haulion ni roha nang partondionna dihalupahon jala ditundalhon. Unang ma nian masa di angka na porsea holan uli tarida dipardompahan sambing, alai di roha jorbut do. Ala ni i ma angka na porsea ingkon do mamangke parnidaan ni Debata sian na olo rohana nirajaan ni huaso Tondi Parbadia(Gal.5: 22-23). Asa uli ma pangalahona nang panatapanna tu jolo ni ngoluna na gok basabasa dohot asi ni roha ni Debata. Parmataon na tutu sian Debata ima asa malua hita sian hadosaon, siala ni i ndang lomo ni roha ni Debata hamamate ni pardosa i alai hamumulak na do tumundalhon dalanna tu hamubaon dohot tu haimbaruon ni ngolu. (Yeh.18: 32; 33:11). Margogo do Ibana laho paluahon hita sian hadosaonta marhite AnakNa Jesus Kristus. Laos parmataon na songon i do (paluahon) na ingkon taulahon tu angka donganta na tongtong dope dibagasan taban ni sibolis dohot dosa. Tung godang do dipangke Debata ulaulaNa laho pasauton lomo ni rohaNa. Nunga Ingkon lam bagas jala lam denggan parsaoranta dohot Debata, marhite parsaoran na denggan dohot Debata asa tau hita manatap dao, ima haluan di angka nahinaholonganNa. Jala ingkon tungkap do nasa na mangoloi parsuruonNa, songon na masa tu Apostel Paulus na ditangkup ni Tondi ni Kristus ibana di tingki panglaeleon napinamasana tu angka halak Kristen di Damsyik (uju i goarna si Saulus; Ul.Ap. 9:3-9). Tungkap do Ibana, siala ndang boi pangkeon parnidaan ni daging tu na songkal jala Natumimbul i.Laos dipangke Debata do si Paulus laho mambaritahon Holong ni Jesus Kristus.
e) Panatapan ni Na Porsea. Tangkas do di ayat 17 on panghilalan ni si Bileam maradophon na masa di panatapanna i. Sian mata haporseaonna i boi ibana manghatindanghon tu si Balak sahalak na naeng ro tu portibi on, alai ndang dope ditingkina hatiha i. Holan panatapan ni sahalak panurirang (Si Bileam) do na boi dihatindanghon: Ai ndada dabudabu na pinamasa si Bileam alai pasupasu do tu bangso ni Debata, i ma bangso Israel. Pandohan “Binsar do sogot sada bintang sian Jakob...” sada panurirangon taringot tu Mesias na naeng ro sian tongatonga bangso Israel (Jakob). Bintang ni si Jakob na naeng ro gabe sada tanda na pina masa di hatutubu ni Jesus di Betlehem. Habibinsar i paboahon sada tanda haroro ni Kristus tu tongatonga portibi on. Sahalak Raja Natumimbul jala Nasunhinagogo, ndang tau angka bangso na asing manaluhonsa. Ibana do Raja diatas saluhut raja na adong di portibi on. Gok huaso do Raja i manaluhon sorop ni sibolis, dosa dohot hamatean. Ndang tuk Moab (sian pomparan ni si Lot dohot boruna sihahaan; 1 Musa 19:37), naniuluhon ni Raja Balak laho manaluhon bangso ni Debata dohot sandok pinompar ni si Set. Siala na ro ma Raja hamuliaon nabinagabagahonna i laho patundukkon sude huaso ni portibi on. Sian pomparan ni si Jakob do habibinsar ni Mesias i, i ma na ginoaran Jesus Kristus. Ndang holan raja ni sada bangso alai Raja ni saluhut na di portibi on.

