Senin, 12 Oktober 2009

Renungan Hari Sabtu, 17 Oktober 2009

Pergaulan
I Korintus 15: 33-34

"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu."
Tentang perilaku buruk yang didapat dari sekolah dapat terjadi karena anak tidak hanya belajar dari sekolah, tapi juga teman-temannya. Masing-masing anak membawa perilaku bawaan dari rumah. Ada beberapa perilaku yang positif, tapi tidak sedikit pula yang negatif, tergantung pola asuh orangtuanya masing-masing di rumah. Anak yang terbiasa dengan pola asuh demokratis dan kaya nilai-nilai moral, akan terbiasa bersikap sopan layaknya di rumah, dan menularkan perilaku baiknya ini kepada anak-anak lain.Celakanya, anak dengan pola asuh salah pun, bisa ikut-ikutan membawa dan menularkan perilaku buruknya kepada anak-anak lain. Anak yang terbiasa berkata kasar karena tak pernah dilarang orangtua, misal, akan membawa kata-kata itu ke sekolah. Sebagai peniru ulung, anak pun senang meniru dan mempraktikkan kosakata barunya. Perkara itu hal yang tak patut diucapkan, menjadi urusan lain. Hal yang sama saat anak mendapat perilaku baik, perilaku buruk yang diperolehnya ini pun akan dicobanya di rumah.

Lantas, bagaimana sebaiknya orangtua bersikap? saran pakar psikologis tak usahlah meresponsnya secara berlebihan. Karena semakin orangtua memberikan perhatian, semakin kuat perilaku itu akan diulangi. Jadi, santai saja menghadapinya, seraya bertanya, “Dari mana kamu mendapatkan kata-kata itu?” ketika si prasekolah berkata kasar/tak sopan. Kemudian jelaskan, kata-kata itu kasar dan tak pantas diucapkan. Orang yang mendengarnya akan tersinggung atau marah.
Menjadi orang Kristen memang tidak mudah. Yesus menetapkan standar perilaku yang tinggi bagi pengikut-pengikut-Nya, Dia menghendaki kita tidak hanya mengasihi kawan, tetapi juga mengasihi lawan. Dia melarang kita menuntut pembalasan atas perbuatan jahat orang lain. Dia mewajibkan kita ikut memikul salib masing-masing.Singkatnya, kita harus menjadi "orang Kristen 24/7" (24 jam, selama 7 hari dalam seminggu), tidak sekedar menjadi "orang Kristen 1/1" (1 jam, selama 1 hari dalam seminggu, yaitu pada hari Minggu saja).Menjadi orang Kristen memang tidak mudah, tetapi kita bisa melakukannya karena mendapat kasih karunia Allah.
Manusia diciptakan bukan saja sebagai makhluk individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial (Kej 2:18, 3:8). Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi juga harus bergaul satu dengan yang lain. Pergaulan juga merupakanalat sosialisasi bagi manusia, yang melaluinya kita disiapkan untuk hidup bermasyarakat. Ternyata, hubungan antar manusia (human relation) ini sangat memerlukan keberhasilan dalam kehidupan seseorang, baik dalam bidang pekerjaaan maupun dalam hidup berumah tangga, Karena itu penting sekali kita mempelajari seni bergaul yang baik.
Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan agar kita dapat bergaul dengan baik di tengah-tengah masyarakat , yaitu:
1. Tinggalkan persoalan sendiri dan pikirkan hal yang menarik perhatian orang.
2. Manfaatkan kebaikan dan abaikan kelemahan orang lain.
3. Kembangkan sikap sopan santun dan keramahtamahan
4. Belajarlah mengingat nama orang lain (terutama yang telahkita kenal atau temui)
5. Biasakan senang mengucpkan terima kasih dan permohonan maaf.
6. Belajarlah untuk memuji dan memberi penghargaaan kepada orang lain dengan tulus
7. Berilah kesempatan dan dorongan agar orang lain mau berbicara
8. Ucapkanlah kata-kata yang tepat, berguna dan bijaksana.
9. Milikilah kejujuran ketulusan hati.
10. Selalu memohon kepada Tuhan untuk membentuk hidup kita yang lebih baik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...