Rabu, 22 September 2010

Renungan Hari Kamis, tgl. 23 September 2010


Menghormati Orang tua
Keluaran 20 : 12
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu.
                Tuhan menyerahkan anak-anak pada orangtua, dan orangtua harus menyadari perannya sebagai representatif Tuhan, dan anak adalah pusaka yang Tuhan karuniakan dan yang akan Dia hakimi, bahkan mungkin ada anak yang akan Dia lemparkan ke neraka untuk selamanya, karena kita bukan memberitakan injil padanya, malah merusak dia.  
                Kesadaran yang serius ini membuat cara kita mendidik anak menjadi berbeda. Setiap kali saya memandang anak yang sedang merangkak, saya bukan hanya melihat dia, tapi dia akan menjadi leluhur bagi jutaan orang, apa jadinya kalau dia tak mendengar injil. Perintah: hormatilah orangtuamu ini bukan ditujukan pada orangtua melainkan pada anak. Bukankah the parents are the representativeof God, mengapa the commandment is given to the children, mengapa Tuhan bukan mengatakan: hai orangtua jadilah contoh bagi anak-anak, melainkan: hormatilah orangtuamu?    Karena setiap anak akan jadi tua, tapi orangtua, tak akan kembali menjadi anak -Prinsip ini harus diingat oleh orang muda yang masih berada dalam proses belajar.  Karena anak-anak tak pernah jadi orangtua, maka mereka tak pernah menjadi orangtua Itu sebabnya Tuhan memerintahkan mereka untuk menghormati orangtua.  Mengapa ada banyak anak muda tak menghormati orangtua?  Sebab pertama: hidup orangtuanya tak beres, tak jadi contoh baginya. Tapi perintah di sini tak mengajar anak menghormati karena kondisi orangtuanya: baik…..melainkan karena mereka adalah orangtua yang melahirkanmu.  Jadi kalau kau lebih tahu, lebih moral dari mereka, semata-mata adalah anugerah Tuhan.
                Menghormati orangtua bukan berarti kita harus menuntut ini dan itu. Sebagai anak hendaknya kita sungguh-sungguh mengasihi orangtua kita dengan benar dan tulus dalam Tuhan. Dan dengarlah segala nasihat dan didikannya. Janganlah kita bersikap tawar hati, walaupun mungkin kita tahu orangtua kita tidak sepaham dalam pemikiran, keputusan atau orangtua kita cenderung galak. Janganlah kita menjadi benci, tetapi kita harus menyikapinya dengan kasih. “Sebab kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10 : 12). Siapa dan apa pun orangtua kita, marilah kita menerima hal itu dengan terus beriman dan berpengharapan kepada Tuhan.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...