Kamis, 09 September 2010

Renungan Hari Senin, 23 Agustus 2010

Perkara Yang Di Atas
Kolose 3 : 2
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 
Dalam hidup kita banyak mengalami berbagai perkara, baik itu ditengah rumah tangga, pekerjaan , maupun ditengah masyarakat. Semua perkara itu disebabkan manusia itu sendiri atas keinginan dan kehendak yang mau dipaksakan, juga karena menjaga harga diri. Apa yang dipikirkan oleh manusia itulah yang dikatakannya; apa yang dipikirkan manusia, itulah yang akan diperbuat. Tak peduli apa yang disenangi oleh pikiran manusia, entah itu perkara yang baik atau perkara yang jahat, pikiran manusia tetap bertolak belakang dengan Allah, dan mengarah kepada manusia, perkara, benda-benda yang di luar Allah. Karena pikiran manusia membelakangi Allah dan mengarah kepada manusia, perkara, dan benda-benda di luar Allah, maka tindakan manusia pasti membelakangi Allah, mengarah kepada perkara-perkara di luar Allah. Inilah sebabnya manusia perlu bertobat, perlu ada satu peralihan dalam pikirannya. Begitu pikiran manusia beralih, tindakan dan perilaku manusia tersebut juga ikut beralih.
Apakah yang dapat membuat kita tertarik terhadap perkara-perkara rohani? Sebab selama ini kita mengira bahwa hidup kita sungguh nyaman dan tidak diperlukan lagi perkara-perkara rohani yang hanya mengganggu “kenyamanan” kita. Coba saja Anda pikirkan, berapa jam waktu yang kita gunakan untuk memikirkan siasat-siasat bisnis ataupun rencana-rencana berlibur akhir tahun ini. Tak sedetik pun kita mau memikirkan kematian dan pengadilan Allah.
Paulus mengatakan bahwa ketika anda menjadi seorang Kristen, anda mengucapkan selamat tinggal kepada dosa. Saudara meninggalkan cara hidup yang lama dan mulai hidup dengan cara yang hidup baru. Seseorang tidak boleh berpikir seperti ini: “Berapa banyak dosa yang bisa saya lakukan dan masih bisa masuk surga?” Kalau dia punya pikiran seperti itu, artinya dia masih ingin berbuat dosa yang kadarnya masih akan membuat dia masuk sorga. Seorang yang sudah bertobat seharusnys berpikir seperti ini: “Bagaimana saya bisa menghilangkan dosa sama sekali dari kehidupan saya?” Inilah setting hati seorang yang sudah bertobat. Artinya adalah Ketika saudara memberikan hidup kepada Kristus, saudara meninggalkan semua masa lalumu, meninggalkan dosa-dosamu. Jadi apa yang kita kejar sebelum menjadi seorang kristen-mimpi-mimpi kita, tujuan hidup kita dan keinginan-keinginan kita, jadikanlah sampah. Sekarang kita memiliki sebuah pemikiran yang baru. Kita sekarang memiliki sebuah fokus di dalam hidup kita. Fokus kita sekarang adalah menyenangkan dan mempermuliakan nama Tuhan.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...