3. Sipahusorhusoron
 Pangke ma ngolum laho patimbulhon Hata Na tingkos na sian Debata. Tung pe godang angka na bernit dohot parmaraan di ngolunta, sai tongtong ma hita marsihohot di poda nang Hata ni Debata. Unang ma loas hagogoon ni portibi on manaluhon haporseanta di Jesus i. Asa dapot hita hamonangan dohot hasonangan na salelengnilelengna. Huhut ma tahatindanghon HataNa i. Angka na porsea sai dihangoluhon do Barita Nauli i gabe hangoluon ni partondion nang di pardagingon. Sai margogo do na porsea molo sai manghalomohon HataNa nang parsuruonNa. Ndang ganggu be rohana marnida na masa di portibi on, alai gabe margogo ma ala ni HataNa i. Alai angka jolma na so mian dibagaan hataNa, sai ro do biar ni roha dohot ganggu ni pingkiran.Bboi do targadis haporseaonna sialani arta ni portibi on. Alai ingkon patimbulhononta do goarNa tung pe godang napinalumehon ni portibi on: arta, sere,nang perak pe, ndang tau mangago dohot paliluhon haporseaonta tu Debata (24:10-13).
 Targoar siala Hasintongan ni Debata. Targoar do si Bileam tu angka bangso siala parsitutuonna di Hata ni Debata. Godang do angka na porsea di Jesus Kristus targoar siala parsitutuonna di hasintongan ni Debata. Unang ma adong nian sian angka na porsea targoar siula hajahaton manang sialani maralo tu hatigoran dohot hasintongan ni uhum ni bangso. Ali naeng do dihirim sian hita boi mamboanhon goar ni Jesus i, asa targoar tu saluhut bangso nang dihumaliangta na tuk patupahon na denggan, laos targoar ma nang goarta siala taulahon na nidok ni Debata dingolunta (Luk. 10: 20; Heb. 12:23). Hasomalan di parulaon, nang pangalaho na denggan diadopan ni jolma tarlumobi diadopan ni Debata (2 Kron.33:13; Ams. 3:6Mat. 10:32; Luk. 12:8).
 Habibinsar ni Bintang si Partogi, diparade Debata laho “memproklamasikan” haroro ni Anak-Na, i ma Jesus Kristus Tuhanta i. Diparade Debata do marhite api na marsijongjong dohot ombun na marsijongjong laho manuluhon dohot manogihon bangso Israel ditongatonga ni halongonan. Laos songon i do dipatupa Debata Bintang Sipartogi laho manogihon pardalanan ni angka halak Majus sahat tu Betlehem laho manomba Kristus Jesus. Nang di tingki sisaonnari on, sai pangkeon-Na do HataNa gabe parhiteanNa laho manguluhon pardalanan ni angka jolma di hasiangan on, dohot ditongatonga ni portibi na gok dosa dohot pangalaosion. Habibinsar ni bintang i masa doi di angka jolma na manghalomohon HataNa dibagasan ngoluna (1Pet 1:19). Ido umbahen di dok di Psalm 119: 105 “Hatami do sulusulu ni pathu jala hatiuron di dalanku”.
 Domu tu goar ni Minggunta i ma Advent I; sian hata Adventus= kedatangan. Molo dipangantusion ni huria di dok ma: “managam haroro ni Mesias”. Istilah ini dahulu dipakai dalam kekaisaran Romawi untuk menyambut kedatangan kaisar yang dianggap sebagai dewa, kemudian dipakai oleh pengikut-pengikut Kristus untuk menyatakan bahwa bagi mereka bukan kaisar, melainkan Kristus adalah Raja dan Tuhan. Masa Advent adalah masa persiapan sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati makna kedatangan Kristus, sesuai dengan penantian Mesias oleh umat Israel yang terungkap dalam Alkitab Perjanjian Lama, juga sehubungan dengan kedatanganNya pada akhir Zaman (Pslm. 27:14; 37:34; 40: 2; 130:5; Poda 20:22; Jes. 30:18; Jer. 23:5; 33:15; 40:31; Sak.3:8 Mark 15:43; Heb. 9:28; Pil. 3:20).
Tatagam do hatiuron ni Kristus na manondangi rohanta. Asa dinalaho managam haroro ni Mesias i, tajaga ma pangalaho nang rohanta asa ias jala tau inganan Natumimbul laho pasauthon bagabagaNa. Ala ni i ingkon rade do rohanta managam haroroNa, asa taparade ma ngolunta dibagasan ngolu na marhaimbaruon, napinauliuli jala nigomgoman ni Tondi Parbadia. Ai ndada hita sandiri na marnampunahon ngolunta nang dagingta on, alai di Debata do. Tau hasangapon ma ngolunta diadopan ni Debata. Amen. (EM).

