Kamis, 09 September 2010

Renungan Hari Jumat, 27 Agustus 2010

Menggunakan Kasih
Amsal 10 : 12
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Alkitab menggambarkan memulai pertengkaran sama seperti membobol dinding penahan air. Jika tanggul terbuka, meski sedikit saja pada awalnya, air pasti akan terus mendorong tanggul, memperbesar retaknya sehingga air akan memancar semakin deras dan menenggelamkan sekitarnya. Tidak lagi terkendali, liar dan ganas, berpotensi menghancurkan orang lain dan tentunya diri kita sendiri. "Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai." (Amsal 17:14). Tidak sembarangan Tuhan mengingatkan bahaya pertengkaran, karena ini merupakan satu dari masalah yang paling umum terdapat dalam kehidupan, bahkan sering menyerang orang-orang percaya. Kita tidak sadar dan membiarkan hal ini masuk kemana-mana. Di rumah, di tempat kerja, di kampus, sekolah, lingkungan rumah bahkan gereja sekalipun tidak luput dari bahaya pertengkaran ini. Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depresi, dan sakit hati. Sesungguhnya tidak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita ? Kita akan menjadi orang yang lebih berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan hal-hal yang buruk. Sedini mungkin kita harus terus menjaga agar tanggul pertahanan emosi kita tetap kuat sehingga tidak bisa dijebol oleh kemarahan yang pada suatu saat tidak lagi bisa kita kendalikan. Ingatlah penyesalan biasanya datang terlambat, oleh karenanya kita harus senantiasa menjaga kestabilan emosi kita dan tidak cepat menuruti emosi dalam diri kita. Jika mengontrol emosi terasa sulit, mintalah Roh Kudus membantu kita dalam mengatasinya. Cepat lakukan itu sebelum kita mulai berbuat dosa.
Di luar ‘kasih' itu orang akan disuruh oleh ‘kebencian yang menimbulkan pertengkaran' (ay.12a), terdorong oleh nafsu kelaliman (ay.11b) dan kecemburuan yang tidak sesuai akal sehat (ay.13b), yang berakibatkan kebinasaan (ay.14b). Kalau kasih sebagai unsur hakiki dalam setiap perbuatan sama sekali tidak ada, maka perbuatan apa pun, bahkan pengorbanan diri seperti ‘penyerahan diri untuk dibakar', tidak ada faedahnya sedikitpun (1 Kor. 13:1-3). Kasih adalah landasan atau tolak ukur utama untuk menilai setiap naluri, niat dan karya, betapa pun dihargai oleh manusia. Hanya Kristus menggenapi kasih pengorbanan itu sepenuhnya untuk menjadi jalan ‘pengampunan dosa' (Ef. 1:7), yang dalam bahasa Amsal dikalimatkan ‘menutupi segala pelanggaran (ay.12b).

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...