Kamis, 09 September 2010

Renungan Hari Sabtu, tgl. 4 September 2010

Allah Mengampuni
Matius 6 : 14 – 15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Sebuah perumpamaan tentang pengampunan pernah diberikan Yesus dalam Matius 18:21-35, yang menggambarkan betapa pentingnya bagi kita untuk membuka pintu pengampunan seluas-luasnya. Dalam perumpamaan itu digambarkan adanya seorang raja yang mau menyelesaikan hutang-hutang dari hamba-hambanya. Ada seorang hamba yang berhutang sepuluh ribu talenta. Si hamba pun memohon keringanan waktu untuk dapat membayar lunas hutangnya dengan memohon sambil berlutut. Sang raja pun merasa iba. "Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya." (ay 27). Bukan cuma diberi keringanan, tapi hutangnya dihapuskan! Betapa beruntungnya si hamba. Tapi yang terjadi selanjutnya sungguh ironis. Ketika si hamba keluar, ia bertemu dengan orang lain yang berhutang kepadanya, dengan jumlah yang jauh lebih kecil dari hutangnya kepada raja. Ia langsung mencekik dan memaksa orang itu untuk segera membayar hutangnya. Orang itu pun memohon dengan berlutut untuk meminta keringanan, sama seperti apa yang baru saja ia lakukan di hadapan raja. Tapi si hamba tidak mempedulikan hal itu. Ketika mendengar perbuatannya, marahlah raja. "Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" (ay 32-33). "Jika aku mengampuni engkau bahkan menghapuskan hutangmu yang besar, masakan engkau tega melakukan itu kepada temanmu yang hanya berhutang sedikit?" Begitu kira-kira kata sang raja. "Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya." (ay 34). Dan Yesus pun menutup perumpamaan itu dengan sebuah peringatan penting: "Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (ay 35).
Kita mungkin sulit mengampuni. Atau, bahkan menyalahkan Allah sebab mengizinkan kita disakiti. Kita mempertanyakan mengapa Allah Pengasih membiarkan penderitaan. Kita ingin tahu mengapa orang baik menderita, tetapi orang jahat lolos dan bahkan maju. Tak ada jawaban mudah. Tentu saja ini di luar pengertian kita bahwa Allah mengizinkan Yesus menderita dan mati di salib sehingga dosa kita dapat diampuni. Jika Yesus dapat mati dengan cara yang begitu mengerikan bagi kita, tentu kita dapat mengampuni kesalahan orang lain.
Memaafkan, inti pesan Kristen – Allah mengampuni dan kita memaafkan sesama. Ini sumber harapan kita bagi kedamaian bumi. Dunia tidak perlu balas dendam, tetapi belas kasih.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...