Renungan Hari Selasa, 24 Nopember 2009

Mahkota Kebenaran
2 Timotius 4: 8
“Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”
Sang raja tanpa mahkota begitulah kaum Kompeni Belanda menyebutnya, lihai cerdas, dan bersemangat. Di takuti dan juga disegani lawan – lawan politiknya. Perjuangnya dalam membela hak kaum pribumi saat itu benar – benar menempatkan dirinya menjadi seoarang tokoh yang benar-benar dihormati pada saat itu. Dialah H.O.S Tjokroaminoto lahir di desa Bakur, Madiun Jawa Timur 16 Agustus 1883 (ada yang menulis beliau lahir 20 Mei 1883. Tepat pada waktu Gunung Krakatau meletus, sebagian menulis lahir tahun 1882). Ia anak kedua dari dua belas bersaudara putra dari Raden Mas Tjokro Amiseno, seorang Wedana Kleco dan cucu R.M Adipati Tjokronegoro bupati Ponorogo. Terlahir dari keluarga bangsawan tak membuatnya bersikap angkuh, justru karena itulah ia akhirnya menjadi sebuah motor penggerak kemerdekaan bagi Indonesia disaat semua manusia tertidur dalam belaian kompeni Belanda.
Sebuah mahkota kerajaan atau kekuasaan adalah rebutan bagi setiap orang dengan berbagai alasan dan bentuknya. Manusia rela berkorban hanya untuk mahkota dunia yang menginginkan dalam bentuk kekuasaan, pujian, kemuliaan dan lain sebagainya.
Namun dalam iman percaya kita bahkan melalui nas ini menginginkan kita agar menerima mahkota kebenaran yang kita peroleh dari kuasa Yesus Kristus yaitu : iman. Dengan iman kepada Yesus Kristus setiap orang percaya merindukan kedatangan-Nya. Mahkota kebenaran itulah yang dikaruniakan bagi setiap orang percaya agar tetap bekerja dalam imannya. Sehingga beroleh kekuatan dan sukacita oleh karena Kristus yang mengepalai hidupnya. Bukan mahkota dunia ini lagi yang menjadi pengharapan imannya namun mahkota yang lebih indah lagi dan memiliki kekuatan dari Tuhan kita Yesus Kristus. Amin (EM).

Renungan Hari Senin, 23 Nopember 2009

Ikat Pinggang
Lukas 12 : 35
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala"
Dari manakah asal ikat pinggang ? Para anthropolog mencoba menjawab pertanyaan ini dengan apa yang dikenal dengan “ligature-hypothesis” (hipotesa ikat pinggang). Hampir semua orang primitif yang hidup hingga saat ini (termasuk kita?) menggunakan ikat pinggang.
Aslinya sih gunanya untuk mengurangi rasa lapar. Sekarang jadi pemeo, “kencangkan ikat pinggang” untuk mengatakan “ngirit”. Tetapi beberapa penulis yang lain mengatakan bahwa ikat pinggang awalnya adalah sebuah tali dan gunanya bukan untuk mengurangi rasa lapar. Tali inipun terbuat dari kulit kayu yang lunak dan tidak berfungsi untuk mengurangi rasa lapar seperti yang disebutkan dahulu. Umumnya hanya dikenakan oleh laki-laki. Gunanya untuk menggantungkan atau menyimpan bermacam barang yang termasuk katagori senjata dan amunisi, walaupun yang dimaksud amunisi hanyalah batu. Bukankah dengan demikian akan mempermudah gerak mereka ketika menghadapi musuh atau berburu.
Orang primitif tidak hanya menghadapi musuh sesama orang dan binatang buas. Tetapi juga musuh yang bersifat magis. Karena itu ikat pinggangpun ada yang berkekuatan magis. Ingat kolor warok Ponorogo yang besar?. Bagi manusia modern, tentu jauh dari konsep ini. Tetapi buat orang primitif, ada konsep yang berbeda berkenaan dengan apa yang disebutnya ”supranatural”. Bagaimana?. Anda pakai ikat pinggang?

Bagi iman kekristenan kalau ikat pinggang kita adalah kebenaran seperti yang dikatakan dlam Efesus 6:14 “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan...”
Nas ini merupakan suatu perintah agar kita tetap waspada dan tetap menegakkan keadilan dan kebenaran didalam hidup kita dengan demikian iman percaya kita tetap menyala didalam kuasa penyertaan Kristus. Kapanpun tantangan itu datang menghadang didepan kita, maka kitapun akan teguh dan harus tetap menyala sebagai pelita yang menerangi lingkungan disekitar kita. Amin. (EM).


