Kamis, 16 September 2010

Penjelasan Epistel Minggu XVI Setelah Trinitatis, 19 September 2010


Jalan Allah
1 Yohanes 2 : 11 – 17
a.       Terang Dan Gelap – Kasih Dan Kebencian; “membenci saudaranya dalam arti: saudara kandung, saudara seiman dan sesama manusia. Walaupun Alkitab berbi cara tentang mengasihi sesama, namun dalam nas ini arti saudara disini adalah pengertian : saudara seiman. Membenci seorang saudara seiman bukanlah suatu hal yang remeh. Yohanes  mengulangi pemikiran ini dalam pasal-pasal berikut: “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia.” (3:15), dan: Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta” (4 : 20). Barang siapa membenci sauadara seimannya, ia melanggar perintah Allah, ia tidak mempunyai kebenaran, dan hidup dalam kegelapan rohani. Tatkala seseorang berada dalam kegelapan rohani, hidupnya menjadi tanpa makna dan tujuan hidupnya pun hilang. Berjalan dalam kegelapan sebenarnya tidak perlu terjadi, sebab terang Allah yang benar itu tersedia bagi setiap orang (Yoh. 1: 9). Kebencian menyebabkan seseorang menjadi buta, sehingga mereka tidak dapat mengarahkan hidupnya dengan benar apabila kebencian menguasainya. Sebaliknya kasih memungkinkan seseorang berjalan di dalam terang dan kebencian akan meninggalkan dia.
b.      Anak-anak : Anugerah Keselamatan. Di sini Yohanes berseru kepada pembacanya dalam bentuk puisi. IA menyapa pembacanya menurut kategori: anak-anak, bapa-bapa, dan orang-orang muda. Ketiga ayat ini sekurang-kurangnya menimbulkan dua pertanyaan;: pertama, mengapa Yohanes mengungkapkannya secara berulang-ulang? Kedua siapakah yang dimaksudkan Yohanes dengan anak-anak, bapa-bapa, dan orang-orang muda ? Banyak teori yang telah dikembangkan untuk menjawab hal ini, tetapi tidak ada suatu penjelasan yang sangat  memuaskan, demikian yang dikatakan F.F.Bruce. Penafsiran yang paling mungkin untuk anak-anak, bapa-bappa, dan orang-orang muda adalah bukan bebricara tentang tiga kelompok usia. Jikalau ia menyapa kelompok usia, urutan seharusnya adalah; anak-anak, orang-orang muda, bapa-bapa. Tetapi jika kita memgambil “anak-anak” dalam pengertian umum, maka Yohanes berseru kepada dua kelompok usia: bapa-bapa, dan orang-orang muda. Yohanes pertama-tama berbicara kepada semua pendengarnya dan kemudian kepada bapa-bapa dan orang-orang muda, yang mana pada masing-masing bagian Allah memberikan anugerah-anugerah yang luar biasa melalui Yesus Kristus. Anugerah  pertama; ditujukan kepada anak-anak secara umum, yaitu pengampuna dosa, “Sebab dpsamu telah diampuni”. Jikalau ada berita baik dari Yesus Kristus, itu adalah pengumuman bahwa dosa-dosa kita telah diampuni (band. Luk.24: 47; Kis. 13 : 38; Mark.2:5; Luk 7:48). Kita diampuni “oleh karena namaNya” Yohanes sengaja  memberi  tekanan pada istilah “nama”. Dosa-dosa diampuni oleh sebab nama Yesus; setiap orang yang percaya akan Yesus dan bertobat, akan menerima pengampunan dosa. Diampuni dalam Kristus berarti anda tidak boleh percaya pada kemampuan kebijaksanaan atau “kebaikan” anda sendiri untuk memperoleh keselamatan.
c.       Bapa-baoa: Pengenalan akan Allah. Yohanes dua kali menyapa bapa-bapa dalam jemaat (ay.13,14) dan memberi mereka berita yang sama, “Karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya.” Pengulangan ini menyingkapkan keseriusan dan seruan Yohanes, yaitu bapa-bapa tidak boleh untuk santai dalam proses pertumbuhan rohani mereka. Bapa-bapa harus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus; mereka melihat kepada bapa-bapa rohani mereka dan pada gilirannya mereka juga bertanggung-jawab untuk meneruskan terang Injil kepada generasi  yang berikut, yaitu orang-orang muda.
d.      Orang-orang muda: mengalahkan yang jahat. Yohans sedang berbicara kepada orang-orang muda dalam jemaat. Ia memuji mereka yang telah “mengalahkan yang jahat.” Ia mengulangi kata-kata yang sama dalam ayat berikutnya untuk memberi penekanan pentingnya kebenaran ini. Mereka telah menaklukkan yang jahat, yaitu setan. Mereka telah mengusir serangan Setan, tidak menuruti kelompok setan. Mereka menjadi milik Kristus yang tinggal dalam terangNya. Yohanes juga menambahkan “karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu,” tentu saja orang-orang muda kuat secara fisik, akan tetapi yang dimaksud Yohanes, bahwa mereka membuktikan kekuatan rohani mereka (Ef.6: 10). Mereka melawan setan, sebab mereka memiliki firman Allah yang hidup di dalam mereka ( 1: 10; 2:5; Yoh. 5: 38). Kepercayaan dan ketaatan kepada firman Allah akan membawa kita kepada kemenangan dan mengalahkan kuasa dan tipuan setan.
