Kebenaran Dan Kasih Kristus
Amsal 14 : 21
Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.
Kebenaran adalah buah Roh yang berhubungan dengan penurutan. Bagi sebagian orang, penurutan itu tidak cocok dengan keselamatan oleh iman. Suatu saat mungkin seseorang mendengar, “Sekarang Anda telah menerima Kristus Yesus sebagai Juruselamat Anda, tidak maukah Anda menerima Dia menjadi Tuhan kehidupan Anda?” Tampaknya implikasinya adalah bahwa penurutan kita kepada kehendak Allah dan keselamatan kita merupakan dua hal yang terpisah. Itu adalah suatu salah pengertian hebat tentang apa keselamatan itu. Yohanes menulis bahwa menghidupkan suatu kehidupan yang benar adalah suatu indikator yang dapat dibuktikan pada mereka yang telah memiliki keselamatan.
Saat ini, banyak orang menyepelekan ajaran kasih padahal jelas-jelas Tuhan sendiri yang memerintahkan kita untuk memiliki kasih, yang terutama kepada Tuhan, sebagai hukum yang terutama, kemudian kepada manusia (Mat. 22:37-39). Tetapi sangat jarang orang mau melakukannya. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena pemahaman mereka tentang firman Tuhan masih dangkal. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang belum dewasa alias masih kanak-kanak (1 Kor. 13:11). Mereka hanya bisa menuntut tetapi tidak mau membagi kasih kepada orang lain. Mereka adalah orang yang belum bisa menunjukkan kasih Kristus di dalam dirinya kepada orang lain.
Hal penting untuk dimengerti oleh orang Kristen adalah betapa mereka harus bergantung sama sekali kepada Kristus untuk kebenaran mereka. Yang membuat mereka kudus di hadapan Allah adalah apa yang telah Kristus lakukan bagi mereka, bukan apa yang mereka lakukan. Kita mungkin pernah menjumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, ada orang yang mengatakan “Dari sananya saya sudah begini”. Saya tidak mau ada orang yang turut campur dalam hidup saya, saya tidak dapat dirubah oleh siapapun karena saya memang sudah begini. Anggapan atau pendapat seperti ini adalah keliru. Pada kenyataannya adalah bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga ia tidak perlu lagi berubah. Allah menghendaki manusia dapat mencerminkan kasih, kemuliaan dan kekudusan-Nya, karena memiliki keserupaan dengan Allah, manusia memiliki hikmat, hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar. Tetapi ketika Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, maka keserupaan dengan Allah ini telah tercemar.