Jumat, 20 November 2009

Renungan Minggu XXIV Setelah Trinitatis, 22 Nopember 2009

Yesus Adalah Kebangkitan Dan Hidup
Yohanes 11 : 25-26


Yesus Kristus dihukum mati karena pelanggaran kita dan dia telah dibangkitkan untuk pembenaran kita. Karena Dia yang mati untuk kita, hidup kembali dan suatu hari nanti semua kuburan akan terbuka dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus akan naik ke kehidupan baru di hadapan Allah. Kami akan bangkit pada panggilan dari Tuhan kita Yesus Kristus. Kita akan tinggal di hadapannya selamanya. Yesus sudah menunjukkan bahwa dia mempunyai kuasa atas kematian. Dia mengangkat tiga orang dari antara orang mati: Jarius putri, pemuda dari Nain dan Lazarus dari Betania. Sekarang dengan pembangkitan Lazarus bahwa Yesus berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup." Ia tidak hanya membangkitkan orang mati, tetapi dia adalah kebangkitan dan hidup. Dia tidak berbicara tentang kebangkitan pada akhir zaman, tetapi ia adalah hari kebangkitan dan hidup. Sekarang dalam rangka untuk menghargai apa arti semua ini, mari kita lihat pada waktu dan tempat ketika ia mengatakan hal ini. Alkitab mengatakan bahwa Lazarus, yang adalah saudara dari Martha dan Maria, sedang sakit dan sakitnya sangat serius, ia meninggal. Lazarus jelas belum menikah, juga tidak ada bukti bahwa saudara-saudara perempuannya yang baik. Kami menganggap bahwa mereka berada di tahun-tahun awal kehidupan. Sekarang Lazarus sudah dibawa pergi oleh dini, atau kematiannya. Kesedihan Maria dan Martha diperkuat oleh fakta bahwa Lazarus terputus di pertengahan hari. Ketika hal ini terjadi, Anda berpikir apa yang sia-sia, begitu banyak untuk hidup dan sekarang itu semua berakhir. Maria dan Marta mungkin telah merasakan hal yang sama tentang kematian Lazarus. Kesedihan mereka mungkin telah diperkuat oleh fakta bahwa Yesus, yang sering datang dan menyembuhkan orang sakit, tidak ada di sana ketika ia sangat dibutuhkan. Mereka bahkan mengirim pesan kepadanya bahwa Lazarus sakit, tapi ia tidak datang dan sekarang Lazarus telah meninggal dan dimakamkan. Kemudian Marta tahu bahwa Yesus datang dan dia pergi keluar untuk menemui dia dan ketika ia datang kepadanya, dia berkata, "Tuhan, jika Anda telah berada di sini saudaraku tidak akan mati. Dan bahkan sekarang aku tahu bahwa apa pun yang Anda minta dari Allah , Allah akan memberi Anda. " Kemudian Yesus berkata kepadanya, "Saudaramu akan bangkit kembali." Dalam cara yang paling sederhana Yesus mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi, tetapi Martha tidak memahami makna dari apa yang dikatakan. Ia menerapkan kepada kebangkitan pada akhir zaman. Dia bilang aku tahu bahwa dia akan bangkit lagi dalam kebangkitan pada hari terakhir. Martha mencari jalan ke masa depan dan ada pada akhir zaman akan ada kebangkitan umum dan kemudian semua orang akan naik: dia tahu bahwa dan percaya, tapi itu tidak akan membawa kakaknya kembali hari ini. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup, dia yang percaya kepada-Ku, meskipun ia mati, ia akan hidup, dan siapa pun yang hidup dan percaya kepada-Ku tidak akan pernah mati." Martha telah mengungkapkan iman dalam kebangkitan pada hari terakhir, tapi itu tidak menghiburnya sekarang ketika ada tempat kosong di rumah; ikatan antara dia dan saudara laki-lakinya patah, ia berada di dalam kubur. Dia akan segera berubah menjadi debu dan di sana ia akan berbaring lama. Martha percaya pada kebangkitan sebagai peristiwa yang jauh. Tetapi Yesus menarik kebangkitan dekat. Dia mengambil itu dari masa depan dan meletakkannya ke dalam kategori iman dalam dirinya. Yesus membawa kebangkitan dekat waktu di mana kita hidup. Dia mengatakan Akulah kebangkitan dan hidup. Jangan terus melihat ke masa depan akulah yang memberi hidup hari ini. Yesus mengangkat orang untuk hidup baru dalam Roh. Dia adalah terang dan kehidupan dunia. Ketika seseorang diangkat ke kehidupan baru di dalam Yesus, orang itu benar-benar hidup dalam Kristus. Yesus adalah kehidupan dan kebangkitan kau dan aku hari ini. Kita telah dibangkitkan untuk hidup baru dalam Kristus. Kami mempunyai hidup kelimpahan karena ia tinggal. Tidak ada sukacita yang lebih besar daripada untuk keluar dari kegelapan ke dalam sukacita Injil dan mengenal Yesus sebagai Tuhan: dibuat hidup oleh-Nya. Dari semua penulis Perjanjian Baru, tidak ada lebih sering berbicara dari pada rasul Paulus. Dari semua rasul, ia adalah satu-satunya yang benar-benar membenci Yesus dan ingin tidak ada hubungannya dengan dia. Dia bahkan mencoba untuk menghancurkan orang-orang yang percaya kepadanya. Lalu ketika ia sedang dalam perjalanan ke Damaskus untuk menganiaya orang-orang Kristen Yesus bertemu dengannya dan Paulus menjadi seorang beriman. Paulus telah dibangkitkan dari antara orang mati dan membuat hidup dalam Roh. Rasul yang lain telah dibuat hidup oleh Tuhan. Tetapi iman mereka Yesus datang secara bertahap dan keyakinan mereka bahwa dia adalah Anak