Lidah Pendamai
1 Petrus 3 : 10 – 11
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
Seorang guru tengah menjelaskan kepada para muridnya tentang kekuatan kata-kata terhadap reaksi seseorang. Seorang muridnya berdiri dan memprotes, “Saya tidak setuju, Guru. Mana mungkin kata-kata punya efek besar terhadap diri kita!” Sang Guru membentak, “Duduk! Dasar anak bodoh!” Muka murid itu merah padam, malu bercampur marah, “Saya tidak menyangka Guru bisa berkata sekasar itu.” Sang guru berkata dengan suara lembut, “Maafkan saya yang terbawa perasaan. Saya benar-benar menyesal.” Murid itu pun menjadi tenang. Kemudian sang guru berkata lagi, “Lihat, hanya diperlukan beberapa kata untuk membangkitkan amarahmu dan dibutuhkan beberapa kata juga untuk menenangkan dirimu. Itulah kekuatan kata-kata!” Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari ketidakmampuan kita memilih kata-kata yang keluar dari mulut. Firman Tuhan hari ini mengingatkan, betapa berbahayanya jika kita tidak mampu menguasai lidah kita; tidak bijak memilih dan memilah perkataan yang terucap. Yakobus membandingkan lidah dengan api, yang walaupun kecil, dapat membakar hutan yang besar. Api bisa bermanfaat, tetapi juga bisa menghanguskan. Seperti itulah lidah.
Kalau kita perhatikan berita-berita di media . massa akhir-akhir ini, terasa auma konflik maupun pertentangan di antara para pemimpin bangsa maupun sesama masyrakat. Bahkan, terjadinya kejahatan dan tindak kekerasan juga terkadang dari hal-hal sepele, yang bermula dari ucapan. Maka karena tersinggung, membuat seseorang membunuh teman atau tetangganya.Ucapan lisan kadang tak bisa dikendalikan. Begitu ringan kita berucap \ang sering melukai perasaan orang lain. Salah satu anggota tubuh manusia, yang banyak menyebabkan manusia celaka bahkan binasa dan dosa adalah lidah. Sebaliknya, lidah juga bisa membawa seseorang menjadi insan saleh.
Tetapi lidah manusia tidak dapat dijinakkan oleh seorang pun. Lidah itu jahat dan tidak dapat dikuasai; penuh dengan racun yang mematikan. Kita menggunakannya untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan Bapa kita, tetapi juga untuk mengutuki sesama manusia yang telah diciptakan menurut rupa Allah. Dari mulut yang sama keluar kata-kata terima kasih dan juga kata-kata kutukan. Seharusnya tidak demikian! Dengan lidah kita membawa damai.
Kita semua, para pengikut Yesus mempunyai tugas untuk menjadi pembawa damai. Dasar dari tugas ini ialah hidup Yesus sendiri. Yesus datang ke dunia untuk membawa damai. Kedatangan yesus ke dunia ini untuk membawa damai. Kedatangan Yesus ke dunia ini mendamaikan manusia dengan sesamanya dan mendamaikan manusia dengan Allah sendiri.
Perdamaian dalam arti tertentu merupakan sesuatu yang sangat mahal. Itulah sebabnya mengapa hidup yang diwarnai oleh kedamaian terus menerus diusahakan sebab manusia mempunyai tabiat dasar untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Perdamaian tercapai jika orang dengan rela hati mau mengampuni.