Kuasa Tuhan
Kisah Para Rasul 17 : 26
Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
Betapa tingginya nilai seorang Adam, karena dari padanyalah terlahir bangsa-bangsa. Oleh karena seorang Adam, maka seluruh dunia dipenuhi oleh manusia. Oleh manusia pula Allah menciptakan musim-musim dan batas-batas kediaman.
Semua itu ada bukan karena makhluk yang lain, melainkan ada karena manusia. Betapa berharganya manusia di hadapan Allah. Allah menyebut manusia sebagai biji mata-Nya (Ul 32:10). Barangsiapa berani menjamah manusia bagaikan menjamah biji mata Allah. Dan untuk itu Allah akan membalaskannya (Za 2:8,9). Paulus di hadapan orang-orang Atena memberitakan Kristus pokok iman kristiani, melalui pintu masuk religiositas asli Yunani. Dalam religiositas asli itu orang telah melakukan ibadah, dan penyembahan kepada Allah yang tidak dikenal. Allah yang tidak dikenal itulah yang diberitakan oleh Paulus. Semua manusia berdoa pada Allah, namun Firman Tuhan katakan bahwa banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Dari sedikit yang dipilih itu lebih sedikit lagi yang setia. Ingat, kesetiaan merupakan ukuran di dalam penghakiman (Mat 24:13). Semua murid Tuhan Yesus tidak ada yang tidak setia.
Di dunia ini banyak orang pintar, tetapi justru karena kepintaran mereka dunia ini menjadi kacau. Banyak orang pintar yang menjadi sombong. Banyak orang pintar yang hanya berteori tanpa praktek. Mengapa demikian? Karena mereka tidak mau dimuridkan, tidak mau diajar. Keengganan mereka untuk diajar adalah kesombongan dan pertumbuhannya tidak akan bertambah. Jika kita mau dipakai Tuhan, jangan berhenti belajar. Belajar dari pengalaman, belajar dari sesama dan belajar dari Tuhan.
Hidup di dunia ini penuh dengan warna. Sekarang tinggal bagaimana kita memandang dan menanggapinya. Bila kita meletakkan warnanya begitu saja, maka lembaran hidup kita menjadi berwarna tidak karuan. Coba bila kita menyusun warna-warna tersebut, maka warna itu akan menjadi pelangi yang indah dan menenangkan diri kita. Sama halnya dalam menjalani hidup di dunia. Dalam suatu sudut pandang, kita akan melihat dunia ini penuh dengan permasalahan, namun bila kita bisa lebih cerdik, maka semuanya itu tidak lain adalah tantangan yang menanti untuk kita mainkan. Bagaimana memandang sesuatu sangatlah penting.
Betapa tingginya nilai seorang Adam, karena dari padanyalah terlahir bangsa-bangsa. Oleh karena seorang Adam, maka seluruh dunia dipenuhi oleh manusia. Oleh manusia pula Allah menciptakan musim-musim dan batas-batas kediaman.
Semua itu ada bukan karena makhluk yang lain, melainkan ada karena manusia. Betapa berharganya manusia di hadapan Allah. Allah menyebut manusia sebagai biji mata-Nya (Ul 32:10). Barangsiapa berani menjamah manusia bagaikan menjamah biji mata Allah. Dan untuk itu Allah akan membalaskannya (Za 2:8,9). Paulus di hadapan orang-orang Atena memberitakan Kristus pokok iman kristiani, melalui pintu masuk religiositas asli Yunani. Dalam religiositas asli itu orang telah melakukan ibadah, dan penyembahan kepada Allah yang tidak dikenal. Allah yang tidak dikenal itulah yang diberitakan oleh Paulus. Semua manusia berdoa pada Allah, namun Firman Tuhan katakan bahwa banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Dari sedikit yang dipilih itu lebih sedikit lagi yang setia. Ingat, kesetiaan merupakan ukuran di dalam penghakiman (Mat 24:13). Semua murid Tuhan Yesus tidak ada yang tidak setia.
Di dunia ini banyak orang pintar, tetapi justru karena kepintaran mereka dunia ini menjadi kacau. Banyak orang pintar yang menjadi sombong. Banyak orang pintar yang hanya berteori tanpa praktek. Mengapa demikian? Karena mereka tidak mau dimuridkan, tidak mau diajar. Keengganan mereka untuk diajar adalah kesombongan dan pertumbuhannya tidak akan bertambah. Jika kita mau dipakai Tuhan, jangan berhenti belajar. Belajar dari pengalaman, belajar dari sesama dan belajar dari Tuhan.
Hidup di dunia ini penuh dengan warna. Sekarang tinggal bagaimana kita memandang dan menanggapinya. Bila kita meletakkan warnanya begitu saja, maka lembaran hidup kita menjadi berwarna tidak karuan. Coba bila kita menyusun warna-warna tersebut, maka warna itu akan menjadi pelangi yang indah dan menenangkan diri kita. Sama halnya dalam menjalani hidup di dunia. Dalam suatu sudut pandang, kita akan melihat dunia ini penuh dengan permasalahan, namun bila kita bisa lebih cerdik, maka semuanya itu tidak lain adalah tantangan yang menanti untuk kita mainkan. Bagaimana memandang sesuatu sangatlah penting.