Allah datang selama periode waktu. Mereka percaya walaupun mereka kadang-kadang lemah dalam iman dan mereka melarikan diri di Getsemani. Mereka mengasihi Yesus dan mengikutinya. Tapi, dengan Paulus yang berbeda. Dia adalah musuh Yesus; ia memberi suara untuk mendukung saat orang Kristen dibunuh karena iman mereka kepada Yesus. Sekarang, dia, dari semua orang, adalah alat yang dipilih Tuhan untuk pergi dan memberitakan Injil-orang Yahudi dan orang bukan Yahudi mengatakan bahwa Anak Allah mati bagi dosa-dosa umat Allah, bahwa ia telah dibangkitkan dari antara orang mati dan bahwa ia sekarang sumber dan air mancur untuk hidup baru dalam roh. Paulus adalah contoh hidup dari kebangkitan rohani. Yesus tidak hanya menyembuhkan orang sakit dan membuka mata orang buta dan membuat orang tuli mendengar dan yang lumpuh berjalan, tetapi ia juga membangkitkan orang mati. Dengan membangkitkan Lazarus ia memperlihatkan bahwa dia mengendalikan kuburan. Dia dapat membuka kuburan dan membuat orang mati hidup kembali lagi: Dia melakukan masa lalu dan dia bisa melakukannya sekarang. Tapi, bagi Martha semua harapan sudah pergi ketika kakaknya meninggal itu sudah empat hari lamanya. Dia bahkan mencoba untuk menghentikan Yesus di batu kuburan itu. Bagaimanapun, ia telah berada di kuburan empat hari; membusuk. Dia percaya pada Yesus. Ia percaya bahwa ia adalah Kristus, Anak Allah! Dia percaya dalam kebangkitan tetapi, ia tidak percaya bahwa itu akan terjadi di saat itu. Dia punya iman, tetapi ketika itu datang ke saudara laki-lakinya ia tidak melihat jalan keluar. ia memandang adiknya: empat hari di kuburan. "Tuhan lebih baik kau meninggalkan makam itu, pembusukan telah terjadi." Martha meletakkan pagar di sekitar kuasa Yesus. Meskipun ia percaya bahwa ia adalah Kristus Anak Allah. Kemudian sebagaimana batu kuburan itu menggilas hidup, Yesus berdoa dan kemudian ia memanggil dengan suara keras, "Lazarus, keluar," dan orang yang meninggal itu keluar dan orang-orang itu heran. Ketika Yesus membangkitkan anak perempuan Jarius yang baru saja meninggal dan dia meraih tanganku dan berkata kepadanya "Talitha commi" yang berarti, "Hai anak, bangunlah." Dia duduk dan Dia memberinya kepada orang tuanya. Dan kemudian ia juga mengangkat pemuda dari Nain yang telah meninggal hari itu. Ia dibawa keluar untuk dikuburkan dan Yesus menyentuh usungan jenazah dan berkata "Anak muda, Aku berkata kepadamu bangkitlah" dan orang yang meninggal itu duduk dan mulai berbicara. Tapi di sini dengan Lazarus kita tidak berurusan dengan kematian yang telah terjadi beberapa jam yang lalu: ia mengatakan bahwa dia telah meninggal empat hari yang lalu: pembusukan telah terjadi namun Yesus tidak menyentuhnya, ia hanya berkata Lazarus keluar dan dia melakukannya. Yesus berkuasa atas kematian tidak memiliki batas. Apa yang ia lakukan kemudian oleh kuburan Lazarus ia akan melakukan suatu hari pada akhir zaman. Dia akan memanggil umat-Nya hidup kembali. Mereka yang tidur di dalam debu tanah akan mendengar panggilan Tuhan dan akan bangkit tidak pernah mati lagi. Tapi apa yang ia lakukan itu dan apa yang akan dilakukannya suatu hari nanti-dia saat ini dengan meningkatkan kehidupan orang-orang dari dosa dan kematian-untuk kehidupan iman dan sukacita di dalam Tuhan. Yesus adalah kebangkitan dan hidup untuk hari ini. Martha berkata, "Tuhan, jangan repot-repot, dia sudah mati empat hari sudah; itu sudah terlambat." Bukankah kita melakukan hal yang sama dengan orang-orang yang telah menyimpang jauh dari Tuhan sudah bertahun-tahun yang lalu? Bukankah kita memasang pagar di sekitar mereka dan berkata, "Oh ya, apa gunanya?" Dia atau dia sudah seperti ini begitu lama, tidak akan ada perubahan. Jika ada, kami akan melihatnya sekarang. Namun kita percaya bahwa Yesus dapat membangkitkan orang mati: bahkan ketika mereka telah berubah menjadi debu. Meskipun mereka yang telah turun dengan sebuah kapal ke dasar laut kami percaya bahwa pada panggilan Yesus mereka akan bangkit dari dalam. Namun, mengetahui semua itu, kadang-kadang kita masih memasang pagar di sekitar kuasa Yesus: ia dapat mengangkat anak dari kehidupan dosa dan ketidakpercayaan? Dapatkah ia mengangkat dia ke kehidupan iman? Bisakah dia melakukannya setelah bertahun-tahun? Nah, kalau dia bisa melakukannya untuk Paulus yang membenci dia, dan jika dia dapat mengangkat seorang pria yang membusuk dalam kubur maka ia dapat meningkatkan putra atau putri Anda, atau saudaramu, menuju kehidupan iman dan ketaatan. Dia bisa melakukannya untuk orang-orang di komunitas Anda juga. Mari kita tidak memasang pagar di sekitar kuasa Yesus: Dia bisa membangkitkan orang mati karena ia adalah kebangkitan dan hidup: "Hanya percaya!" Pelajaran dari kuasa Yesus dibawa pulang kepada saya beberapa tahun yang lalu. Saya bekerja dengan seorang pria yang adalah orang yang sangat baik untuk bekerja, tetapi ia hidup tanpa Allah dan begitu juga istrinya. Mereka tidak peduli tentang Tuhan atau gereja atau