e.      Jangan Mengasihi Dunia. Kasih kepada dunia menghalangi kasih kepada Bapa (bnd. Yak.4:4). Yohanes mengajukan satu peringatan agar jangan mengasihi dunia. “janganlah kamu mengasihi dunia.....”. Kata “mengasihi” yang dipakai Yohanes adalah sama dengan istilah yang dipakainya dalam ayat 10 di mana ia berbicara tentang orang yang mengasihi saudaranya. Kasih yang ada dalam benaknya adalah jenis kasih sayang, persekutuan intim, kesetiaan. Itulah kasih yang Allah tuntut dalam hukum; “Kasihilah Tuhan Allahmu...dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Luk. 10:27).Yohanes mengarahkan peringatannya kepada mereka yang sudah percaya dan kini sedang memberikan perhatian berlebihan kepada dunia. Kata “dunia” (kosmos) dalam tulisan-tulisan Yohanes bukanlah berarti dunia secara umum, karena Allah mengasihi dunia yang Dia ciptakan ini (Yoh. 3:16), tetapi di sini berarti orang-orang yang tidak taat dan yang memusuhi Allah (bnd. 1 Yoh.4:4; Yoh. 15: 18-19). “Dunia” yang tidak diingini oleh Yohanes untuk dikasihi orang Kristen adalah sistem sekuler yang dikuasai oleh Iblis, dengan nilai-nilai dan dewa-dewa palsunya. The New English Bible mengungkapkan dengan tepat : “Do not set your hearts on the godless world.” (janganlah letakkan hatimu pada dunia yang tidak bertuhan). Jika kita mengaishi sistem ini, maka kita tidak dapat mengasihi Allah. Yesus berkata, “Tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.....kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat.6:24; Luk.16:13). “Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu,” Kalimat ini menggemakan perkataan Yakobus 4:4, “....persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah...” ingat Yohanes tidak menekankan orang Kristen harus memisahkan diri dari dan meninggalkan dunia ini, karena bukankah Tuhan Yesus sendiri adalah Juruselamat dunia (4 : 15); tetapi ia menekankan orang Kristen jangan me njadikan dirinya satu dengan dunia yang bengkok ini.
f.        Apa yang paling berbahaya dari dunia ? segala sesuatu! Alasan mengapa kasih akan dunia tida cocok dengan kasih akan Allah karena : “semua  yang ada di dalam dunia, bukanlah berasal dari Bapa melainkan dari dunia.” Ayat ini paralel dengan apa yang diungkapkan oleh Yakobus, “itu bukanlah hikmat yanbg datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusi, dari setan-setan.” (Yak.3:15). Yohanes merincikan tiga bahaya yang meliputi segi pengalaman manusia: 1) Keinginan daging. Kata “keinginan” dipakai secara kolektif mengacu kepada nafsu seksual dan ketamakan (Kel. 20: 17; Ul.5:21) dan keinginan ini akan melahirkan dosa (Yak. 4 : 2; Gal. 5: 16-17). 2). Keinginan mata, mengacu kepada nafsu akan apa yang dilihat mata karena mata adalah channel atau saluran untuk jiwa manusia. Tatkala orang dipikat oleh hawa nafsu, matanya berfungsi sebagai instrument yang mneyebabkan dia melanggar hukum Tuhan dan berdosa (bdn. Mat.5: 28). 3 ) Keangkuhan Hidup, mengacu kepada kesombongan dari apa yang dimiliki dan apa yang dilakukan (bnd. Yak 4: 16). Orang yang membual tentang perbuatannya dan barang-barangnya mengekspresikan “nafsu” untuk mendapatkan keuntungan status”. Semua ini bukanlah dari Bapa melainkan dari dunia. Yohanes menulis “Bapa” untuk mengingatkan bahwa kita adalah anak-anak adopsi Allah. Mereka adalah anak-anak dari Bapa dan tidak tergolong kepada dunia.
g.       Melakukan kehendak Allah. Dunia dan keinginannya adalah sementara dan akan lenyap, tetapi “ orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Kata “hidup” (menon) berarti “tetap tinggal”. Seorang yang hidup dan sifatnya dibentuk oleh ketaatan kepada kehendak Allah tidak akan dipengaruhi oleh kehendak dunia serta keinginannya. Jika kita mempertaruhkan nasib kita kepada dunia ini, kita akan menghadapi akhir yang sama dengan dunia ini, “sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.” ( 1 Kor. 7 : 31). Allah tidak meminta kita untuk menjauhi “:dunia”, tetapi Allah menginginkan kita untuk tidak menjadi orang yang “duniawi”- seroang yang meletakkan dirinya pada tujuan-tujuan yang duniawi dan pada cara-cara yang duniawi, tetapi menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan kita. Manusia duniawi akan menuju kepada kekecewaan; tetapi manusia Allah mempunyai kepastian kegembiaraan kekal. Melakukan kehendak Allah adalah dengan mencintai jalan-jalan Tuhan. AMIN.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...