Kamis, 09 September 2010

Renungan Hari Rabu, tgl. 8 September 2010

Mengasihi Semua Manusia
Imamat 19 : 18
Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
Dalam kehidupan Yahudi, raja mengizinkan orang Yahudi bersatu mempertahankan nyawa. Bila mereka diserang, mereka boleh melawan / membunuh para penyerang serta merampas harta benda mereka. Sementara itu, umat Yahudi memiliki ajaran Taurat, “Hak-Kulah dendam dan pembalasan, ... Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya” (Ulangan 32: 35-36); “Janganlah engkau menuntut balas....” (Imamat 19:18).
Pemahaman orang Yahudi atas izin raja adalah bahwa Tuhan sedang mengerjakan keadilan dan memberi otoritas kepada manusia untuk mengerjakan murka Allah atas pembuat kejahatan (bandingkan dengan Roma 13:4b). Peperangan ini diperintahkan Allah dalam rangka penghakiman-Nya atas kejahatan. Oleh karena itu, orang Yahudi tidak mengambil barang rampasan (9:6,10,15) meskipun perintah raja mengizinkan, karena motivasi mereka bukan untuk mendapatkan keuntungan, melainkan untuk melakukan kehendak Allah. Digantungnya kesepuluh anak laki-laki Haman -sekalipun mereka sudah tewas- (9:10,13) merupakan tindakan pencegahan terhadap mereka yang berpikir untuk menyerang kembali orang Yahudi. Tindakan ini merupakan tanda kutuk Allah (Ulangan 21:22-2 ).
Namun saudaraku itu semua akan menimbulkan kebencian. Kebencian harus di perangi dan dihindarkan dari dalam hati manusia,karena kebencian yang ada dalam hati manusia membuahkan kehancuran dan kematian. Sasaran/ korban dari kebencian bukan siapa-siapa tapi saudara sendiri. Oleh karena itu kebencian harus dihindarkan/dihentikan, dan apa bila ada yang salah dapat ditegor dengan terus terang, dinasihati dengan penuh cinta kasih, sehingga terhindar dari kebencian, dan didalam hati tidak ada pemikiran sesat yang dapat mengundang dosa bagi diri sendiri dan bagi orang lain ( umat Tuhan itu sendiri ) karena kebencian itu dihentikan, tidak berkembang dalam hati yang dapat merugikan bahkan membinasakan orang lain.
Perintah “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan” (Roma 12:17) adalah perintah bagi orang Kristen di segala zaman dan tempat bersama dengan perintah positif, “kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21). Kita cenderung membalas kejahatan dengan kejahatan, kecuali bila kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan membiarkan kasih Kristus menguasai kita.
Hal baru di dalam perintah cinta kasih yang disampaikan oleh Yesus ialah ukuran dari cinta kasih manusia itu. Kita harus mencintai Allah sebanyak Allah mencintai kita. Kita mencintai Yesus sebanyak Yesus mencintai kita. Di sinilah letaknya kekhasan cinta Kristen. Kita mesti mencintai orang lain sebagaimana Yesus telah mencintai kita. Mencintai orang-orang lain dengan cinta seperti cinta Yesus mengandung implikasi bahwa orang harus merendahkan diri sebagaimana Yesus telah merendahkan diri; orang harus mem-perhatikan orang-orang pinggiran sebagaimana Yesus telah memperhatikan orang-orang pinggiran; orang harus berkorban sebagaimana Yesus telah berkorban untuk banyak orang; orang harus rela mengampuni sebagaimana Yesus telah mengampuni orang lain; orang harus rela menderita sebagaimana Yesus telah menderita untuk kepentingan banyak orang.
Sebagai anggota komunitas Kristen, kita hendaknya memancarkan cinta Kristus kepada sesama. Sebagaimana Kristus telah mencintai kita, hendaknya kita pun mencintai satu sama lain.

Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...