apa pun. Mereka telah hidup seperti itu untuk waktu yang lama dan saya harus mengatakan kepada saya malu bahwa saya tidak berbicara kepada mereka tentang Yesus dan gaya hidup mereka. Saya tidak berpikir saya akan pergi ke mana pun. Aku telah memasang pagar di sekitar pasangan ini dan karena itu juga di sekitar kuasa Yesus. Dia adalah kebangkitan dan hidup, tapi aku tidak dibangun di atas itu. Aku telah meletakkan batas kekuasaan itu. Lalu aku masuk kuliah dan sekitar empat bulan kemudian aku kembali dan bertemu pasangan ini dan dia berkata kepadaku, "Jake, saya bertemu dengan Tuhan, saya dan istri saya telah dikonversi. Kami menonton Billy Graham di TV dan kami memberi kami hidup kepada Yesus. Kemudian mereka bergabung dengan sebuah gereja Baptis dan mereka telah setia sejak menjadi anggota jemaat.” Dan alasan saya menyebutkan hal itu adalah bahwa saya sudah putus asa. Aku tidak mencoba, karena pembusukan telah ditetapkan; mereka tinggal sudah selama beberapa tahun seperti ini. Mereka batu mati kepada Kristus dan gereja-Nya. Tetapi orang yang menyebut dirinya kebangkitan dan hidup membuat mereka hidup kembali. Yesus membuka kuburan, ia kemudian dan dia nanti kelak, tetapi dia melakukannya juga hari ini: dengan menaikkan orang untuk kehidupan baru dalam iman. Yesus dapat membuka hati yang tertutup dan memberikan kehidupan baru. Aku mendengar kadang-kadang dikatakan bahwa begitu perlu untuk pergi ke konselor Kristen untuk mendapatkan pencerahan. Kadang-kadang kita bertindak seolah-olah Anda dapat berbicara kepada seseorang dan menjadi bertobat dari dosa-dosanya dan mengubah hidupnya, seolah-olah Anda perlu berbicara yang baik untuk melakukan itu. Percayalah kau tidak bisa bicara kepada siapa pun untuk menjadi seorang Kristen, seseorang harus dibangkitkan dari antara orang mati oleh Tuhan. Dia adalah kebangkitan dan hidup: dia bisa melakukannya. Dia bisa membuat seorang pria mati dalam dosa dan pelanggaran menjadi hidup dalam Roh sehingga ia berpaling kepada Allah dalam pertobatan dan iman. Kita harus mengabarkan Injil dan berdoa bagi orang-orang dan jika mungkin berdoa bersama mereka, tetapi Anda tidak dapat membuat mereka percaya. Tidak seorang pun dapat membuka pikiran yang tertutup atau mengeraskan hati; Anda dapat berbicara, memohon dan mengancam tetapi Anda tidak dapat mengubah pikiran orang. Kuburan akan tetap tertutup, sampai Yesus datang dan membangkitkan yang mati dan memberi mereka hati yang baru dan semangat baru dan menyebabkan mereka berjalan di jalan-Nya. Saya yakin bahwa Anda memiliki anggota dalam jemaat ini yang untuk semua tujuan praktis telah berpaling ke belakang mereka pada Kristus. Aku tahu ketika Anda berbicara dengan mereka, mereka berkata mereka yang beriman dan mereka mungkin bersungguh-sungguh. Tetapi cara hidup mereka tidak tahan lagi keluar. Semua berbicara dan memohon Anda sampai sekarang belum membuat perubahan dalam cara hidup mereka. Seperti tahun-tahun berlalu dan cara hidup itu menjadi rutinitas, maka pembusukan mulai untuk mengatur dan kita tidak cukup percaya bahwa perubahan akan datang setelah bertahun-tahun, karena waktu mereka telah hidup dengan cara ini. Anda mencoba di masa lalu untuk berbicara dengan mereka dan mengubah mereka di sekitar dan itu tidak bekerja: ia akan bekerja sekarang setelah bertahun-tahun? Jangan lupa Lazarus sudah mati empat hari dan ia dibesarkan. Yesus dapat membuat orang hidup tidak peduli berapa lama mereka telah hidup dalam dosa. Bahkan jika mereka memiliki kapalan pada jiwa mereka ia dapat membangkitkan mereka dari kematian. Yesus adalah kebangkitan dan hidup. a mengangkat orang keluar dari selokan dan membuat mereka alat anugerah-Nya. Lihat apa yang ia lakukan dengan Paulus, seorang pria yang adalah seorang penganiaya dan pembunuh orang Kristen. Yesus bertemu dengannya dan berkata, "Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?" Yesus membuka hati yang tertutup dan Paulus menjadi seorang misionaris. Sekarang jika Yesus dapat melakukan itu bagi Paulus dan untuk jutaan di seluruh dunia, maka ia dapat melakukannya untuk putra atau putri Anda, saudara Anda, atau orang tua Anda. Dia dapat melakukannya untuk siapa pun, tetapi kita masih berdoa untuk hal itu terjadi? Atau apakah Anda mengatakan kepada Yesus bahwa ia lebih baik meninggalkan batu kuburan itu karena orang itu telah berada di kuburan begitu lama: pembusukan telah masuk, Jangan membatasi kekuasaan orang yang adalah kebangkitan dan hidup. Dia bisa membangkitkan orang mati dan membuat mereka menjadi anak-anak Allah. Yohanes Pembaptis pernah berkata kepada orang Farisi: " Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah Bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini." Dan itulah apa yang Tuhan telah lakukan selama berabad-abad, membangkitkan orang mati dan membuat mereka hidup dalam semangat, mereka adalah anak-anak Allah. Dengan Yesus tidak ada yang mustahil! Dia adalah kebangkitan dan hidup! Amin (EM).

Kamis, 19 November 2009

Renungan Hari Sabtu, 21 Nopember 2009

Bersama Yesus Tidak Ada Khawatir
Lukas 12 : 23
Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
Arti hidup yang sebenarnya tidak ditemukan hanya dengan mengenal Yesus sebagai Juruselamat (seindah apapun hal itu). Makna hidup yang sebenarnya ditemukan ketika orang mulai berjalan mengikuti Kristus sebagai muridNya, belajar dari Dia, menggunakan waktu bersama dengan Dia dalam FirmanNya, Alkitab, bersekutu dengan Dia dalam doa, dan berjalan denganNya dalam ketaatan kepada perintah-perintahNya. Kita tidak perlu mengkhawatirkan akan makanan dan minuman namun bila yakin akan kuasa Tuhan tetap dapat bertahan hidup untuk pekerjaan-pekerjaan yang akan di nyatakanNya. Demikian juga tidak perlu dipersoalkan apa yang hendak kita pakai. Namun penting kita perhatikan setiap langkah hidup kita Allah tidak pernah lepas tangan. Dia tetap memberikan yang terbaik bagi kehidupan kita. Bila kita sudah mengandlkan Yesus dan tetap merasakan jalani hidup dengan Yesus maka tidak ada kekhawatiran.
Jikalau Anda adalah orang yang belum percaya (atau baru percaya), Anda mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri, “Sepertinya itu tidak terlalu menggairahkan atau menyenangkan untuk saya!” Tapi tolong baca lebih lanjut. Yesus membuat pernyataan-pernyataan ini: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30). “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10b). "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 16:24-25). “Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4).

Renungan Hari Jumat, 20 Nopember 2009

Berkorban Demi Injil Kristus
Markus 8:35
"Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."
Ada pengalaman seorang teman yang mengatakan: Ini kisah nyata yang membuat saya terus bersedih. Suatu ketika saya dengan teman-teman sedang makan sate. Kemudian seorang teman menyatakan betapa ia ngeri setiap melihat sate yang potongannya besar-besar. “Kenapa?” tanya saya. “Saya ingat keponakan yang meninggal karena makan sate,” katanya. Dia bercerita, waktu itu sedang ada syukuran dengan makan-makan. Dia masih ingat melihat si kecil keponakannya yang berlari-lari sambil membawa sate. Usianya sekitar 4 tahun. Kemudian musibah datang. Anak kecil itu tercekik daging sate. Semua orang berusaha menolong. Anak itu dibalik, dipukul-pukul belakang lehernya (bahkan sampai biru-biru, kata dia sambil matanya berkaca-kaca) . Daging sate tak juga keluar. Lalu mereka mencari angkot untuk membawa anak itu ke rumah sakit. Dia masih melihat anak kecil itu tersengal-sengal menarik nafas di kendaraan. Pemandangan yang sungguh memilukan. Tuhan berkehendak lain. Anak itu meninggal di perjalanan. KALAU ANAK ANDA TERSEDAK MAKANAN KENYAL, keluarkan PAKAI SEDOTAN!Sampai di rumah sakit, petugas memberi tahu bahwa untuk mengeluarkan benda yang mencekik tenggorokan, cukup dengan memasukkan SEDOTAN MINUM ke kerongkongan. Lalu hisap sehingga benda itu menempel. Lalu tarik. Sesederhana itu. Menangislah semua orang. Betapa sederhananya untuk menyelamatkan nyawa. Betapa berharganya ilmu untuk menyelamatkan nyawa. Namun berbeda terbalik dengan nas kita ini yang mengajak kita agar rela berkorban. Seberapa jauh kita punya tekad turut ambil bagian dalam pemberitaan Injil? Sanggupkah kita menjadi orang "terpenjara" dan menderita bagi Dia, seperti Paulus? Jika kita harus menderita karena memberitakan Injil Kristus, itu belum seberapa dibandingkan pengorbanan Kristus bagi kita. Tidak mudah menjalaninya, tetapi bila kita menyadari betapa besar anugerah Tuhan bagi kita, kita akan berjuang. Saat ini dunia sangat membutuhkan berita Injil. Jika tidak ada pemberitaan Injil maka tidak ada orang yang mau bertobat. Bila Injil tidak diberitakan, dunia ini semakin hari semakin gelap. Dunia membutuhkan Injil, dan kita harus menjalankannya karena Tuhan menetapkan kita untuk memberitakan Injil dan juga menderita demi Kristus, bukan hanya menikmati berkatNya saja. jangan menjadi orang Kristen yang lembek, yang hanya suka jadi penonton, tanpa melakukan apa-apa. Amin. (EM).

Rabu, 18 November 2009

Renungan Hari Kamis, 19 Nopember 2009

Roh Penghibur
Yohanes 15: 26-27
"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.
Tuhan, kenapa kau memisahkan aku dengannya setelah sekian lama kami berbagi kasih dan sayang, kini kau jadikan aku hanya manusia separuh nyawa karena engkau pisahkan aku darinya”. Kalimat itu adalah ungkapan kesedihan atas keterpisahan dengan orang yang dikasihinya, demikian yang mungkin juga pernah kita rasakan. Bahkan demikian pula murid-murid Yesus yang harus berpisah dengan Sang Guru, teladan bagi mereka.
Saudara-saudaraku, taatkala ketika orang-orang menghadapi sebuah tantangan, mereka mencari penghiburan dalam hal-hal yang mereka kenal. Mungkin saja itu pekerjaan, atau sebuah kegiatan, atau hubungan dengan sesama. Tetapi hal-hal tersebut hanya akan membawa penghiburan yang sementara. Penghiburan yang sejati dapat ditemukan di dalam sebuah hubungan pribadi dengan Bapa di Surga melalui Anak-Nya, Yesus.

Menurut kamus Webster, penghiburan berarti: memberikan kekuatan dan pengharapan; untuk meringankan kesedihan atau kesulitan. Tidak peduli apa kesulitan yang engkau mungkin sedang hadapi hari ini, Allah mau menghibur engkau. Seperti seorang ibu yang peduli akan anaknya, Dia sangat merindukan untuk memberi engkau kekuatan, pengharapan, dan keyakinan. Buat keputusan untuk menjadikan-Nya menjadi yang terutama dalam semua area di hidupmu. Jika kita berharap akan apa yang belum kita miliki maka kita akan menantinya dengan sabar. Melalui jalan yang sama, Roh Kudus membantu kita dalam segala kelemahan kita. Saat kita tidak tahu apa yang harus kita doakan, Roh Kudus sendiri berdoa bagi kita melalui keluh-kesah yang tak terungkapkan lewat kata-kata. Dia yang menilik hati kita tahu apa yang dipikirkan oleh Roh Kudus, karena Roh Kudus berdoa bagi umat Allah seturut dengan kehendak Allah. (Roma 8:18-27) “Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu…” (Yesaya 66:13)

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...